Konsultasi Seputar Dunia Kerja dengan Career Expert

[amelietta]

Dear FD-ers,

Dunia kerja memang banyak lika-likunya.. mulai dari trik suskes untuk interview kerja, cara untuk mendapatkan promosi, negosiasi gaji, persaingan kantor, politik kantor dan sebagainya.

Nah, karena topik soal dunia kerja ini menarik banget, kita hadirkan Career Expert khusus untuk FD-ers konsultasi soal dunia kerja! Hidden Content

Di thread ini kita kedatangan konsultan karir dari Hidden Content , EXPERD (berasal dari kata EXecutive PERformance Development) adalah konsultan HRD terkemuka yang sudah berpengalaman selama bertahun-tahun. dengan klien-klien dari beragam industri seperti PT. Bank Indonesia , PT Bank Mandiri (Persero) Tbk , Conocophillips Indonesia, PT Elnusa Tbk, PT. Astra Honda Motor dan lainnya. Jadi EXPERD ini konsultan berkredibel, profesional dan berpengalaman.

Yuk, silakan konsultasi seputar dunia kerja dengan @Hidden Content Hidden Content

[Gie_Dazzling]

Waah seru nih ada live chat dunia kerja....hhmm, ak.boleh mulai duluan tanya yaa....

Bagaimana caranya menolak offering baik yang baru dikirim ataupun sdh dittd? Apakah hal tsb diperbolehkan? Dan apakah akan ada image buruk dikedepannya?

Many thanks Hidden Content

[fiaindriokusumo]

hai mau tanya dong, berapa lama sih minimal kita perlu bekerja di suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk pindah, agar kita nggak disebut si kutu loncat? Makasih

[rfmadina]

Hai @Hidden Content , mau tanya, saat interview seberapa jujurkah jawaban yang harus kita berikan? karena kebanyakan interview tidak mencari jawaban jujur, dan hanya menyenangi jawaban "asal interviewer senang".
misalnya, jika ditanya apakah bersedia lembur? apakah bersedia masuk di akhir minggu, dsb.

saya biasanya akan jawab tidak mau, karena saya orang yang tidak menunda pekerjaan di akhir waktu (untuk pertanyaan lembur). apakah jawaban tsb salah? karena memang faktanya begitu. Apa saya harus berbohong dan bilang saya bersedia?

[Experd]

Hi ladies!
Perkenalkan saya Nisa dari EXPERD Consultant. Senang banget bisa chit chat dengan teman-teman semua di forum ini. Many thanks to Female Daily for the opportunity...it's such an honor to be here. Hidden Content

[chic_me]

Hmmm pas banget moment nya. Mau nanya

1. Kira-kira apa yang salah ya kalo misal dapat tawaran interview lumayan banyak tapi belum ada yang nyantol? Nah apakah di indonesia, jalur interview menggunakan telepon itu lumrah? Bisa kasih tips kah untuk lebih mantap dalam interview telepon dan scoring to the next level?

2. kenapa meskipun lamar2 ke perusahaan melalui orang dalam, tidak ada follow up dari mereka? Temen aku ngalamin ini. Dia direfer oleh banyak temen2 nya di kantor mereka dan mereka emang positif kalo kantor nya lagi butuh orang. Herannya tak ada satupun follow up dari perusahaan2 tersebut. Padahal background & experience temen gw ini bagus, pengalaman luar negeri semua dan di perusahaan bonafit. Memutuskan untuk cari yang baru karena sudah ga sanggup dengan culture perusahaannya. As u know, not all big billion companies have good culture.

3. gimana menyikapi kolega yang sirik dengan kita, apabila umur kita mengabdi di perusahaan emang lebih muda, tapi memiliki karir dan promosi yang lebih baik? Kecenderungannya adalah si kolega selalu jadi nyuri2 kerjaan kita, ntah mungkin tujuannya untuk pembuktian diri ke bos kalo dia juga sanggup. Tapi efeknya buruk, soalnya kerjaan jadi dikerjakan double, dan berhubung bukan client nya si kolega, hasil yang diberikan ke client juga kurang, dan client juga jadi bingung refer kemana untuk case mereka, karena aksi si kolega ini. Ini menurutku sindrom aneh sih, seumur hidup baru itu pernah ngalamin kolega yg suka ngerjain kerjaan diam-diam. So, gimana nyikapinya? Terutama kalo manajemen kantor ga bagus. Dilaporin ke bos, bos nya ga tegas nyikapi

TIA

[new_artemis]

bagaimana memanage karir kita, saat ini sya seorang staff purchasing yang lebih tepatnya seperti adminnya, jobdesk menerima invoice masuk dan memonitoring sejauhmana posisi barang2 yang di pesan dan yg akan di suply,

apa saja yg saya butuhkan untuk menjadi seorang purchaser, mengingat saya ingin sekali pindah dan menjajaki dan menekuni profesi ini.

trims

[Experd]

Waah seru nih ada live chat dunia kerja....hhmm, ak.boleh mulai duluan tanya yaa....

Bagaimana caranya menolak offering baik yang baru dikirim ataupun sdh dittd? Apakah hal tsb diperbolehkan? Dan apakah akan ada image buruk dikedepannya?

Many thanks Hidden Content

Dearest @Hidden Content ,
Sebelumnya terima kasih ya atas pertanyaannya...
Perihal offering letter ini tergantung kondisinya, apakah sudah ditandatangani atau belum. Jika belum ditandatangani, maka belum ada kesepakatan dari kedua belah pihak dan tidak ada kekuatan hukum. Sehingga hal tersebut boleh saja dilakukan. Berbeda hal-nya jika offering letter ini sudah ditandatangani, baik oleh pemberi kerja (perusahaan) dan pelamar kerja. Dengan dibubuhkannya tanda tangan tersebut, itu artinya sudah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, sehingga bersifat mengikat. Secara hukum ketenagakerjaan, Offering Letter memang belum menandakan bahwa sudah terciptanya hubungan ketenagakerjaan, karena itu biasanya offering letter akan segera disusulkan dengan Perjanjian Kerja. Jika sudah demikian, umumnya perusahaan akan memberikan konsekuensi apabila pelamar membatalkan secara sepihak, contohnya bisa dengan penalti (konsekuensinya kembali lagi merujuk pada perjanjian kerja-nya).

Perihal "image", ya, pastinya akan ada image yang tercipta, terutama di perusahaan tersebut. Saran nih... sebaiknya jika memang sudah menandatangani sebuah perjanjian, kita tetap commit untuk menjalaninya, dear...

[rfmadina]

oh ya, dalam proses seleksi administrasi, sudah beberapa kali aplikasi saya saya di salah satu website lowongan pekerjaan ditolak dan diberikan label not suitable.
padahal saya memenuhi persyaratan background akademik, nilai, jurusan, dan masuk dalam range gaji yang ditawarkan. saya sudah bergelar s2 di PTN negeri akreditasi A dengan nilai mendekati cumlaude. mereka membuka lowongan untuk minimal s1 dan memberikan kesempatan untuk fresh graduate.

apakah jika kita melampaui persyaratan maka bisa perusahaan menganggap kita not suitable for the job?
i really dont get the point dimananya saya ngga suitable padahal kriteria di bawah kemampuan saya.

---

satu lagi, separah apakah sampai perusahaan tidak meloloskan tes kesehatan seseorang? atau perusahaan mencari kandidat yang lebih fit, meskipun bukan pekerjaan lapangan?

saya ada pengalaman tidak diloloskan perusahaan BUMN di tahap MCU dan yang dipilih adalah kandidat laki2. I thought something's wrong with my health sampai-sampai tidak lolos di tahap tsb dan tidak ada penjelasan juga gagalnya kenapa (kalau memang saya gagal di tes kesehatannya)

[Experd]

hai mau tanya dong, berapa lama sih minimal kita perlu bekerja di suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk pindah, agar kita nggak disebut si kutu loncat? Makasih

Hai juga dear @Hidden Content ,
thanks ya untuk pertanyaannya...
Untuk masa kerja, sebenarnya tidak ada minimal baku-nya. Berdasarkan pengalaman saya pribadi, saya akan mempertimbangkan beberapa hal ketika melihat masa kerja kandidat. Misalnya, jika kandidat tersebut masih entry level atau baru pertama bekerja, saya cenderung memberikan toleransi yang lebih tinggi, pengalaman baru satu tahun pun tidak apa-apa selama masih diperusahaan yang sama. Akan tetapi jika dalam satu tahun sudah di banyak perusahaan, itu yang akan dianggap seperti kutu loncat.

Secara umum 2 tahun di perusahaan yang sama sudah dianggap cukup dan bukan kutu loncat. Tapi untuk posisi managerial, tentunya as recruiter saya harap kandidat memiliki pengalaman yang cukup lama dan setidaknya 4-5 tahun di perusahaan sebelumnya.

[nadiashifa]

Hai Experd! Aku mau tanya; sebenarnya tidak apakah kalau kita mengirim email ke perusahaan untuk follow up application? Saya baru menjalani tes di satu perusahaan kurang lebih 2 minggu lalu dan mereka mengatakan bahwa baik diterima atau tdk akan diberi kabar dlm 1-2 minggu, tp nyatanya tdk ada kabar. Saya baca di bbrp forum ada yg mengatakan tidak usah krn jika perusahaan benar berminat dia yg akan menghubungi dan justru dgn mengirim email follow up akan merepotkan. Baiknya bagaimana ya Experd? Thank you

[Experd]

Hai @Hidden Content , mau tanya, saat interview seberapa jujurkah jawaban yang harus kita berikan? karena kebanyakan interview tidak mencari jawaban jujur, dan hanya menyenangi jawaban "asal interviewer senang".
misalnya, jika ditanya apakah bersedia lembur? apakah bersedia masuk di akhir minggu, dsb.

saya biasanya akan jawab tidak mau, karena saya orang yang tidak menunda pekerjaan di akhir waktu (untuk pertanyaan lembur). apakah jawaban tsb salah? karena memang faktanya begitu. Apa saya harus berbohong dan bilang saya bersedia?

Dear @Hidden Content ,
Jawaban yang jujur itu yang sebenarnya diharapkan oleh interviewer, dengan begitu interviewer dapat menilai apakah kandidat sesuai dengan yang diharapkan. Our job is to hire the right person in the right place at the right time. Hidden Content

Jawaban yang diberikan oleh Mba @Hidden Content gak salah kok, jika memang begitu keadaannya. Berdasar pengalaman as recruiter, saya tidak jarang menjumpai kandidat yang memiliki "term & condition" tersendiri, dan hal itu akan menjadi catatan tersendiri bagi saya dan user (yang nantinya menjadi atasan langsung). Misalnya qualified kandidat yang tidak mau lembur karena urusan keluarga, itu artinya jika kami ingin hire kandidat dengan t&c tersebut, kita sudah bisa memprediksi bahwa akan sulit untuk mengharapkan dia kerja lembur.

Just be yourself... Hidden Content

[lalalalucki]

Hello, Mbak Nisa dari EXPERD.

Mau tanya, apakah ada peraturan tenaker di Indonesia ini tentang boleh/nggak boleh-nya karyawan pindah ke perusahaan kompetitor?
Beberapa tahun lalu aku sempat pindah ke company yang jelas2 ngelarang karyawannya resign untuk pindah ke perusahaan kompetitor at least 1 tahun setelah resign. Kalo nekat pindah, karyawan bisa dituntut minimal 1th gaji. Parahnya, definisi 'kompetitor' atau bukan itu ditentukan oleh company itu sendiri. Padahal aku pun masuk ke company tsb dari perusahaan kompetitor (aka dibajak :P), untungnya sekarang udah cabut meski masih tetep ngikutin aturan nggak boleh pindah ke perusahaan kompetitor.

Isn't it a bit unfair bagi karyawan karena sangat membatasi dalam mencari karir baru? It's not like we're going to disclose any confidential data to the new company juga, but we only take the knowledge and experience with us... Toh biasanya recruiter kan lebih cari kandidat dengan latar belakang/pengalaman kerja yang semirip mungkin dengan hiring company.
Bisakah kita say NO ke company untuk aturan ini?

[Experd]

bagaimana memanage karir kita, saat ini sya seorang staff purchasing yang lebih tepatnya seperti adminnya, jobdesk menerima invoice masuk dan memonitoring sejauhmana posisi barang2 yang di pesan dan yg akan di suply,

apa saja yg saya butuhkan untuk menjadi seorang purchaser, mengingat saya ingin sekali pindah dan menjajaki dan menekuni profesi ini.

trims

Hello hello @Hidden Content ...
Thanks before for the question.
Jika kamu sangat berminat untuk menekuni bidang ini, sebaiknya kamu mulai mencari tahu apa saja yang dibutuhkan agar bisa "bersinar" dibidang ini. Kamu bisa memulai dengan bertanya pada atasan langsung kamu atau senior kamu mengenai seluk beluk pekerjaan kamu, tidak hanya jobdesc tapi juga apa ekspektasi yang diharapkan dari seorang purchaser, main goal dari pekerjaan kamu, dan apa saja yang bisa dilakukan untuk bisa terus menggali potensi kamu dan mengembangkan kemampuan kamu dibidang ini.

Sekilas yang saya tahu tentang purchasing, yang harus diperdalam yaitu pengetahuan dan kemampuan akan supply management, vendor management, strategi purchasing, negosiasi harga, dan lainnya (tergantung kebutuhan dan kualifikasi masing-masing perusahaan). Semoga sukses! Hidden Content

[amelietta]

Hai semuanya!

Hari ini ada lagi ya LIVE CHAT dengan @Hidden Content ^_^ untuk hari ini kita akan membahas topik comfort zone dalam dunia kerja.

Memang ya kalau sudah merasa stabil pada suatu posisi, kita cendrung merasa nyaman, apa yang kita mau dan butuhkan sudah ada..

Tapi benarkah comfort zone di dunia kerja itu sebenarnya baik? are we really safe and comfort enough?

Nah, yuk daripada bingung, kita disuksikan saja dengan Tim @Hidden Content !^_^