Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2 - Page 214
Page 214 of 257 FirstFirst ... 114 164 204 212 213 214 215 216 224 ... LastLast
Results 3,196 to 3,210 of 3845
  1. #3196
    Citizen
    Join Date
    Jul 27, 2012
    Location
    sanctuary
    Posts
    2,351
    Mentioned
    452 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    Udh lama buanget ngga post di thread inj...
    Mau ikut curhat siapa tau buibu bisa ngasih masukan. Ada rencana mau ke psikolog juga sih buat cari solusi.
    Aku cerita dr awal agak panjang gpp ya....
    Aku nikah udh 6th lebih. 3,5th LDM, dan selama itu tdk pernah di nafkahi suami. Aku mandiri secara finansial dan saat itu dg polosnya tdk menuntut apa2.Selama itu juga suami beberapa kali investasi tp kena investasi bodong yg nominalnya buatku lumayan banget, bisa dapet mobil 1 biji. Dia inves tanpa ijin aku (baru bilang setelah kejadian),tp berhubung aku msh mandiri secara ekonomi, ya sudah, ngga aku fikirkan.
    Mungkin krn sejak awal nikah tdk menafkahi aku suami merasa keenakan dan lupa ya... Begitu melahirkan aki resign, bodohnya, aku ngga membicarakan ttg nafkah yg akan aku peroleh setelah resign, aku cuma modal percaya aja, bahwa suami pasti akan menafkahi dg baik entah bagaimana caranya. Jd sampai anakku hampir berusia 1th pun aku tdk dinafkahi. Jadi yaudah, mau ga mau aku pakai simpananmu hingga tiris bahkan minus.
    Fyi, Aku dan suami tinggal di mertua, kebutuhan air dan listrik suami yg bayar. Gajinya memang ngga banyak sih.
    Kulihat suami jd agak temperamen, dasar hormon pasca melahirkan labil (atau akunya yg emang labil, hehe..) dg sikap suami yg masa bodoh dg nafkah dan temperamen, aku jd takut anakku dekat dg bumer. Anaknya 4, yg cowo absurd semua, sedang adik perempuan paksu jg blm bisa masuk kategori punya hidup yg wajar. Melihat semua itu, Aku ga mau anakku tumbuh jd pria temperamen yg tdk menyadari tanggung jawab sebagai pria,sehingga aku batasi banget anakku sama bumer, kadang juga aku jd jutek sama beliau.
    Setelah gabungan ku tiris, akhirnya aku beranikan menuntut nafkah dan membujuk ttg memiliki rumah sendiri walau ngontrak gpp yg penting rumah sendiri. Katanya ga bisa jauh dr rumah bumer krn yg bisa diandalkan cuma paksu ja, kasihan opakmer bumer.
    Setelah tuntutan itu suami makin pemarah, sampai ngamuk ngerusak barang. Total 3x dlm waktu 6bln. Lalu pernah aku lupa masalah apa, tp aku sampai dilempar gelas, untung aja gelasnya ngga kena mukaku, pecah kena dinding. (Entah sengaja mleset atau aku beruntung), traumatis banget moms... Saat itu aku memutuskan minta jemput ortu, tp ga lama, akhirnya aku balik ke rmh suami lagi. Lalu, akhir th 2017 ada masalah lagi, suami malah sampai mengacungkan pisau kayak mau melukai aku moms. Krn insiden itu aku pergi dr rumah, naik motor berdua sama anakku (anakku kugendong pakai gendongan), aku menyepi di hotel. Aku kabari suami bahwa aku ga pulang ke rumah tp aku jg ga pulang ke rumah ortuku. Eh, dia cuek moms... Kuberharap responnya adalah nelfon, nanya aku dimana dan menjemput, taunya sampai keesokan hari kutunggu ternyata tdk ada yg terjadi. Karenanya, aku memutuskan pulang ke rmh ortu. Aku ga cerita sama ortu ttg tindak kekerasan yg terjadi padaku. Tp keluarga sdh mengendus aroma ketidakbahagiaan.
    Setelah 1 bln di rumah ortu,( sampai2 aku memutuskan mencari pekerjaan) akhirnya suami datang menjemput, yasudah, aku dan anak ikut dia pulang. Ternyata, itu bukan inisiatifnya, dia menjemput kami krn disuruh oleh budheku. Dg bangga dia bilang kalau dia ga peduli mau aku pulang atau ngga.
    Selang 3bln nenekku sakit, koma di rs dan aku blm jenguk. Aku nunggu reaksinya kok blm ada, akhirnya akumau pergi naik bus. Saat itu anak sedang main dg bumer langsung aku angkat (aku tau bumer sedih bgt, tp aku sengaja, krn aku super kesel sama suami), akhirnya, suamiku marah, krn keputusanku mau naik busa san krn melihat aksiku thd bumer, singkat cerita, kami memutuskan pisah lewat WA.
    Namun setelah jatuhnya talak, itu menjadi momen refleksi, akhirnya kami berbaikan dan saling memperbaiki diri. Sampai minggu lalu. Suami hbs tugas di luar selama seminggu, setelah pulang dia sibuk bgt dg hp sampai tdk ada waktu unt bercanda dg anak istri. Aku tiba di titik jenuh, saat anak rewel nangis aku diamkan saja, lalu paksu marah, sambil membawa golok besar diacungkan ke anakku, "kalau kamu begitu mending anaknya mati saja" katanya. Aku shock banget moms, seminggu aku diam2an. Baru beberapa hari ini kembali baik, eh, mulai lagi.... Usiaku dan suami kan terpaut lbh dr 10th, dg seenaknya dia bilang "kok kamu kelihatan lebih tua dibanding aku sih.", ini jenis bercanda yg aku benci banget. Lha otaknya ga mikir. Kalau istrinya dinafkahi dg benar, ada budget unt skincare, perawatan, multivitamin, nge gym, ikut kelas Yoga/pilates/zumba, bakalannya istrinya sexy dan awet muda. Lha ini ngasih uang aja angot2an malah becanda pakai main fisik.
    Aku sedih dan marah sekali. Aku marah pada diri sendiri, kenapa kok bisa seperti ini, muncul banyak penyesalan.
    Akhirnya aku kirim wa, intinya aku sdh bersyukur dg hidupku, tolong jg becanda dg membawa-bawa fisik. Aku sdh menurunkan ekspektasi terhadap hidup, masak iya dilihat buruknya saja. Hanya saja ada kalimat yg bawa2 bumer, ah... Ngamuk lagi dia, dan mengancam, intinya kalau sampai macem2 lagi bisa habislah aku ini.
    Tiap aku bicara ttg ngasih nafkah dan nyrempet ibunya, langsung naik pitam. Aku ngga menghina bumer sama sekali, tp mungkin dia terintimidasi.
    Aku merasa tsk disayangi, apalagi dihormati. Kenapa setelah aku keluar dr pekerjaanku dia berani kasar sama aku.
    Yg paling aku sesalkan, seluruh aksinya yg kejam dan penuh ancaman itu diperlihatkan pada anakku yg blm genap 3th. Aku sedih dan marah krn anakku hrs menyaksikan hal seperti ini. Aku merasa lemah krn tdk bisa menjadi ibu yg melindungi anakku dr kekerasan dlm rumah tangga.
    Suamiku memiliki gengsi tinggi dan menjunjung patriarki. Mungkin egonya tdk terima dg beberapa aksiku. Kalau berhadapan dg org lain seperti tetangga, rekan kerja dll dia selalu memperlihatkan sisi baik dan lembut. Bahkan menarik hati. Tp kenapa terhadap istri dan anaknya malah kasar. Aku jd semakin takut anakku besar di lingkungan ini. Aku tdk mau anakku tumbuh jd manusia sekasar ayahnya.
    Suamiku pernah cerita jika sejak kecil hingga SMA dia sering dihajar bapaknya,mungkin kondisi ini terbawa hingga sekarang. Rasanya aku ingin memutus rantai tindakan kasar ini.
    Jujur saja aku ingin lepas dr jeratan teror, tapi aku takut dan tidak percaya diri. Apakah aku mampu? Aku lulus hampir 10th lalu dr jurusan teknik, tp selama ini banyak bekerja di perbankan. Selama hampir 2th FTM, umur sdh expired kalau melamar di perbankan lagi. Apkah aku bisa unt menghidupi anakku tanpa kemampuan khusus? Itu yg paling aku takutkan. Aku suka baking tp kemampuanku msh biasa. Simpanan habis, menyisakan hutang.
    Akupun malu sama keluarga. Walau pernah membicarakan ttg perpisahan sama mama, bahwa mama bisa menerima jk sampai terjadi perceraian.
    Harus drmn ya mulai bicara dg keluarga?
    Sebernarnya banya bgt yg terlewat unt diceritakan, tp semoga bisa tertangkap intinya ya moms...
    Yg pasti, prioritasku masa depan anak, agar tdk makin terpapar tindakan kasar dan brutal

  2. #3197
    Resident
    Join Date
    Aug 21, 2015
    Posts
    257
    Mentioned
    192 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    Peluk dulu makk... @Hidden Content

    Aku cuma mau bilang, stand on your self first, mak.

    Kuatkan dirimu dulu, tekadkan bulat, dan jalankan dengan kepala tegak mak.

    Semua sikap suamimu berdasarkan ceritamu itu sama sekali nggak bisa dibenarkan sedikitpun mak, apalagi didepan anak kalian dia berlaku kasar dan ngancem-ngancem kayak gitu.

    Kalo kamu mikirin anakmu, nggak seharusnya hal seperti itu terjadi berlarut-larut mak.

    Aku nggak nyaranin perpisahan , tapi kalo aku diposisimu baik buatku hidup sendiri aja bareng anak, ga perlu suami yang cuma merusak mental, boro-boro ngayomi dan ngelindungin sebagai kepala rumah tangga.

    Awal mulainya pasti berat banget, tapi dengan pikiran waras dan niat untuk menyelamatkan diri dan mental anak, mudah-mudahan bisa dilewati mak. Banyak single mother yang survive dan sukses membesarkan anaknya.

    Semakin kamu mengalah dan nrimo dengan segala prilaku suami, semakin suami besar kepala dan tidak menghargai kamu. Kemarin-kemarin ngancem bawa sajam, laen kali bisa aja beneran melukai.

    Kalo kamu mikirin malu atau ga enak sama keluargamu, yakin deh keluargamu apalagi mama kamu malahan lebih sedih kalo liat hidup anaknya sengsara hidup sama laki kayak begitu.

    Mak, untuk mulai jalan dengan keputusanmu pasti nggak gampang, tapi yakin deh semua bakal terlewati, dan ketika waktunya tiba, kamu akan bangga dengan dirimu sendiri, bahwa kamu sudah mampu bangkit dan memperjuangkan hak hidup dan bahagia dirimu dan anakmu mak.

    Kalo masalah mampu atau nggak cari nafkah, yakin deh mak pasti ada jalan untuk niat baik, kamu bisa ngelamar-ngelamar utk bagian back office atau di kantor2 yang gak gitu gede, ga menutup kemungkinan diterima kok, krn banyak juga kenalanku yang mulai kerja ketika sudah punya anak.

    Kalo kamu mau wiraswasta juga bisa dimulai dengan hal-hal kecil, misalnya dengan jualan minuman yg lg hits sekarang dipusat-pusat keramaian, atau pasar malam, atau kasarnya kita masih bisa ngojek atau terima cucian sekadar untuk menyambung hidup sementara mak. Jangan takut mak, niatmu baik, mudah2an diberikan kemudahan pula ngejalani niat baikmu itu.

    Save your self first, mak. Happy mommy raise happy kids. Hidden Content )
    ..if your life less of sugar, it will be a bitter life..

  3. #3198
    Citizen
    Join Date
    Jul 27, 2012
    Location
    sanctuary
    Posts
    2,351
    Mentioned
    452 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    @Hidden Content Terima kasih atas masukannya ya mom. Berarti aku harus menyusun langkah selanjutnya seperti apa yg sekiranya bisa aku lakukan ya.
    Kalau untuk sementara pisah rumah dulu gimana ya? Aku terpikir hal itu sih. Di rumah ortu mau nyoba bikin usaha

  4. #3199
    Citizen
    Join Date
    Aug 6, 2011
    Location
    Far Far away
    Posts
    1,779
    Mentioned
    170 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    @Hidden Content
    Kalau kamu bisa minta pindah coba aja mak
    Kalau enggak.. Liatlah suami dan anakmu
    Mereka membutuhkan kamu.
    Aku juga resign ikut suami dan belum dapet kerja lagi
    Memang berat namun aku liat dr sisi positifnya. Rejeki ku gak akan terlewat untuk hal baik .Aku bersykur udah dikasih suami dan aku mau jaga amanah dr allah. Apalagi kamu udah punya anak.itu prioritas banget kan yaaaa... Aku jg mikir dulu kalau aku gak ada duit gimana. Alhamdulilah suami ku tauuu banget aku jd gak masalah gaji dia cover wkwkwwk kita tau kita sama sama berkorban berjuang di line yg lurus wkwkw

    @Hidden Content
    Karna dari awal kamu gak minta nafkah jadi suami km kaya gitu. Huaaa turut sedih. Semoga kamu kuat tegar yaaaa mak demi anak kamu.
    Anakmu butuh ketegasan ketegaran kamu sekarang.
    Kamu bicarakan coba dengan ortu atau orang yg bisa dipercaya. Yang penting adalah kamu dan anakmu bahagia. Jadikan ini awal yang baru. Kuatt yaaa moms

  5. #3200

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    Hai ibu-ibu hebat disini
    Kenalkan Saya ika, barusan gabung.
    Awalnya saya lagi sumpek karena masalah rumah tangga Saya, buka googling ketemu forum ini.

    Saya ingin curhat Dan minta Saran ya ibu-ibu
    Jadi gini, Saya nikah baru 4 tahun. Pacaran dengan suami sekitar 6 tahun.
    Awalnya kehidupan RT kami baik-baik saja, suami orang yg baik. Mau mengerjakan pekerjaan RT juga. Lalu Saya hamil anak pertama di tahun 2016.
    Menginjak HPL, Saya iseng buka FB suami, Saya shock karena banyak inbox ke cewek2 bookingan menanyakan rate, dsb. Bahkan FB suami ikut ke grup-grup yg isinya prostitusi online.
    Saya nangis kenceng, mertua juga binging kenapa. Saya tinggal dengan mertua Dan suami adalah anak tunggal.
    Mertua mengira Saya takut mau cesar, padahal hati Saya remuk. Suami Saya tanya, katanya FB nya di hack, sudah ganti password tetep bisa dibajak.

    Okelah Saya gak mau mikir berat menjelang kelahiran.
    Suami tetep perhatian Dan saya sibuk mengurus anak. Masalah itu Saya anggap angin lalu.

    Anak Saya udah 2 tahun
    Malam 2 minggu lalu, suami ijin pulang malam katanya banyak kerjaan. Saya selalu percaya kalau dia ijin pulang telat. Tapi Kali ini Saya merasa beda, feeling istri Kali ya bu-ibu.
    Malamnya Saya pinjam HP suami, Saya iseng buka WA Dan Ada wa suami janjian di hotel dengan cewek PSK. Lengkap dengan bukti transfer, hotelnya, kamarnya, sampai berapa jam Dan mereka ngapain aja nantinya.

    Saya shock
    Suami Saya bangunkan, Saya Tanya dg bawa HP dia. Dia ngaku emang ngelakuin itu, Saya nangis Dan jijik dipegang suami.
    Suami nangis juga minta maaf, Saya suruh dia minta maaf ke Tuhan Dan ibunya. Paginya, suami ngaku ke ibu mertua. Ibu mertua sudah minta maaf ke Saya, suami juga cium kaki Saya janji gak ngulangi. Dia ngaku baru pertama Kali jajan.
    Saya minta pisah saja, suami Makin kenceng nangisnya bahkan mau bunuh diri kalau Saya ninggalin dia.
    Saya Tanya baik-baik kenapa dia jajan, Saya kurang Apa, dia jawab dia penasaran, dia diajak temennya yg sudah resign Dari kantor.

    Saya pernah kecelakaan dibonceng suami Dan Saya jatuh kemudian dilindas trailer. Tulang pinggul Saya patah, hampir 3 Bulan Saya tidak bisa duduk Dan jalan, hanya berbaring. Saya sempat LDR selama 3 Bulan itu, Saya tinggal di rumah ortu Saya sedangkan suami sibuk merawat bapak mertua yg juga kena stroke. Saya sempat takut gak bisa kasih jatah ke dia. Setelah Saya sehat, Saya bisa kasih dia jatah 3-4 Kali sehari. Bahkan selalu saya yg agresif.

    Okelah Saya kasih dia kesempatan lagi, tapi kepercayaan Saya ke dia sudah cacat. Saya tertekan, tiap malam Saya cek HP, dompet, tas dia.
    Saya menemukan bukti lagi kalau dia sudah pernah transfer DP buat cewek2 PSK. Total Ada 5 bukti transfer yg Saya temukan lewat chat dia entah di FB Dan Twitter. Dan waktunya Dari Saya habis kecelakaan sampai saat ini.

    Saya belum bahas soal bukti baru ini ke dia, Saya binging Harus bagaimana. Saya jijik, tapi Saya gak mau anak Saya kehilangan figure ayah. Saya ingin bahas Hal ini, tapi kalau dibahas di rumah mertua, mertua akan ikut campur sedikit atau banyak. Kalau dibahas diluar rumah Saya takut akan malu-maluin secara suami Saya orang yg spontan, kalau menangis suaranya kenceng. Saya yakin dia akan nangis lagi kalau Saya bahas Hal ini.

    Buibuk Saya Harus bagaimana ?

  6. #3201
    Lurker
    Join Date
    Nov 2, 2013
    Posts
    22
    Mentioned
    10 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    @Hidden Content @Hidden Content kantorku ga ada cabang di kota suami ku, itu sih yang buat berat, aku udah omongin sih untuk masalah financial, dan suamiku menyanggupi, tapi ya itu, masalah insecure aja kali ya, karena akan mulai dari 0 lagi.

    @Hidden Content trus kamu sebelum resign ada debt, cc dll ga? aku masih ada tagihan cc, dan aku belum jujur ke suami nilainya berapa wkwk

  7. #3202

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    @Hidden Content hi bu. Kasusnya sama persis denganku, cuma bedanya suami gamau ngaku, padahal uda ada bukti2 struk atm dll.
    Skarang aku memilih untuk bertahan dengan suami, cuma aku kasih berbagai persyaratan, dia ga pegang CC, duit gaji dipindah ke rekening bersama. Jadi dia hanya pegang duit bulanan sehari2. Memang tidak jaminan dia ga tergoda untuk booking psk lagi. Tapi namanya juga usaha. Hahaha.
    Saranku, kamu cek sexual health, mulai dari HIV dan IMS.

    Memang naif skali aku memilih bertahan dengan suami dengan harapan dia bisa berubah. Padahal aku bekerja, penghasilanku lebih dri cukup untuk hidup, anak juga belum punya.
    Mungkin aku sudah pada taraf skeptis dengan pernikahan. Jadi sudah mati rasa bu. Tinggal jalani aja sisa hidup.
    Maaf ya tidak bisa membantu banyak.
    Aku yakin buibu disini pasti punya saran yg lebih nampol.

    Semangat bu. Sehat2 buat kamu dan dede bayi.

  8. #3203
    NewcomerCitizen lluvia's Avatar
    Join Date
    Aug 9, 2010
    Location
    lalaland
    Posts
    2,089
    Mentioned
    435 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    Hidden Content
    Mungkin aku sudah pada taraf skeptis dengan pernikahan. Jadi sudah mati rasa bu. Tinggal jalani aja sisa hidup.
    I know you're here not asking for any advice or komen.. so maafkan kelancangan gw...
    yes it's your life, your choice.. but if you do choose to stay, I do hope you somehow try to find happiness back in your marriage..
    you might be ok with "mati rasa".. but do you think your husband can live like that or with a wife that feel that way?

    "sisa hidup" is a long time.. spending another 30 - 40 or more years with someone you dont trust, dah illfeel etc is hell..
    this just my two cents, but if you do still hope suami bisa berubah.. u cannot have that defeatist mentality.

    I know when our partner cheated on us, that person is to blame.. and we expect, demand malah that he's the one that need to change and put the works/effort to fix things.. and kita kasarnya tinggal duduk manis.. because we are the victim right?
    in a way that's true.. but it doesnt work like that juga.. sure the person that cheated need to take personal responsibility for his mistake.. but so do we.

    ask yourself.. jika dulu aja, sblm lu tau suami slingkuh dan lu masih a happy and devoted wife.. suami ternyata bisa slingkuh..
    what do you think will happen now di saat lu dah skeptis dan mati rasa.. you think with this "happier" wife and marriage, your husband will somehow behave better? or will he now have more reason to cheat on you again?

    I know when someone hurt us, we want to punish that person.. sadar ga sadar, "revenge" is human nature.. and I dont blame those who feel that way..
    but that's not a long term solution or attitude jg yg kita bisa pakai if we still want to have some hope for happiness in the future.

    I believe in the saying: "the best revenge is living well"
    so when dealing with ppl who has hurt me, betrayed my trust etc.. I have two option:
    - either I remove them completely from my life.. I walk away, over done finish.
    - or I stay, keep them.. but I do try to fix that relationship and try to move forward together.

    keeping around drama or toxic ppl in our life, without hoping and trying to fix it.. sama aja ky kita pelihara penyakit.
    klo kita sakit, do we just accept it and bilang "tinggal jalani sisa hidup".. pasrah living with the pain.. the pain that will only get worst with time..
    or do we go to the doctor, get help and at least try to get better?

    maaf ya bu klo kesannya gw menggurui.. I know you're still in pain and perhaps dont wanna hear this.. and gw bukan bela suami yg slingkuh..
    I'm writing this for your sake.. you still can have a happy life and/or marriage.. but you are the one that has to make that happen.. elu yg harus mengusahakannya.

    yes your husband is responsible for his mistake.. but that doesnt take away your own responsibility in your life and marriage..
    you and only you are responsible for your future and happiness.

    you are not naif or wrong berharap suami bisa berubah.. ppl can change!
    I dont believe in the saying: "once a cheater always a cheater".. it is not that simple, ppl can make mistake.. and they can redeem their self.

    as you can see I choose to be an optimist.. cuz God's knows I have not been a saint myself, I have hurt ppl..
    and I'm still not a saint.. but I'm definitely not the selfish jerk of a person I was in the past.

    but this ppl, ppl like me who has made mistakes.. we cannot just magically change without some motivation, support and positive reinforcements.
    punishment is not an effective way to change ppl.. if that was the case, our prison will be empty.. even with the promise of hell, they are still many who choose to do wrong.

    perhaps I'm the naive one.. I dont believe we can change "the bad guy" by punishing, blaming, withholding love, distrusting etc..
    but we can try to open his eyes.. make him and ourself understand the "why, what, how".. so we both can learn from our mistakes and not repeat it in the future.

    I know it's hard.. to forgive, introspeksi, work together, analyze and fix what has been broken..
    honestly I dont know if I can do that if my husband cheat on me.. but I do know, that if I still choose him to be my husband.. it has to be all or nothing!
    otherwise, why bother?

    if you really still want to make him pay, punish him or whatever.. which is totally understandable.. thn just leave him.. that will be his punishment, loosing you.
    but if you choose to stay and keep punishing him with being skeptis, mati rasa etc.. in the end the ones that's gonna suffer will be also you.

    and that suffering will be on you ya..
    it will be not be your husband that has done that to you.. you are the one that has done that to yourself.. you dont get to blame him for that.

    do you really wanna live the rest of your life like that?
    itu jg if you're "lucky".. what if your husband malah yg decide to leave you.. krn dia jg dah ga kuat hidup sprt itu..
    will that be better? well at least you can blame him again.. you're the good wife and he's the bad husband.

    I'm not saying your decision or attitude right now is wrong.. again, I'm sure many ppl will understand where you're coming from.. he did cheat on you..
    you have every right to be angry, skeptis, mati rasa etc.. you are right.

    but what do you rather be.. do you rather be right.. or be happy?

    Hidden Content
    suami lu dah jago kan booking kamar hotel.. so why dont you ask him to booked a room for you guys.. to talk..

    I really do think you guys need to talk this out.. selama masih banyak yg ngeganjel di elu, masih banyak pertanyaan etc.. lu jg ga akan bisa move forward.
    and that's what you want right?

    again, sama yg sprt gw dah tulis di atas tuk affogato.. for those that choose to forgive their husband.. jng cuman dimulut doanq.
    bahas ampe tuntas.. ngomong, nangis, teriak klo perlu.. let it out.. put it all open on the table..

    be brave and tell him how you feel.. and be fair, also listen to what he has to say.. and perhaps thn you guys can understand each other more..
    and slowly forgive.. learn and move towards being better partner for each other.

    there is no excuses.. if you and your husband really still want to make your marriage works.. cari cara!
    a problem do not just go away by itself.. either we solve it or it will stay a problem forever.

    "Life, breathtakingly beautiful."


  9. #3204
    Immigrant Julijulijul's Avatar
    Join Date
    Jul 26, 2014
    Posts
    139
    Mentioned
    53 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    Maap mak kayaknya aku salah kamar dah aku pindahiinn


    Mak emak ku mau tanya, ku kan mau training sebulan an. Anak ditinggal masih under 1 yo. Ada pengasuhnya sih umur 30 janda..

    Kalo gw tinggal in anak sama pengasuhnya dan suami aja kok gw agak gimana yaa??

    Mertua maksa ditaro tempat dia, tapi mertua di kampung.. jauh banget.. ribet bawa perlengkapan bayi ke kampung which needs 3 hour from airport.

    Dan sebenernya kalo mertua orgnya telaten ngurus anak sih gw gak masalah. Masalahnya mertua tuh gak telaten ngurus anak, gak ada pengalaman ngurus bayi dia sendiri even ngmg gak bisa mandiin bayi. Suami dari kecil diurus sama pengasuh. Bokapnya suami juga awkward sama bayi, suami waktu bayi pernah dijatohin dari lantai 2 dan bikin syarafnya bermasalah sampe skg.

    Dirumah mertua tetep dgn pengasuhnya sih.

    Nyokap gue masih kerja dan susah ijin.

    Kira2 gimana ya?


    Sent from my iPhone using Tapatalk
    Last edited by Julijulijul; Sep 30, 2018 at 02:54 AM. Reason: Salah kamar

  10. #3205
    Immigrant
    Join Date
    Dec 16, 2013
    Posts
    173
    Mentioned
    85 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    @Hidden Content klo mertua yg sementara nginep tmp kamu gmn?

    Soal ga telaten kayaknya ga masalah deh, kan mertua cuman ngawasin pengasuh aja selama kamu ga ada.

  11. #3206
    Immigrant Julijulijul's Avatar
    Join Date
    Jul 26, 2014
    Posts
    139
    Mentioned
    53 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    @Hidden Content mertua dua duanya kerja gak bisa ijin juga.. susah kalo mesti ke rumah.

    Gue sih pengen banget kalo bisa gantian gitu, nyokap gw barang seminggu, mertua seminggu, siapa lagi seminggu gitu.

    Cuman mertua udah maksa juga baby disana. Dan sedihnya, mertua maksa masukin sufor itu loh Hidden Content (((((((

    Gw dah siapin asi banyak2 tapi bingung juga lah bawa ini sekulkas gimana.


    Sent from my iPhone using Tapatalk

  12. #3207
    Resident ishtar77's Avatar
    Join Date
    Sep 21, 2011
    Posts
    352
    Mentioned
    200 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    @Hidden Content
    Trainingnya harus nginep? Atau nginep karena training di beda kota?

    Kenapa nggak ada opsi anak sama pengasuh tinggal di rumah ortu kamu?
    Suami maunya gimana?

    Aku pernah training beberapa bulan yg mesti nginep, untungnya dekat rumah, jadi bisa bolak balik ke rumah pas free time. Temen2ku yg udah punya anak beda2 sih, ada yg anaknya di rumah ber3 sama suami sama pengasuh, ada yg anaknya dititip di rumah ortu yg beda kota, ada yg ngontrak dekat tempat training biar bisa bolak balik kayak aku (walaupun malamnya tetap nginep di asrama).


    @Hidden Content
    Orang yg minta maaf saat udah kegep itu bukan karena dia ngerasa bersalah, tapi karena dia nggak berani terima konsekuensi perbuatannya. Minta maaf nangis2 sujud2 cium kaki mah gampang. Tapi kalo nggak ada rasa bersalah, nggak akan nyesal dan nggak akan berhenti, ngulang2 aja terus. Kan nanti kalo kegep bisa minta maaf lagi.

    Sebelum konfrontasi lagi, pikir baik2 dulu kamu maunya apa. Worse case seperti apa yg kamu sanggup jalani, punya suami yg suka jajan atau nggak punya suami?
    Karena ngubah orang itu impossible kalo orangnya sendiri nggak ngerasa bersalah dan ngerasa perlu berubah.

    Bisa aja kamu synchronize HP suami ke HPmu biar semua kegiatan dia kebaca, penghasilan dia semua dikasih ke kamu, pulang kantor dia selalu langsung pulang, dst untuk mencegah. Yang mana mungkin dia nggak mau digituin. Katakanlah dia mau, tapi kamu bisa tahan nggak hidup kayak gitu?

    Yg paling serem dari suami suka jajan itu STD, berapa banyak ibu2 yg kanker rahim gara2 suaminya suka jajan. Amit2 knock on the wood. Kalo memang masih mau bertahan, cek STD suami dan kamu juga. Amit2 ada apa2 bisa segera ditreatment.

  13. #3208
    Immigrant Julijulijul's Avatar
    Join Date
    Jul 26, 2014
    Posts
    139
    Mentioned
    53 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    @Hidden Content

    Trainingnya diluar kota, beda kota sama domisili. Trainingnya semi militer, gak dibolehin keluar2 tempat training.

    Karena aku masih asi eksklusif dan pasca sc, aku ditunda trainingnya pas bulan april aja, setidaknya anak udah selesai asix dan udah lebih pulih pasca scnya.

    Tapi kepikiran dari sekarang. Hahah

    Sebenernya pengennya anak di rumah aja sih, karena lingkungan perumahaan lebih aman daripada di desa (tempat mertua).

    Selain mertua careless, rumahnya depan jalan besar lintas desa. Takut anakku tiba2 jalan kedepan gak ada yang liatin

    Kayaknya gakpp deh ya suami sama pengasuh aja dirumah, terus aku cari opsi ganti2 an nyokap, mertua, sil, sepupu yang nemenin dirumah tiap minggu.


    Sent from my iPhone using Tapatalk

  14. #3209
    Newcomer
    Join Date
    Sep 9, 2016
    Posts
    26
    Mentioned
    24 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    Dear buibu,


    Thanks bgt ya buibu yg udh kasih saran2 kmrn.. apalagi mak @Hidden Content makasiiihhhh yaa
    Setelah beberapa waktu kemarin gw curhat, gw kepikiran untuk pisah sama suami...
    Tapi gw masih bingung ngomong ya gimana, banyak kekhawatiran yg dipikirin. Satu sisi kk gw lagi sakit bgtu pula anaknya, dan mereka sakit yg emang lumayan perlu perawatan, takutnya nambah beban pikiran buat kakak2 gw. Kalo nyokap sih gw rasa gak bakal trlalu peduli2 amat, krn spt yg gw bilang sebelum nya emang nyokap gw secuek itu.

    Dan kalo pas ngomong nanti ke keluarga besar apalagi ke keluarga dia, kayaknya gw bakal di cegah untuk pisah ya karena mnrt mereka gw gak punya masalah yg besar2 bgt, pdhal ada masalah yg sbnrnya gak pernah gw critain sama mereka, bukan org ke 3 sih. Mnrt mereka pernikahan ya komit seumur hidup mau kayak apa juga, karena MIL gw sesakit apapun dia katanya akan bertahan. Gw tau kalo FIL gw juga selingkuh bertahun2 tapi MIL gw mempertahankan pernikahan dgn berbagai alasan, apalagi kalo gw blg gw mau pisah, yg mnrt mereka pasti masalah "ah cuma kayak gt doang"

    Sedangkan mnrt kk gw yg satu lagi kalo mau pisah ya alasan nya kudu kalo gak krn selingkuh ya kdrt, tukang mabok dsb yg membahayakan lah istilahnya dan kalo kayak gw mah kagak boleh tuh pisah wong istilahnya kan suami gw "cuma" belum dewasa aja dan di kepercayaan gw juga gak memperbolehkan pisah juga tapi ya skrg dgn kenyataan yg gw hadapi gw mau mempertahankan juga sulit...

    Pdhal mnrt gw kok kayak gak fair aja gt, krn kan gw udh memantapkan hati untuk membatalkan pernikahan gw dulu, nah skrg pst mereka mikir : "Kan kamu dulu yg mau menikah, kalo dibatalin udh terlambat lah, ya salah kamu itu"
    Padahal gw udh bilang kagak mau kan
    -____-

    Gw ada kekhawatiran juga sama suami, takut dia berbuat gak2, gw pengen bgt jadi tegas gt tp susah bgt rubah diri. Pdhal sih dia gk bakal knp2. Dulu tuh ya kalo waktu pacaran, misalnya ada masalah, dia males selesain, pst dia bilang : duh aku lagi capek, lagi bgini, lagi bgtu,... Dan dulu gw pasti kasihan, dan dia memanfaatkan sifat gw itu, gw tau itu...

    Gw khawatir juga dengan umur gw diawal 30an ini, apa masih ada sandaran buat gw diluar sana? Krn selama nikah gw gak pernah bersandar ke suami, pdhal gw pengen bgt tadinya membicarakan banyak hal, masa depan, dsb, tapi dia gak pernah bisa diajak berbicara masalah serius, gw udh coba baik2, tapi kayaknya untuk masalah serius dia gak pernah take a lead, gw pengen bgt pemimpin dalam keluarga itu laki2, dan gw udh lelaah kalo selalu aja gw yg inisiative ini itu, tadinya gw pengen dia bisa memimpin gw, tapi rasanya sudah sulit sekali Hidden Content

    Gw udh balik kerja lagi, thank God, jadi paling gak gw bisa bantu2 keuangan keluarga kami, tapi beberapa hari ini kepikiran untuk mengakhiri dan berbicara tapi gw masih khawatir akan tanggapan keluarga dan dia sendiri...
    Last edited by Oki_doki; Oct 1, 2018 at 07:10 PM.

  15. #3210
    Newcomer
    Join Date
    Dec 29, 2012
    Posts
    67
    Mentioned
    90 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Konsultasi: Problematika dengan suami Part 2

    I'm back here again.. aku udah stress banget sm hubungan kami..hampir tiap hari berantem dan hampir semua soal uang. Dan selalu aku yg memulai badmood krna hal itu krna ngerasa tertekan..

    Jadi Kita merit dan hidup di rumah ortunya dia which is semua gratis. Aku setor xxx juta sebulan ke rek dia dengan jumlah nominal yg tetap. Dia jika pas ada job ya dpt penghasilan.. klo pas ngga ada job ya ngga dpt. Yg mana ngga ada yg tau. Jadi rek dia itu dianggap rek bersama. Tp aku liat sekarang dia udah mulai ada usaha untuk lebih work hard..

    Lalu dia tetapin aturan kayak gini:
    1. Aku cuma boleh ambil maximal xxx juta (yg aku setor) itu buat keperluanku sendiri (jajan, perawatan, kosmetik, sabun sampo, transport) . Ngga boleh lebih. Artinya duit dia ngga boleh kuambil. Klo bisa malah aku bisa sisain dari xxx itu biar bisa nambah tabungan di rek dia
    2. Dia hidup irit dan ngga mau jajanin aku klo ngga weekend. Dia sama skali ngga mau kluar cari makan walopun itu cm bakso ato cilok buat kita berdua.

    Yg aku keberatan:
    1. Pernah pas aku ngga cukup xxx jt itu dan udh ngga pegang duit..dia bener2 ngga mau ngasi duitnya..akhirnya ngasi tp smbil ngomel n cemberut smabil wanti2 bln depan aku hrs lbh hemat lg nggak boleh sampe lbh dari xxx
    2. Tp dia sendiri sering banget kluar makan saat jam istirahat sm temennya..which is emang sering dibayarin temennya sih alias gratisan.. dia emang hobi makan luar dan itu kesempatan buat dia bsa makan enak gratis. Sementara aku diwanti2 jgn makan di luar..hrs makan di rumah biar gratis!
    3. Barusan sehari setelah aku isi xxx juta itu di rek dia,aku ajak jajan cilok yg cuma 15ribuan..dan dia jawab: ngga ah ntar duit abis!! Lalu aku ajak lg jajan apa jg gt terus jawabannya. Padahal..xxx jt itu bisa beli 10gerobak cilok ada kali..

    Semua uneg2 di atas udah aku utarakan dengan nada biasa sampe akhirnya nangis2an karena respok suami kadang malah marah2 dan agak bentak.
    Aku sampe bener2 ngga tahan dgn segala kepelitannya yg luar biasa dan kepikir buat kabur dr rmh..karna kita tengkar trs masalah duit. Padahal..aku ngga pernah dibelanja bulanan..dan itu duit sendiripun mau pake diatur2. Sampe2 tiap aku mau pake 100rb aja sampe takut dan ijin dulu sama dia..

    Aku sempet suggest untuk:
    1. Aku ngasi 2x lipat xxx biar bisa jajan berdua dan dia ngga sepelit itu. Dia ngga mau katanya itu buat modal usahaku aja drpda untuk boros2an
    2. Pisah rekening biar sama2 nyaman. Dia ngga mau katanya: "Ntar pengeluaranmu makin ngga terkontrol tuh!"

Page 214 of 257 FirstFirst ... 114 164 204 212 213 214 215 216 224 ... LastLast