Chit Chat Seputar Wealth Management Bersama DBS

Dear @Hidden Content ,

Sebenarnya tidak ada waktu pasti kapan untuk menaikkan dana investasi, sesuai pepatah lebih cepat lebih baik karena berarti jumlah investasi makin besar sehingga target makin cepat tercapai. Untuk apakah perlu SD atau SMP perlu post reksadana berbeda memang tidak harus, tapi ada baiknya memang dibedakan sehingga alokasi yang satu tidak mengganggu yang lain. Sedangkan untuk post yang berbeda bisa mengalokasikan ke jenis reksadana yang lain seperti reksadana saham.

[bluepanda]

Pak Mus, sebenernya lebih efektif yang mana ya buat menabung jangka panjang, tabungan biasa, investasi atao LM.. Saya belum bekeluarga, pengen menabung jangka panjang yang minim resiko.

[adiesty]

- - - Updated - - -

Selamat siang juga Ibu @Hidden Content ,

Selamat yaa @Hidden Content dari jauh-jauh hari sudah menyadari penting investasi untuk kebutuhan masa depan. Reksadana sebenarnya terdiri dari berbagai macam jenis seperti reksadana saham, campuran, pendapatan tetap yang bisa @Hidden Content sesuaikan dengan kebutuhan investasi Ibu sendiri. Investasi dalam logam mulia bisa menjadi salah satu alternatif investasi karena logam mulia merupakan salah satu asset safe heaven oleh investor bila terjadi gejolak di pasar keuangan atau bisa juga memilih investasi dalam mata uang USD untuk kebutuhan di masa depan Ibu @Hidden Content nantinya. Kami di DBS menyediakan berbagai produk investasi yang bisa dipilih oleh nasabah, silahkan Ibu hubungi call center 1500327 nanti Ibu @Hidden Content akan dibantu oleh Relationship Manager untuk mengatur portofolio invetasi, ya Hidden Content [/QUOTE]


Terima kasih buat penjelasannya Pak.. utk invetasi dalam mata uang USD itu ada batasannya nggak untuk memulai? Atau saya bisa belu dalam jumlah berapa pun? Untuk investasi jenis ini memang bisa melawan inflasi jg ya, Pak?

Dear @Hidden Content

Bila memang kebutuhan masih sekitar 10 tahun sebaiknya memang dialihkan ke instrumen investasi seperti reksadana seperti reksadana campuran yang isinya adalah obligasi dan saham karena bila ditempatkan jangka panjang akan menurunkan risiko investasinya dan lebih memaksimalkan imbal hasilnya Hidden Content

Halo @Hidden Content ,
Untuk asumsi pendapatan ditaruh di instrument investasi sebenarnya cukup sediakan 3 juta saja per bulan yang harus disisihkan maka diharapkan akan tercapai selama 2 tahun. Tentu saja ini belum menghitung kenaikan biaya kuliah S2 ini nantinya. Dan juga sulitnya untuk memastikan imbal hasil tinggi di saat bunga bank pada turun. Ada baiknya dalam setiap bulan disisihkan dengan mengambil instrument reksa dana saham yang bisa menawarkan imbal hasil setinggi itu. Tapi semakin @Hidden Content mengulur waktu untuk investasi maka akan semakin kecil yang di dapat ke depannya. Saran saya, ambillah dulu investasi yang per bulannya dengan disiplin terlebih dahulu, selamat mencoba ya Hidden Content

Halo @Hidden Content
Saran saya, segeralah untuk memulai menghitung biaya nanti untuk masuk SD dan SMP. Untuk penghasilan disisihkan terlebih dulu untuk investasi baru sisanya bisa untuk dikonsumsi. Biasanya kita sering terbalik, ya hehe. Semakin kita berinvestasi kecil-kecilan dari awal lebih powerful daripada berinvestasi besar tetapi 1 tahun kemudian dengan jumlah yang sama. Ini sering kita sebut dengan time value of money Hidden Content

Halo @Hidden Content
Untuk apakah perlu berbeda sebenernya memang tidak harus tapi ada baiknya memang dibedakan sehingga alokasi yang satu tidak mengganggu yang lain, ya Hidden Content


Halo @Hidden Content , saya sarankan untuk memilih ORI ya. Karena ORI memberikan coupon tetap ke nasabah dan dari segi resikonya cukup rendah.

@eneng peni
Halooo.. dengan sekian banyak pengeluaran, tentunya harus diprioritaskan mana yang terlebih dahulu paling penting. Dengan menghitung kenaikan per tahun biaya sekolah anak tentu saja berinvestasi sedini mungkin akan menjadi prioritas. Kembali lagi saya rekomendasikan, setiap penghasilan yang didapat harus disiplin disisihkan terlebih dahulu untuk investasi baru sisanya dikonsumsi. Jangan kebalik ya Neng Hidden Content

Tabungan berjangka dan asuransi masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan asuransi yang paling menonjol adalah memindahkan resiko mommy ke orang lain (provider asuransi). Mereka akan memberikan manfaat pasti jikalau resiko pada mommy terjadi. Untuk imbal hasil keduanya sedikit berbeda karena tabungan berjangka tidak dikenakan lagi biaya asuransinya. Jadi semuanya masuk ke dalam porsi pokok yang mendapatkan bunga Hidden Content



Mommies, untuk LIVE Chat ini kita akhiri dulu ya, apabila ada yang masih ingin bertanya atau ada pertanyaan yang masih belum terjawab, silakan posting saja di sini. Kita akan menjawab pertanyaannya di hari Jumat ini. Terima kasih Hidden Content

[rindangi]

Nimbrung ya... Denger-denger memang reksadana yang paling baik untuk mempersiapkan dana pendidikan, dana pensiun, dll. Tapi memilih reksadana juga PR sendiri ya.. apalagi aku dan suami tidak paham dengan pergerakan saham, politik, dll.
Pada akhirnya kami ikut unit link dan sejenisnya.
Minta tips dong investasi selain reksadana atau bagaimana memilih reksadana yang baik.

Terima kasih

[deetampardee]

Halllo Pak Mus,

Resiko kita berinvestatsi dalam bentuk reksadana itu apa ya? Apa ada resiko uang kita hilang semua?
Dan apakah bias kalo saya punya reksadana saya biarkan aja selama misalnya 5 tahun, atau rekasadana itu harus terus kita kotrol harian/mingguan?

teirmakasih

pak Mus, apakah resikonya mempunyai reksadana pasar uang untuk tabungan jangka lama (misalnya 5 tahun), karena saya ga tipe risk taker. mendingan pasar uang atau deposito ya..??

[keenanmom]

Hallo Pak Mus.
Saya sedang berencana untuk menyiapkan dana pendidikan untuk anak saya (1tahun) dan tabunga untuk hari tua. Banyak yg menyarankan untuk menggunakan reksadana. Sedangkan saya dan suami belum mempunyai ilmu untuk itu. Apa ada saran lain selain reksadana?
Kalau memang reksadana paling baik, resiko paling buruk itu seperti apa pak? Dan katanya reksadana bisa seperti menabung itu seperi apaa?
Terima kasih.

Sent from my SM-J510FN using Tapatalk

[iyash]

Halloo Pak Mus...
Pertanyaan saya sama seperti rindangi. Bagaimana memilih reksadana yang tepat untuk kita.dan tabungan yang baik lainnya pilihannya apa?

Anak saya 13 bulan pak mus.. saya usaha kue online tapi tidak melulu terus jualan karena melihat kondisi juga(saya asuh anak sendiri).pengeluaran kami masih banyak2nya sehingga penghasilan suami kadang habis duluan sebelum ditabung..jadi masih bolong2 nabungnya pak.. adakah usulan untuk kami pak? Oh iya meskipun kami sekarang ini merasa kekurangan untuk kebutuhan..tapi kami terus berusaha untuk menabung meskipun sedikit pak..terima kasih pak mus

[omitimut]

awal-awal menikah kacau banget ngatur keuangan, suami sering ngomel krn belom akhir bulan uang sdh menipis hahaha dan hebatnya suamiku itu ternyata justru lebih pinter ngatur keuangan, dia selalu ngajarin cara membagi pos-pos keuangan. untuk dana pendidikan anak, sejak dia lahir kami sudah buatkan tabungan khusus untuk dia yang tidak boleh di utak atik dan setiap bulan auto debet dari tabungan saya

[puspitaoktorany]

halo Pak @Hidden Content terima kasih atas jawabannya. dari jawaban untuk saya dan lainnya ada pertanyaan lagi nih Pak. Mohon di jawab.
1. Bapak Bilang lebih baik coba reksadana darpada saham langsung. Boleh info dong bagaimana sih kalau mau invest via reksadana ?
2.Bapak juga sempat menyinggung soal ORI yang sebentar lagi kluar. Itu bagaimana juga cara dapatkannya ?
3.Minimal modal untuk keduanya berapa ya (reksa dan ORI) lalu keuntungannya berapa % dalam jangka minimal berapa tahun ?

Mohon dijawab pertanyaan tambahannya ya Pak. Terima kasih.

Mbak @Hidden Content
Investasi dalam USD tidak ada batasannya untuk memulai tapi seperti kata Pak Jusuf kalla lebih cepat lebih baik….heheheh. Hanya saja Investasi dalam mata uang Rupiah dan mata uang USD memiliki return profile yang berbeda. Ini bisa diliat dari suku bunga USD yang jauh lebih kecil dari suku bunga rupiah
Instrumen reksa dana tidak hanya dalam mata uang rupiah saja tetapi juga tersedia dalam mata uang USD yang investasi awalnya bervariasi mulai USD 100 sd USD 1000.

Kemudian sekarang ada juga investasi ke reksa dana lokal yang investasinya 100% keluar negeri (sementara baru untuk reksa dana syariah saja) sehingga bisa dimanfaatkan untuk yang ingin diversifikasi secara geografis juga , Cuma kalo ini investasinya mulai USD 10,000 berdasarkan peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan)

Bicara investasi di reksa dana apakah dapat melawan inflasi secara jangka panjang , dalam 11 tahun terakhir instrument reksa dana bisa melawan yang namanya inflasi sih mbak @Hidden Content Hidden Content

Haloo Mbak @Hidden Content Reksa dana memang dikreasikan untuk investor yang pasif sehingga tidak perlu untuk mengikuti pergerakan saham, politik dan sebagainya.

Berbeda dengan investasi disaham, Dana yang diinvestasikan di Reksa dana akan dikelola oleh lembaga yang namanya manajer investasi (asset management). Didalam manajer investasi ada personil personil yang sudah memiliki izin dari OJK (otoritas Jasa Keuangan) untuk mengelola investasi nasabah . Tentunya personil personil tadi dilengkapi kualifikasi yang memadai (analisa pasar investasi dll) sehingga kita sebagai investor tidak perlu repot menganalisa saham dan sebagainya , cukup terima beres saja istilahnya . Tentunya pas memilih investasi reksa dana kita harus seleksi dulu mana yang baik .

Kalo Mbak @Hidden Content sudah investasi di unit linked harusnya bisa juga investasi di reksa dana karena instrumennya serupa walaupun tidak sama Hidden Content

Selain reksa dana instrumen yang lain juga banyak ada namanya kontrak pengelolaan dana (KPD), ada KIK Efek beragun Aset , KIK Dana Investasi Real Estate dll ada juga Obligasi Ritel Indonesia atau Sukuk Ritel. Beberapa instrument tadi ada yang minimum placementnya tinggi, sehingga kurang pas bagi kebanyakan individu .

Reksa dana termasuk reksa dana terproteksi*, Obligasi Ritel Indonesia , Suku Ritel saya pikir cocok bagi individu yang baru belajar investasi dan yang alokasi menabung/investasinya belum terlalu besar dan Bank DBS Indonesia memiliki 3 jenis produk tadi. Untuk lebih lengkapnya bisa mengunjungi website DBS di Hidden Content

Langkah memilih reksa dana yang baik menurut saya :

· Langkah pertama harus kenali profil risiko kita sendiri sejauh mana toleransi terhadap risiko, karena Reksa dana bukan instrumen investasi yang bebas risiko

· Yang kedua , diidentifikasi dulu tujuan keuangannnya apakah jangka pendek atau jangka panjang, kalo jangka pendek hanya kurang dari setahun , saran saya gunakan instrument reksa dana pasar uang yang memang fluktuasinya tidak terlalu besar, tapi jika jangka panjang bisa jenis reksa dana yang lain

· Yang ke tiga pilihlah manajer investasi yang telah memiliki pengalaman, reputasi yang baik dan konsisten dalam pengelolaan reksa dana.

· Yang ke empat , baru kemudian memilih reksa dananya, mbak, pelajari dulu reksa dananya , strateginya seperti apa , cocok nggak dengan tujuan keuangan kita . Sebaiknya jangan hanya tergiur dengan imbal hasil yang besar dari satu manajer investasi diliat juga dari rekam jejak reksa dananya bagaimana kinerjanya terhadap tolok ukur reksa dananya sendiri . Setiap bulan reksa dana di indonesia pasti menyediakan fund factsheet yang biasanya , disana kita bisa melihat rekam jejak reksa dananya dlm rentang waktu lebih panjang misal 3 tahun, 5 tahun atau sejak dari penerbitan reksa dana .


Memang agak banyak ya stepnya hahaha… tapi yang namanya investasi seperti memilih pasangan hidup aja mbak , perlu diseleksi diawalnya supaya gak salah pilih kedepan… Hidden Content


Hi Mbak@ deetampardee..
Saya coba jawab ya, reksa dana itu bukan investasi yang bebas risiko , sebagai contoh didalamnya ada risiko risiko seperti

· Risiko pasar

Terjadi misalnya apabila pasar saham turun maka nilai reksa dana juga akan terpengaruh turun

· Risiko Perubahan kondisi ekonomi dan politik

Perubahan kondisi ekonomi dan politik dapat berpegaruh ke pasar investasi sehingga pada ujungnya nilai investasi direksa dana dll

· Risiko Kurs

Ini terjadi bila reksa dananya menghimpun dana investor dalam rupiah tetapi diinvestasikan dalam surat berharga didalam mata uang asing, sehingga terdapat risiko kurs


Apakah uangnya bisa hilang semua? Secara aturan dari Otoritas jasa Keuangan (OJK) Reksa dana diwajibkan melakukan diversifikasi ,misal jika ada reksa dana saham ABC memilki dana kelolaan 100 M , maka reksa dana itu harus menginvstasikan maksimal 10% dari 100 Milyar (atau sekitar 10 milyar) tadi kedalam saham Telkom, sisanya harus disaham saham lain. Pengecualiannya hanya diberikan untuk Reksa dana terproteksi (isinya bisa 100% dalam satu obligasi swasta saja) dan investasi di Obligasi/Surat berharga Negara yang risiko kreditnya dijamin Undang undang.

Reksa dana memang dikreasikan untuk investor pasif mbak, mau didiamkan saja selama 5 tahun ya boleh aja tidak usah diliat setiap hari seperti investasi saham , kalo mau dikontrol saran saya setiap 3 bulan atau 6 bulan untuk melihat seberapa jauh sudah berkembang, ya Mbak.

[bebekecil]

Halo pak Mus.

Saya Arienda (31), jbu rumah tangga single income dari suami dengan puteri 1 umur 7 tahun.

Kami sudah menyiapkan plan dana pendidikan untuk anak kami sejak 1 tahun lalu, salah satunya dengan tabungan rencana, ingin juga investasi berbentuk reksadana.

Masalah terbesar, saya gapteknya ngga keruan deh urusan reksadana ini. Jika urusan saham saya dipermudah karena broker saya cukup aktif dan responsive sama saya yang "kurang pintar" ini. Hehehehe..

Kalau saran bapak investasi bagaimana yang ok untuk ibu2 gaptek macam saya yang kalo reksadana bagaimana ceknya? Lalu bagaimana perhitungan kebutuhannya?
Apakah dengan kondisi single income saya harus juga membuat pos2 cadangan untuk dana pendidikan anak saya?


Terima kasih ya pak Mus

Halo Pak Mus, mau tanya. Saya punya anak 1 saat ini masih umur 9 bulan. Untuk persiapaan dana pendidikan baiknya saya investasi menggunakan instrumen investasi apa ya? Terimakasih sebelumnya

[AnitaThaTha]

Selamat siang Pak Mus,

Gini Pak, selain dana pendidikan anak, saya juga lagi tertarik sama investasi rumah nih, meskipun sekarang masing numpang sama orangtua, tapi pingin banget dong punya rumah pribadi hasil jerih payah sendiri *sedikitcurcol.

Rencananya, walau nanti sudah terbeli rumah itu (aamiin), mau saya kontrakin saja sih, bisa buat dana bergulir nambahin bayar cicilan bulanannnya juga kan? Yang jadi masalah sekarang, saya masih kumpulin utk uang DP, nih Pak Mus. Produk investasi apa ya di DBS yang bisa mengakomodir kebutuhan saya ini? Saya sih targetnya dalam 5 tahun sdh bisa terkumpul si DP rumah ini, utk kisaran harga rumah, maksimal 700 jt. Tolong pencerahannya ya, Pak Mus, thank you Hidden Content