Thread: The Darker Side of Fashion
Results 1 to 15 of 195
-
Jun 13, 2013, 09:48 AM #1
- Join Date
- Jan 1, 1970
- Posts
- 0
- Mentioned
- Post(s)
- Tagged
- Thread(s)
The Darker Side of Fashion
Halo permisi bu mods,
udah lama pengen ngeramein tret insider lagi.. aku liat2 sih belum ada yang bahas ini so.. maafkan kalo salah ruang dan sudah pernah ada, Hidden Content
so... buat penggemar/pekerja/consumer fashion pasti tau deh, there are several aspects of fashion world that don't fit the "correct" and "responsible" bills but hey, we overlooked it most of the times because we are much swayed by the glitz and glitter.
monggo dibahas disini, apa sih yang sebenernya bikin resah, tapi tetep dijalankan di industri ini. Jadi mudah2an tret ini bisa jadi wadah buat kita "aware" dan hopefully, ini wishful thinking sih, kita bisa change the world of fashion .. and one thing to note : "we are NOT here to JUDGE" I do love fashion, I love models, I appreciate branded items. we're here to DISCUSS Hidden Content
aku mulai ya..
1. TOO SKINNY MODELS
seriously, udah dari jaman kapan ini digaungkan tapi sampe sekarang tetep models are skinny. kalo dipake logika, sebenernya model kan "percontohan" yang mewakilkan pembeli (wanita pada umumnya)untuk pake fashion2 yang dijual, semacam manekin di toko2.. nah, apakah harus mereka sekurus size 0?? kenapa ada di size paling minimum, misal size itu range 0-18, kenapa gak diambil di 6/8? and should they be that tall? tinggi model rata2 sekarang ada di 180an, sedangkan buat amerika aja, tinggi rata2 wanita itu di 170an. beda 10cm bukannya bikin baju nya malah kepanjangan untuk orang biasa, thus more alteration, more time consuming, more cost?
Ga banyak yang mau bahas sih, tapi rata2 model tall and skinny karena the $$ should be paid for something special. justru berbalik, harusnya mereka mewakili wanita rata2, malah mereka disengajain jauh proporsi nya dari wanita rata2, karena ya itu, sengaja dibuat eksklusif, supaya paycheck nya pun bisa tinggi. karena seriously, mereka digaji lebih tinggi dari pada dokter dan scientist, ya terserah deh mau punya smize, atau attitude atau apapun, tapi jalan dan difoto, sama menyelamatkan nyawa orang atau menemukan obat???
2. khusus problema fashion scene di indonesia ... WE ARE MESMERIZED WITH WESTERN MODELS
berasa ga dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, wajah bule tuh bukannya makin dikit di runway, majalah lokal, dan ads, tapi malah tambah dominan. OK, I get it kalo brand2 tsb franchise dari luar negeri...tapi bahkan designer lokal, olshop, distro, dan pengusaha fashion tingkat kecil-menengah asli lokal pun sekarang didominasi wajah bule. apakah ini mindset kita sebagai org yang terjajah? setelah sekian abad dijajah belanda, jadi liat bule dikit langsung "ok, mister" (merasa bule in all aspect lebih superior) dan meningkatkan daya beli kita ke brand2 yang pake model bule?
3. FASHION SHOWS is not what it meant to be no more.
tujuan utama nya adalah initial preview for prospective buyer. simple as that. untuk jualan. tapi sekarang it's part of an entertainment show, front row yang kebanyakan diisi blogger dan celeb yang ga akan beli juga. dan if you ever been to one, it's actually impossible to see the clothes unless you're at the front row. coba, habis dari fashion show, kita inget berapa item fashion yang tadi dipakai para model? almost none, yes. kita lebih inget yang mana yang menarik setelah item2 tersebut hit the store, or simply in a catalog. kalo mau jualan, lebih efektif dan efisien digantung aja di manekin dan rak kan? it's more about branding and partying now. lebih buat iklan (blogger bakal siaran di dunia maya dan seleb2 itu bakal menarik media) dan hepi2 party tentu saja, it's part of the gimmick. so what's the problem? itu iklan dan party yang menghabiskan banyak dana dan resources, untuk sesuatu yang... well.... melenceng dari tujuan utamanya.
4. PHOTOSHOP!
buat yang gatau, satu iklan/editorial/lookbook yang kita lihat di majalah itu takes a lot of work, INSANELY LOTS of work. ratusan foto dan puluhan baju, sebelum jadi that one shot that makes the cut. bayangkan biaya model, makeup and hair artist, stylist, fotografer, dan pendukung lainnya, untuk satu foto. dan tiba2 BOOM, photoshop. buat apa bayar mahal2 fotografer, make up artist, dan model yang cantik kalo nanti nya juga bisa di airbrush, di-ramping-kan, dihilangkan jerawatnya??? belum lagi distorted image of "real beauty" yang ditanamkan ke para abege.. is it really worth all the work? .. all the work put in the actual photoshoot, bukannya buang2 time and resources?
5. REAL FUR banyak diprotes tapi LEATHER???
personally, I'm not a PETA activist nor a Cruella DeVil. tapi kalo aku jadi penikmat Fur, aku bakalan protes, kok Fur aja yang dilarang, itu leather ada di mana2...ga kalah kejam apa?
6. Karena poin 1,2,3,4 ... FASHION IS (MOSTLY)OVERPRICED.
baju dari high street brand (zara, topshop,mango,h&M,etc) dan baju dari designer brand. yes, designers' name items itu lebih rapi jahitannya, modelnya lebih baru, lebih eksklusif dan sebagainya, tapi haruskah price tag nya nyampe setinggi itu? berapa margin nya? 300%? dan ini juga bikin tarik2an sama high street, I think high street brand juga mulai overpriced kalo dibanding sama kualitas nya. kalo mereka bisa bertahan setelah sale 70%, bearti harga full price adalah..? in the end kita sebagai konsumen mulai di"kerja"in dengan jargon "justru semakin mahal, semakin dicari" .. Just think about it.
-
Jun 13, 2013, 12:17 PM #2
- Join Date
- Jan 1, 1970
- Posts
- 0
- Mentioned
- Post(s)
- Tagged
- Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
masih newbie tapi pengen ikutan komentar, gpp kan.....
yang poin nomer 1 tentang skinny model dan 2 tentang western model, selama ini selalu jadi ganjalan di hati.
di dunia nyata apakah para skinny dan tall model ini benar-benar mewakili populasi wanita di dunia, kok sependek pengetahuan saya sangat tidak, dan kalau lihat produk-produk fashion yang katanya 100% made in anak negeri tapi kok modelnya orang asing/bule, jadi bertanya-tanya apakah model indonesia kurang eksotis.
tapi mungkin ada pertimbangan sendiri dari para desainer untuk menempuh langkah-langkah di atas, bisa saja tuntutan pasar, atau biar produknya bisa mendunia (IMO).
sekian komentar dari pengamat fashion abal-abal (saya), CMIIW kalau ada pemikiran saya yang perlu diluruskan......
-
Jun 13, 2013, 02:45 PM #3
Re: Darker side of fashion we don't talk about
Dari sudut pandang gw sebagai orang yang selalu dateng ke fashion show dan duduk di seat fotografer (which is tepat di arah model jalan), gw sangat sangat sangat kasian liat model-model yang selalu tampil cantik dan ceria. Kenyataannya, setiap ada fashion week yang penyelenggaraannya berhari-hari, selalu ada noda hitam di betis para model. Biasanya ini ada di hari-hari terakhir fashion week. Noda hitam ini kayak memar, biasanya ada di tengah betis bagian depan (jadi keliatan banget) dan ada di beberapa orang model. Luka memar ini akibat penggunaan high heels yang terlalu intens. Bayangkan, ambil contoh fashion week 7 hari penuh. 1 hari ada 4 fashion show dengan masing-masing 20 baju. Berapa kali mereka harus jalan di runway sepanjang 20-30 meter (runway terpanjang itu punyanya JFW 2011/2012, kalo gak salah 35 meter), dengan sepatu yang sulit dibawa jalan dan harus mempertahankan keseimbangan. Apalagi kalo pake baju yang ribet, kayak kebaya dengan wiron yang ngetat atau bridal gown super gede.
Belom lagi muka yang selalu disiksa make up. Gw kenal beberapa orang model dan muka aslinya mereka waktu gak pake make up, banyak yang bruntusan dan gradakan. Gak secantik yang kita liat di media. Penyebabnya adalah, make up yang dipakai waktu fashion show bukan make up yang kita pake sehari-hari. Tapi make up untuk keperluan panggung yang formulanya lebih keras dan lebih tebal dari make up sehari-hari.
Kasian mereka.
-
Jun 13, 2013, 02:48 PM #4
- Join Date
- Jan 29, 2012
- Posts
- 489
- Mentioned
- 166 Post(s)
- Tagged
- 0 Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
aku mau komentar nomor 1 ya. iya, aku ngeliat model2 yang ada sekarang ini kuruuuussss bener udah gitu menjulang tingginya. kalo aku pribadi, ngeliatnya kurang enak ya, karena selain ga ada lekukannya, rata semua mulai dari depan dan belakang.
dengan adanya skinny model ini, size 0 itu dianggap paling ideal, karena size modelnya juga gitu dan sebenernya ini kurang bagus sih karena memicu anorexia.
ini cuma sekedar pendapat saya aja, coba model2 ini lebih berisi, biar enak diliat juga dan jangan terlalu ketinggian, seperti poin 1 tadi, kan ga semua wanita tingginya 180, dan ga banyak juga yang tingginya segitu CMIIW
terima kasih Hidden Content
-
Jun 13, 2013, 03:40 PM #5
- Join Date
- Jan 14, 2010
- Location
- River city
- Posts
- 2,125
- Mentioned
- 20 Post(s)
- Tagged
- 0 Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
Orang awam ikutan komen ya Hidden Content
Aku concern di no. 2 dan 6.
Model2 fashion sekarang (bahkan fashion muslim Indonesia) kebanyakan berwajah western. Walo aku akui, liat mereka pake baju muslim jadi keliatan tambah anggun.
No. 6, berhubung aku modis (modal diskon) juga sering terpikir, ni baju/ tas harga sebenernya berapa ya, sampe diskonnya bisa sampe setengah atau 3/4 harga.
Btw, miris baca cerita BujuBuneng.
-
Jun 13, 2013, 05:31 PM #6
- Join Date
- Jan 1, 1970
- Posts
- 0
- Mentioned
- Post(s)
- Tagged
- Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
fruitenveggie yup aku juga mengacungkan telunjuk ke diri sendiri sih, sebagai konsumen apakah otak saya udah ke brain wash kalo bule2an pasti lebih bagus?
bujubuneng and that reminds me too. another dark side of being a model actually.. tapi masih masuk fashion scene kali ya moga2 ga oot..
mereka itu harus terbiasa being naked. ganti baju di backstage itu harus cepet banget, dan entah kenapa, para designer *kedipkedipmatagemes melarang para modelnya pake bra karena alasan bentrok sama baju yang akan dipakai. tidak bisakah disediakan bra yang modelnya gimana gitu biar ga bentrok sama baju? atau penutup apalah? dan ini juga ternyata jadi concern buat model2 di luar negeri sono lho, walaupun mereka udah ga sekonserfatif kita.
dua, masih banyak fotografer memanfaatkan model2 (dan mirisnya banyak yang dibawah 18 tahun) untuk foto topless/nude atas nama fashion/seni. ini juga di US jadi perdebatan. pernah ada surat pembaca yang kritik Vogue, artikel soal rambut dan gaya rambut, kenapa modelnya harus naked? belum lagi katanya spread fashion (mostly tentang baju/pakaian kan?) tapi modelnya telanjang bulat.
and bujubunengaku udah lama retired dari fashion scene, tapi sampe sekarang masih ga sih fashion show itu acara nya IMO berlebihan, overflowing buffet and booze, di mana yang makan seringkali bukan orang yang kerja, malah ada yang sampe bubungkusan segala, unnecessary after party, dsb?? aku soalnya baca aja designer luar (ga disebut namanya, but my guess is marcjacobs for LV) itu saking extravagant nya untuk 1 kali show nya di NYFW habis US$750,000. 7 m bok, satu hari. well, memang bagus sih show nya dia, props, and all, tapi pantes aja barang2 nya mehi. di luar aja udah dikritik wasting resources.
yes being a model is tough.
belum lagi memang ada lho prostitusi kelas atas yang jadi calo buat para model. How do you think Tiger woods got his ladies?
ipysmy point, exactly, bukannya cantik tapi malah seperti alien menurutku. out of this world banget.
deelicious untuk baju hijab aku lebih concern nya ke wajah2 timur tengah... kenapa sih emangnya dengan wajah jawa? dan kalo ga ada mungkin dipake bule biar menyerupai "arab putih" hehehe ..nah itu stigma masyarakat kita juga sih, apakah kita konsumen yang justru lebih terbuai sama wajah2 asing jadi bikin kita beli?? kalo modelnya, let's say, african american atau papua aja, yang di indonesia kurang populer, apakah kita akan beli? karena di indo kan gencar produk pemutih kulit, jadi yang model kulit gelap kurang bisa jualan barang di indonesia sini Hidden Content
-
Jun 13, 2013, 05:36 PM #7
Re: Darker side of fashion we don't talk about
stuju ama most of cheap and pepper said.
the models are too skinny dan jelek buat pencitraan kesehatan.
suka muka bule, tapi again karena masyarakat kita ini suka semua yang kebarat2an...padahal itu bule bule dari eropa timur yang mungkin di negara mreka ga dapet kerjaan model (penasaran mreka ini ada ijin kerja ga syh)
soal fur vs leather...uhm mungkin karena kalo fur, dari hewan tersebut diambil bulunya dan bagian yg lain di buang, kalo leather diambil kulit dari sapi, ular, kambing, domba, buaya, dagingnya masi di makan...sotoy ih gw.
yup overpriced makanya banyak di kwin....Life is a journey, not a destination
-
Jun 13, 2013, 05:47 PM #8
- Join Date
- Jan 1, 1970
- Posts
- 0
- Mentioned
- Post(s)
- Tagged
- Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
oya satu lagi satu lagi... yang ini concern beraaaat.... maaf lupa di awal.
You guys do know that magazine editor receives "GIFTS" right? semacam endorsement gitu lah kalo jaman sekarang ke blog2...
kalo blog, entah kenapa oke lah, abis dia bikin blog juga ga digaji kan? ga ada salahnya sih Diana rikasari pake baju merk apa gitu karena dikasih.
but Magazine editors,, hmmmmm... mereka digaji lho untuk menentukan barang apa yang fashionable dan trendi untuk satu season, on their judgement, tapi jadi bias-kah karena menerima gift? majalah nya juga sebenernya udah "dibayar" sama kita sebagai pembaca dan pengiklan yang rata2 brand fashion juga.
ANd satu lagi darker side yang we always shy ourselves to talk about :
THE BLOGGERS!!!! seriously, mereka itu fashionable, selalu punya "it" things from every season, the it bag, it shoes, dan mereka ga pernah mengulang wardrobe tiap kalo blog post. THEY ARE FASHIONABLE because THEY'RE RICH!! ada sih yang ga kaya raya, thrifting vintage items, dan mencoba fashionable dari brand high street... tapi Jane from sea of shoes, contohnya, gilaaaaa itu wardrobe sepatu lebih gede dari rumah ku! hahahaha Hidden Content And I believe Diana rikasari juga bukan orang yang kekurangan Hidden Content although, dibanding blogger luar, I admire pilihan item nya yang ga selalu designer brand dan dia mulai ada usaha bisnis sendiri.. tapi yang teenage blogger gitu lho, tiap hari tas nya Chanel, Celine, hermes???, sepatu valentino, skincare nya lamer, beli lipstik chanel 5 biji sekali review.. masih smu. Dang, girl!
...and sekali lagi, jangan terlalu serius ya baca tulisanku Hidden Content I'm not attempting to judge anyone here ( i love fashion bloggers! ), cuma mau mendiskusikan hal2 yang selalu kita lewatkan kalo bicara fashion. seperti misalnya ada tret your favorite fashion blogger, tapi c'mon, ada yang nyadar ga sih konsumsi fashion/make up mereka kok rasanya ga ada habis2nya?
-
Jun 13, 2013, 06:04 PM #9
- Join Date
- Jan 29, 2012
- Posts
- 489
- Mentioned
- 166 Post(s)
- Tagged
- 0 Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
cheapandpepper menurutku, robyn lawley ini bisa dijadikan contoh model yang pas. orang bilang robyn lawley itu plus size model, tapi menurutku engga, soalnya aku liat badannya dia proporsional, dan aku sendiri lebih suka ngeliat yang begitu dibanding runway models yang kurus2 udah gitu keliatan sayu juga, cmiiw
-
Jun 13, 2013, 07:44 PM #10
- Join Date
- Jun 26, 2012
- Location
- di hati adam levine
- Posts
- 756
- Mentioned
- 141 Post(s)
- Tagged
- 0 Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
cheapandpepper
Not too mention, jangankan di blog di forum ini juga gua suka bingung yang kayaknya beli makeup gak abis-abis. But back again, like someone said "do everything that makes you feel happier/better". Beberapa mungkin ngerasa dengan belanja banyak, ngereview barang banyak-banyak pake kocek sendiri bikin mereka happy. Kalau menurut gua, masalah pilihan sih mak. Sekarang tinggal pinter-pinternya yang baca aja, mau keracun apa mau tetep jadi silent reader. Kalau gua sih sebagai penikmat aja, as long as they give it for free (Coba besok tiap baca reviewnya kudu dicharge. Good Bye deh)
Mau kasih komen buat post #1 nya:
1. PHOTOSHOP
Damn! You got that point. Hahaha.. jangankan cape-cape photoshop, even the simplest application which running on the smartphone can do that!. That's why, I don't really trust online sellers who are using instagram as their official market or whatsoever. Kayaknya gambar sejelek apapun jadi bagus deh dimasukin ke instagram, apalagi aplikasi sebagus photoshop.
2. MESMERIZED with THE WESTERN
Kalo ini menurut gua akibat efek globalisasi (halah), akses internet yang bebas (dunia tanpa batas), belum lagi siaran TV kabel. Nyari barang fashion, beauty, dan sebangsanya selalu ditampilin itu situs dari negeri bule sana (either Amerika atau Yurop). Belum lagi several artis lokal aja trying so hard to be like the western ini. Ada yang ngecat pirang, pake baju terbuka, and other, you name it.
Tapi trend western yang paling gua gak suka itu sih pemutih kulit. sumpah! ini bikin paradigma seolah-olah "Kecantikan itu adalah memiliki kulit putih", dan yes... iklannya pake model blasteran atau bule asli sekalian. Yah mau gimana pon, orang Indonesia itu kan emang rumpunnya melayu. Punya kulit sawo matang atau kuning langsat. Gak bakalan seputih itu unless you are blasteran.
BujuBuneng
Ini sih namanya resiko profesi bu. Mereka gak harus kerja tiap hari, tapi tetep aja penghasilannya gede. At least, mereka gak perlu duduk di belakang meja. Berkutat sampe dahi berkerut liatin document/benerin jurnal/bales email/dimarahin boss dsb. Padahal at the end of the month, tetep aja P9 (Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan Potong Pinjaman). Lho, kok gua jadi curhat ? *abaikan*. Sorry honey, I don't feel sorry for them.Your time is limited, so don't waste it with living someone else's life - Steve Jobs
-
Jun 13, 2013, 08:39 PM #11
- Join Date
- Jan 1, 1970
- Posts
- 0
- Mentioned
- Post(s)
- Tagged
- Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
camomile iya sih aku juga personally don't mind, apalagi bisa jadi inspirasi gratis buat kita (itu yang paling penting hehehe). tapi kalo mereka jadi front row-ers, jadi seleb, jadi pembicara, jadi pengusaha, dll itu bukan semata2 they have great style. because style doesn't come cheap Hidden Content ya itu juga just sayin' .. I do love to splurge on branded things as well hehehe
soal bule2 bener juga sih... tapi kenapa ga berkiblat ke rihana, niki minaj, atau beyonce ya? I mean mereka sekarang lagi menguasai dunia musik...tetep lho orang indonesia kalo liat yang putih2 demen Hidden Content yes, itu juga... ga ada pride nya sebagai ras. orang bule justru pengen banget kulit tan kita. aku salut sama orang korea dan jepang, diliat dari fashion/makeup nya mereka pake orang sendiri, jual budaya sendiri, malah ngededetin budaya mereka ke negara lain, contohnya indonesia hahahaha
aku pernah liat spread vogue korea pake hanbok ala high fashion keren banget. indonesia juga pernah sih, pake kebaya tapi modelnya luna maya atau bule sekalian malah rambutnya kuning :smasing:
-
Jun 14, 2013, 10:37 AM #12
- Join Date
- Jan 1, 1970
- Posts
- 0
- Mentioned
- Post(s)
- Tagged
- Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
ahhh lovely thread, ikutann
setuju dengan semua point cheapandpepper
1. tall and skinnya,
pernah tergoda beli oitfit krna keren banget dipake sma modelny, and stelah dipake sndiri langsung di gs oh noo it looks weird on my body
2. fashion scene
iyaaa itu model2 bule makin bnyak aja bermunculan, sempet mikir ad bbrapa brand itu dri luar trnyata merk lokal jga gra2 model2ny western smua, why oh why gak make wajah asia aja yah atw wajah indo aja, kan dijualny ntuk konsumer indonesia? trutama soal skin tone,kan skin tone kita beda sama skin tone western yak
and yess it always overprice, kdang suka liat harga slembar shawl dgn brand ternama hargany selangit eh trnyata bnyak dipasaran dgn motif dan kan yang sma dgn harga jauhh lebih murah, aku pikir selain biaya iklan juga termasuk harga brand tsbt, jadi krna dy brand mkanya lebih mahal dripada yg unbrand
-
Jun 14, 2013, 05:06 PM #13
- Join Date
- Mar 9, 2010
- Location
- Usa
- Posts
- 1,504
- Mentioned
- 90 Post(s)
- Tagged
- 0 Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
Gw spendapat ama camomile mengenai model yg cedera seperti tulisanny BujuBuneng
Gw ga merasa kasian krn memang profesiny spt itu. Ditmbh lg klo mrk suka, sayang dan menjiwai bgt profesi mrk itu, pasti ngga dipikirin lg d cederanya. Analog dgn org yg suka bgt olahraga, ampe cedera2 ttp aja dilanjutin. Selain itu bisa jd tuntutan kontrak, byran mrk tinggi dan mrk terima kontraknya, jd harus siap terima risknya
-
Jun 15, 2013, 10:24 AM #14
- Join Date
- Jan 1, 1970
- Posts
- 0
- Mentioned
- Post(s)
- Tagged
- Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
Menurut gue, masalah labor dan limbah juga termasuk darker side of fashion we don't talk about. Seperti buruh pabrik fashion item di negara ketiga yang banyak dibawah umur, dan tidak diperhatikan kesejahteraannya.
Trus limbah fashion yang mencemari lingkungan. Gak cuma penilmat fashion aja yang "menikmati"nya, tapi orang2 yang bukan pemerhati & penikmat fashion pun ikut kena getahnya.
-
Jun 18, 2013, 09:31 AM #15
- Join Date
- Jun 26, 2012
- Location
- di hati adam levine
- Posts
- 756
- Mentioned
- 141 Post(s)
- Tagged
- 0 Thread(s)
Re: Darker side of fashion we don't talk about
Sedikit info pagi ini:
Hidden Content
Somehow, I agree!Your time is limited, so don't waste it with living someone else's life - Steve Jobs