Konsultasi Seputar Dunia Kerja dengan Career Expert

[mrsadelaide]

ikutan nanya ya @Hidden Content

saat ini saya sudah mendapatkan job impian saya dari kecil. Bagi saya gaji sudah mencukupi, tunjangan juga puji Tuhan lancar dan bagus. sayangnya makin ke sini saya merasa stuck, cuma jalan di tempat yang sama over and over again. Kasarnya saya senang dapat gajnya tapi tidak sesemangat ketika saya memulai pekerjaan seperti saat saya pertama masuk kerja.

Teman saya bilang saya sudah terlalu nyaman dengan posisi saya di kantor, jadinya begitu. Bahkan teman saya menyarankan saya untuk cuti atau berhenti kerja dan cari pekerjaan lain agar saya merasa "tertantang" lagi. Ini jadi dilemma karena satu sisi saya merasa teman saya ada benarnya, saya nyaman tapi saya stuck di situ saja tapi di sisi lain berat juga melepas pekerjaan karena gaji dan tunjangan yang saya dapatkan.

Tolong solusinya @Hidden Content ,sebaiknya apa yang harus saya lakukan.TIA ya

[rfmadina]

halo lagi @Hidden Content

Sekarang saya sedang menjalani bisnis yang bisa dikatakan lumayan, kalau dihitung-hitung, penghasilannya sama atau bahkan melebihi gaji sebagai karyawan konsultan arsitektur fresh graduate. Load kerja di konsultan sangat besar tapi tidak dihargai sebesar loadnya, bahkan kalau di Bandung, gajinya beda-beda tipis dengan UMR. Uang lembur kalau lemburpun kadang tidak dibayar. Background pendidikanpun tidak terlalu diperhitungkan.

Nah, saya sebenarnya udah nyaman banget dengan bisnis ini, tapi untuk jangka panjangnya, saya gak yakin seberapa lama bisnis ini akan terus jalan. Karena itu, saya ingin kerja kantoran juga sebetulnya untuk pendapatan yg lebih stabil dan rencana jangka panjang yg lebih jelas, tapi takut bisnisnya jadi ga selancar sekarang,

Any suggestion?

[towel_ly]

Ikut nanya juga ya @Hidden Content

Apa yg harus kita lakuin kalau secara tidak sengaja kita mendengar kita diomongin ditertawakan lingkungan kantor.
Dan yg memulai pembicaraan sampai kita ditertawakan itu orang yg kita anggap teman. Dan dengan lingkungan kantor jg sepertinya tidak pernah slack ada masalah sebelumnya.

Waktu kejadian kedengeran tidak sengaja itu, saya cuma diam shock nggak nyangka kayak gitu komentar ke saya ternyata..
Cuma kok rasanya sakit hati ya, pas interaksi berikutnya dengan mereka...

Ada saran untuk saya di lingkungan kerja seperti ini?

Makasih sebelumnya Hidden Content

[amelietta]

Halo semua,

Hari ini ada lagi ya LIVE CHAT dengan @Hidden Content Hidden Content Yuk, silakan konsultasi

[Experd]

Halo FD-ers!
Saya Nisa dari EXPERD, kembali lagi untuk berdiskusi bersama teman-teman semua. Saya jawab satu-persatu ya. Hidden Content

[medinadinda]

Hi Experd, Aku mau nanya.
Saya bekerja sebagai field engineer, Dan satu2nya perempuan di divisi. Sudah setahun ini saya ngerasa susah untuk bergaul dengan engineer2 cowo yang lain. Saya pun tidak bisa seenaknya hang out dengan mereka karena saya sudah punya pacar. Namun saya merasa ini menjadi halangan saya untuk jadi professional engineer karena disisi lain cowo2 ngerasa ke "threat" dengan hadirnya cewe sebagai engineer. Boleh minta saran on how to survive and gain respect as a woman working in a man's world.
Thank you so much Hidden Content

Sent from my SM-N900 using Tapatalk

[Experd]

Hmmm pas banget moment nya. Mau nanya

1. Kira-kira apa yang salah ya kalo misal dapat tawaran interview lumayan banyak tapi belum ada yang nyantol? Nah apakah di indonesia, jalur interview menggunakan telepon itu lumrah? Bisa kasih tips kah untuk lebih mantap dalam interview telepon dan scoring to the next level?

2. kenapa meskipun lamar2 ke perusahaan melalui orang dalam, tidak ada follow up dari mereka? Temen aku ngalamin ini. Dia direfer oleh banyak temen2 nya di kantor mereka dan mereka emang positif kalo kantor nya lagi butuh orang. Herannya tak ada satupun follow up dari perusahaan2 tersebut. Padahal background & experience temen gw ini bagus, pengalaman luar negeri semua dan di perusahaan bonafit. Memutuskan untuk cari yang baru karena sudah ga sanggup dengan culture perusahaannya. As u know, not all big billion companies have good culture.

3. gimana menyikapi kolega yang sirik dengan kita, apabila umur kita mengabdi di perusahaan emang lebih muda, tapi memiliki karir dan promosi yang lebih baik? Kecenderungannya adalah si kolega selalu jadi nyuri2 kerjaan kita, ntah mungkin tujuannya untuk pembuktian diri ke bos kalo dia juga sanggup. Tapi efeknya buruk, soalnya kerjaan jadi dikerjakan double, dan berhubung bukan client nya si kolega, hasil yang diberikan ke client juga kurang, dan client juga jadi bingung refer kemana untuk case mereka, karena aksi si kolega ini. Ini menurutku sindrom aneh sih, seumur hidup baru itu pernah ngalamin kolega yg suka ngerjain kerjaan diam-diam. So, gimana nyikapinya? Terutama kalo manajemen kantor ga bagus. Dilaporin ke bos, bos nya ga tegas nyikapi

TIA

Halo @Hidden Content ,
Sebelumnya terima kasih sudah bertanya. saya coba jawab satu-persatu ya Hidden Content

1. Phone interview atau interview melalui telepon masih cukup sering digunakan di Indonesia. Umumnya digunakan apabila lokasi interviewer dan interviewee cukup jauh dan tidak memungkinkan untuk interview langsung tatap muka. Untuk tips-tips nya, mungkin tips-tips dibawah ini bisa membantu Tia:
- Bersiaplah untuk interview. Walaupun melalui telepon, phone interview tetaplah interview. Itu artinya Anda harus mempersiapkan diri untuk interview layaknya interview langsung tatap muka. Make sure waktu interview, sehingga Anda bisa lebih mempersiapkan diri. Beristirahatlah dengan cukup dan minumlah, agar suara Anda tetap terdengar jelas pada saat interview. Persiapkan notes dan alat tulis, in case ada sesuatu yang perlu dicatat saat berlangsungnya interview. Lalu pastikan Anda mencari tahu terlebih dahulu mengenai perusahaan, posisi yang Anda lamar, bahkan persiapkan jawaban-jawaban untuk pertanyaan umum yang sering muncul ketika interview.
- Fokuslah pada saat interview. Pastikan bahwa selama berlansungnya phone interview tidak ada gangguan dari luar. Carilah tempat-tempat yang tenang sehingga Anda dapat fokus.
- Saat interview berlangsung, perhatikan kualitas suara Anda, seperti artikulasi, intonasi, dan volume suara. Pastikan suara Anda dapat terdengar jelas oleh interviewer. Selain itu, usahakan senyum ketika berbicara. Sekalipun interviewer tidak dapat melihat Anda tersenyum, interviewer dapat mendengar dan merasakannya dari bagaimana cara bicara dan intonasi suara Anda.
- Saat berlangsungnya interview, seperti layaknya interview secara tatap muka, sebaiknya dengarkan pertanyaan dari interviewer terlebih dahulu dan usahakan untuk tidak menyela interviewer saat ia berbicara.
- Jangan lupa untuk menanyakan pada interviewer mengenai proses selanjutnya, serta nomor telepon dan email yang dapat dihubungi.
- Setelah interview berakhir, usahakan untuk mengirimkan email atau text yang berisikan ucapan terima kasih atas phone interview yang baru saja dilakukan.
- Oh iya...! Jika Anda memiliki website atau jejaring sosial seperti LinkedIn, arahkan interviewer untuk melihat profile Anda. Ini berguna untuk personal branding Anda sendiri. Hidden Content

2. Ketika Anda melamar ke suatu pekerjaan, sebaiknya Anda melihat terlebih dahulu kualifikasi yang dibutuhkan. Walaupun informasi yang Anda dapatkan adalah perusahaan sedang membutuhkan suatu posisi tertentu, pastinya ada kualifikasi-kualifikasi tertentu yang dibutuhkan untuk menempati posisi tersebut dan pastikan bahwa Anda memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. Perusahaan pastinya juga memiliki pertimbangan untuk menentukan apakah kandidat akan diterima atau ditolak. Hal ini bisa dilihat dari skill (baik hardskill maupun softskill), attitude, atau bahkan compensation & benefit yang diharapkan dari kandidat yang bersangkutan. FYI, kegagalan dalam proses seleksi tidak melulu hanya karenba tidak memenuhi kualifikasi loh...mungkin saja teman Anda tergolong over-qualified. Hidden Content

3. Jika Anda bertemu dengan rekan seperti ini, mungkin Anda bisa mencoba membicarakan baik-baik dengan orang yang bersangkutan perihal alasan dari tindakannya tersebut. Akan lebih baik apabila ada pihak netral yang dapat menengahi dan menjadi jembatan antara Anda dan rekan Anda, contohnya atasan langsung Anda. Selain itu, Anda juga bisa menegaskan kembali kepada klien Anda bahwa Anda-lah orang yang bertanggung jawab atas pekerjaan/proyek dari klien Anda, sehingga jika klien Anda membutuhkan sesuatu, Anda-lah yang yang akan langsung dihubungi. Sebisa mungkin Anda tetap memberikan kinerja terbaik tanpa menghiraukan hal-hal negatif disekeliling Anda. Hidden Content

Semoga jawaban-jawaban saya dapat menjawab pertanyaan Tia ya... Hidden Content

[Experd]

oh ya, dalam proses seleksi administrasi, sudah beberapa kali aplikasi saya saya di salah satu website lowongan pekerjaan ditolak dan diberikan label not suitable.
padahal saya memenuhi persyaratan background akademik, nilai, jurusan, dan masuk dalam range gaji yang ditawarkan. saya sudah bergelar s2 di PTN negeri akreditasi A dengan nilai mendekati cumlaude. mereka membuka lowongan untuk minimal s1 dan memberikan kesempatan untuk fresh graduate.

apakah jika kita melampaui persyaratan maka bisa perusahaan menganggap kita not suitable for the job?
i really dont get the point dimananya saya ngga suitable padahal kriteria di bawah kemampuan saya.

---

satu lagi, separah apakah sampai perusahaan tidak meloloskan tes kesehatan seseorang? atau perusahaan mencari kandidat yang lebih fit, meskipun bukan pekerjaan lapangan?

saya ada pengalaman tidak diloloskan perusahaan BUMN di tahap MCU dan yang dipilih adalah kandidat laki2. I thought something's wrong with my health sampai-sampai tidak lolos di tahap tsb dan tidak ada penjelasan juga gagalnya kenapa (kalau memang saya gagal di tes kesehatannya)

Halo @Hidden Content ,
Thanks loh untuk pertanyaannya Hidden Content

Untuk online application by website, kalau auto-reject, dikembalikan lagi ke sistem-nya. Sistem itu cukup strict dengan kualifikasi yang dituliskan oleh employer. Jadi kalau memang sudah tidak sesuai, baik kurang memenuhi kualifikasi atau over-qualified, akan langsung auto-reject. Sedangkan kalau di-reject secara manual, bisa saja perusahaan memiliki pertimbangan sendiri; seperti adanya skill-skill khusus (lebih detail) yang memang tidak dicantumkan di job ads., atau pekerjaan yang ditawarkan terlalu sederhana dan bahkan lulusan S1 pun sudah cukup memenuhi kriteria yang diminta. (ini sih pengalaman saja ya... hehe.. terkadang memang merasa kasihan kepada kandidatnya kalau kandidatnya over-qualified)

Perihal medical check-up, jika dilihat dari case Anda, ketika Anda gagal disini bukan berarti ada masalah dengan kesehatan Anda. Perusahaan biasanya selalu memiliki beberapa kandidat sebelum hiring, dan ketika di-hire tentunya yang terbaik lah yang dipilih (apalagi BUMN...). Mungkin saja dengan segala pertimbangan yang ada, akhirnya mereka memutuskan kandidat tersebut, bukan Anda ataupun kandidat lainnya yang tidak Anda ketahui.

Jangan menyerah! Tuhan sudah menyiapkan rejeki Anda di tempat yang lebih baik. hehe.. Hidden Content

[Experd]

Hai Experd! Aku mau tanya; sebenarnya tidak apakah kalau kita mengirim email ke perusahaan untuk follow up application? Saya baru menjalani tes di satu perusahaan kurang lebih 2 minggu lalu dan mereka mengatakan bahwa baik diterima atau tdk akan diberi kabar dlm 1-2 minggu, tp nyatanya tdk ada kabar. Saya baca di bbrp forum ada yg mengatakan tidak usah krn jika perusahaan benar berminat dia yg akan menghubungi dan justru dgn mengirim email follow up akan merepotkan. Baiknya bagaimana ya Experd? Thank you

Aloha @Hidden Content !
Thanks for asking and sorry if it took so long for me to answer ya... Hidden Content

Bertanya mengenai kelanjutan proses seleksi itu merupakan hal yang lumrah. Terlebih lagi apabila perusahaan terkait memang sudah menjanjikan akan memberikan kabar dalam waktu 1-2 minggu.

FYI, memang kandidat yang di-handle oleh tim rekrutmen biasanya sangat buanyaaak, sehingga mungkin agak memberatkan apabila mereka harus menginformasikan satu persatu, ya walaupun itu merupakan kewajiban mereka karena sebelumnya telah memberikan janji tersebut. Sharing saja, saya juga beberapa kali missed untuk menghubungi kandidat untuk menyatakan bahwa kandidat tersebut gagal. Saya tidak keberatan apabila dihubungi oleh kandidat yang bersangkutan, dan saya akan menginformasi apa adanya mengenai hasil seleksinya. Hidden Content

So, jangan ragu untuk bertanya mengenai hasil seleksi-nya ya... Hidden Content

[Experd]

Hello, Mbak Nisa dari EXPERD.

Mau tanya, apakah ada peraturan tenaker di Indonesia ini tentang boleh/nggak boleh-nya karyawan pindah ke perusahaan kompetitor?
Beberapa tahun lalu aku sempat pindah ke company yang jelas2 ngelarang karyawannya resign untuk pindah ke perusahaan kompetitor at least 1 tahun setelah resign. Kalo nekat pindah, karyawan bisa dituntut minimal 1th gaji. Parahnya, definisi 'kompetitor' atau bukan itu ditentukan oleh company itu sendiri. Padahal aku pun masuk ke company tsb dari perusahaan kompetitor (aka dibajak :P), untungnya sekarang udah cabut meski masih tetep ngikutin aturan nggak boleh pindah ke perusahaan kompetitor.

Isn't it a bit unfair bagi karyawan karena sangat membatasi dalam mencari karir baru? It's not like we're going to disclose any confidential data to the new company juga, but we only take the knowledge and experience with us... Toh biasanya recruiter kan lebih cari kandidat dengan latar belakang/pengalaman kerja yang semirip mungkin dengan hiring company.
Bisakah kita say NO ke company untuk aturan ini?

Halo @Hidden Content ... terima kasih atas pertanyaanmu yang luar biasa. Hidden Content

Betul sekali, biasanya memang recruiter akan lebih mengutamakan kandidat dengan latar belakang pekerjaan yang mirip-mirip. Sebenarnya tidak ada dalam peraturan pemerintah yang melarang pekerja untuk pindah ke perusahaan saingan (competitor). Akan tetapi Anda perlu melihat kembali pada perjanjian kerja Anda atau kesepakatan-kesepakatan lainnya yang dibuat antara Anda dan perusahaan, contohnya Confidentiality Agreement, dan sebagainya. Bacalah baik-baik apakah ada klausul yang menyatakan bahwa Anda tidak diperbolehkan untuk pindah ke competitor atau tidak. Jika memang terdapat klausul yang telah mengatur hal tersebut dan Anda telah menandatangani perjanjian atau kesepakatan tersebut, maka Anda dianggap telah menyetujuinya. Itu artinya Anda tidak dapat memperkarakan masalah tersebut.

Akan tetapi, selama tidak ada perjanjian atau kesepakatan antara Anda dan perusahaan mengenai hal tersebut, Anda bisa saja menolak dan bahkan memperkarakan apabila perusahaan menuntut 'ganti rugi', karena tidak ada alasan atau aturan yang jelas yang telah disepakati kedua belah pihak. Yah... Intinya sih, sebaiknya sebelum Anda menandatangani perjanjian kerja dengan perusahaan (yang baru nantinya), bacalah dengan teliti dan pahami setiap klausul yang ada. Hidden Content

- - - Updated - - -

@expert trimakasih untuk jawabanya.. Nah bisa beri reverwnsi dimana sya bisa blajar itu smua.. Trutama mendapatakan deal terbaik untuk sebuah penawaran

Hello @Hidden Content ,

Anda dapat bertanya dari senior-senior Anda di kantor dan atasan Anda untuk mempelajari itu semua. Anda juga bisa membaca dari internet tips & trik untuk bernegosiasi.

Apabila Anda dan tim membutuhkan vendor untuk memberikan training mengenai negotiation skill, EXPERD Consultant pun bisa membantu tim Anda untuk memberikan training. Hidden Content

[Experd]

ikutan nanya ya @Hidden Content

saat ini saya sudah mendapatkan job impian saya dari kecil. Bagi saya gaji sudah mencukupi, tunjangan juga puji Tuhan lancar dan bagus. sayangnya makin ke sini saya merasa stuck, cuma jalan di tempat yang sama over and over again. Kasarnya saya senang dapat gajnya tapi tidak sesemangat ketika saya memulai pekerjaan seperti saat saya pertama masuk kerja.

Teman saya bilang saya sudah terlalu nyaman dengan posisi saya di kantor, jadinya begitu. Bahkan teman saya menyarankan saya untuk cuti atau berhenti kerja dan cari pekerjaan lain agar saya merasa "tertantang" lagi. Ini jadi dilemma karena satu sisi saya merasa teman saya ada benarnya, saya nyaman tapi saya stuck di situ saja tapi di sisi lain berat juga melepas pekerjaan karena gaji dan tunjangan yang saya dapatkan.

Tolong solusinya @Hidden Content ,sebaiknya apa yang harus saya lakukan.TIA ya

Heyyaaa, @Hidden Content ...
thank you so much for the question! Hidden Content

Kalau saya baca sekilas dari cerita Anda, yes, mungkin Anda tengah terlena dengan zona nyaman Anda (terutama dari segi pendapatan dan benefit yang Anda dapatkan). Berusaha untuk keluar dari zona nyaman, tidak melulu harus dengan berhenti kerja. Rutinitas Anda saat ini membuat Anda merasa bosan, sehingga Anda membutuhkan variasi dan tantangan baru dalam pekerjaan Anda. Karena itu, konsultasikan dengan atasan Anda mengenai pengembangan diri Anda, seperti dengan memberikan proyek-proyek yang menantang untuk Anda atau rotasi ke bagian lain. Apabila memang tidak tersedia, Anda pun dapan mencari variasi baru dalam pekerjaan Anda; bisa dengan mengubah cara kerja Anda yang selama ini dilakukan dengan cara-cara baru yang berbeda yang sekiranya dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Misalnya untuk mencapai goal D, selama ini Anda melakukan A > B > C > D. Anda bisa mencari jalan lain, contohnya mencoba dari G > F > E > D, tentunya tanpa melewatkan hal-hal penting yang seharusnya dilakukan (terutama jika itu harus berhubungan dengan pihak/bagian lain). Sebenarnya banyak hal lainnya yang dapat Anda lakukan untuk menghindari kebosanan itu. Start to think outside the box. Hidden Content

[nacl]

ikutan nanya ya,

Hai @Hidden Content , saya sudah bekerja sejak tahun lalu sebagai engineer, bisa dibilang baru 9 bulan di perusahaan baru cabang dari negara lain. Jadi singkat cerita, saya ingin resign mengingat ketidakjelasan status karyawan saya, karena sejak awal direkrut, saya dapat confirmation letter dari Malaysia, stlh 3 bln dijanjikan kenaikan gaji, tapi sampai sekarang tidak ada kenaikan tetapi malah pemotongan salary saya untuk tax dan bpjs. Awalnya saya pikir (mungkin karyawan lain jg) bahwa salary yg kami dapat ini "take home pay", tetapi pada kenyataannya tidak. Karena masih perusahaan baru, customer jg belum banyak, dan saya berpikir untuk ke depan mengenai kenaikan salary dan tunjangan sepertinya akan susah.
Mohon pendapatnya, sebaiknya apa yang harus saya lakukan?

[Jolienature]

Hai Experd,sy seorang ibu berusia 26 th.latar belakang pendidikan Hukum,punya pengalaman kerja 2thn di firma hukum dan Corporate.saat ini sy sedang tdk bekerja dan ingin melanjutkan S2 hukum bisnis krn sy merasa sulit mendapat pekerjaan skg setelah vakum 1,5th krn menikah.dan jg sy ingin setelah lulus S2 sy bs mendapatkan pekerjaan dgn jabatan yg lbh tinggi dan gaji yg lbh besar krn sebelumnya sy sdh prnah bekerja.Bagaimana menurut pendapat anda,mohon sarannya juga.Tks

[ajigile]

hai saya juga ingin berpartisipasi.

saya sudah bekerja di suatu perusahaan selama 4 tahun, akhir2 ini banyak berita miring mengenai atasan saya, dan dari saya sendiri juga menilai itu salah. namun saya hanyalah artist, sedangkan atasan yang saya maksud adalah sutradara, dan assisten sutradara. . saya sangat nyaman dengan rekan kerja saya, tim dan temen seruangan. haruskah saya tutup mata dan bekerja tanpa memperdulikan bagaimana pun tingkah sutradara? karena saya masih memiliki atasan yaitu lead dan art director dimana keduanya bawahan sutradara. haruskah saya cuek? meskipun itu mempengaruhi kualitas film yang dibuat perusahaan?

satu lagi, di perusahaan saya gaji besar dan kecil ditentukan oleh skill artist, normalkan jika dalam setahun gaji tidak naik karena skillnya pas2an? tidakkah perusahaan memikirkan kost2an yang setiap tahun naik? hehhe

[Experd]

Halo...
Nisa dari EXPERD Consultant kembali ke FemaleDaily untuk diskusi ringan dengan teman-teman semua. Saya usahakan jawab satu per satu ya... Hidden Content