Review of the Marketing Strategy of Indonesian and International Brands

[Lila]

gandarasta, sebenarnya bukan ama modal, tapi lebih tepatnya sama business plan, misi dan visi kedepannya...
percaya gak, sekarang fashion business, sudah dipegang kebanyakan sama profesional business maker, bukan oleh perancangnya..
peranancang hanyalah part of the business, the name, tapi bukan sebagai head of business-nya..
LV, ituh dikelola sama corporate yang namanya kebetulan sama, tapi ditangani sebagai perusahaan business...
banyak banget yang kayak gituh sekarang, hanya sedikit yang dipegang oleh perancang/nama brand tersebut...

kalau yang estrelaa, gue juga dengar, cuma yah ituh, kalau patokan gue business yang berhasil adalah yang bisa bertahan/berkembang s/d 5 tahun, baru gue anggap...
kalau dibawah ituh, kemungkinan gagal masih besar...
LV dan Hermes butuh ratusan tahun beru bisa berjaya...
kekekkekee...

tetep harus dicatet: kemampuan mengembangkan usaha ituh pada prinsipnya berbeda dengan perancang. satu-satunya sekarang didunia yang masih dimiliki oleh perancangnya sendiri dan mampu mendunia dan dihormati adalah:
ARMANI.

[cocomomo]

Duh, kayaknya harus mulai mantengin tret ini supaya bisa belajar banyak, terutama sama Lila sebagai suhu soal bikin tas.
Nah, soal business plan ini sendiri, bener kalau perancang memang bukan dirancang buat bisnisnya yg bener2. I sucks @ management. Jadi memang harus HARUS ada orang bantuin manajemen...dan memang belom ada, secara punyaku kelasnya rumahan, awalnya dari hobi dan cita2 punya studio di rumah dan nggak mau kerja kantoran, jadi nggak ngerti manajemen serius ini perlu ada nggak. Goalnya juga gak muluk-muluk.

Dan soal konsisten itu, susah banget!!! Kita sebagai manusia yang merancang kan juga berkembang. Dan aku tipikal orang yg mudah tergoda dan gampang terinfluence dengan fashion yg lg happening. Meskipun nantinya toh disesuaikan dengan signature rancanagan kita secara garis besar.
Intinya, sebenernya aku sangat butuh pertolongan kalo soal beginian. hahaha

[Lila]

Hey cocomomo, kamu butuh bantuan bagian apanya?
Sebenernya gue juga awalnya kayak kamu kok, jadi gue paham banget apa yang lagi kamu rasain..
Tapi. In the end of the day, pertanyaannya seberapa serius kamu dibidang yang kamu kerjakan, itu aja..
Kalau serius, butuh banyak bantuan, dan itu yang kembali ke kamunya...
Gue akhirnya mau all out disini juga abis 7 tahun main, baru seriusnya skr kok Hidden Content

[Lila]

Tapi cocomomo, diluar negri, kebanyakan fashion house dibeli orang orang2 diluar fashion industri sendiri...
Atau head-headnya itu bukan orang fashion sama sekali..
Waktu tom foed keluar dr gucci, ia digantikan oleh bekas headnya proter and gambler, bukan orang fashion sama sekali...
Juga banyak skr fashion house yang bergabung dengan yang lebih besar (sahamnya dibeli ya),
Let's say DKNY dibeli sama LVMH kalo gak salah...
Jadi emang ada orang secara business yang mengatur...
Kejelekannya, ide-nya designer harus komersil disukai oleh masyarakat. Kalau gak, si perancang dengan cepat bisa diganti oleh orang lain..

gandarasta, sebenarnya bukan ama modal, tapi lebih tepatnya sama business plan, misi dan visi kedepannya...
percaya gak, sekarang fashion business, sudah dipegang kebanyakan sama profesional business maker, bukan oleh perancangnya..
peranancang hanyalah part of the business, the name, tapi bukan sebagai head of business-nya..
LV, ituh dikelola sama corporate yang namanya kebetulan sama, tapi ditangani sebagai perusahaan business...
banyak banget yang kayak gituh sekarang, hanya sedikit yang dipegang oleh perancang/nama brand tersebut...

Bwetul Lila! ini sama kasusnya dengan Pertanian (setidaknya di Indonesia). Sedikit sekali petani yang menjadi pelaksana bisnis. Mereka hanya pekerja yang mengabdi pada 'pemilik modal' dan pengembang usaha. All those tycoon are rule the world, bytheway.

Tampaknya, di dunia yang bersaing begini, tycoon games are OK. Kecuali para designer juga ikut concern dan punya kemampuan manajemen bisnis (seperti Tom Ford, misal). LVMH dengan Arnault-nya toh terbukti berhasil di segala lini (belum dapet laporan keuangan LVMH, 2008--biasanya mereka umumkan per tahunnya). Di tangan Arnault, Vuitton family hanya jadi pekerja. Pertanyaannya, ini gejala bagus apa ndak?

Kalau begitu, untuk tiap designer sekarang mau ndak mau harus keluar dari box hobby ke ranah yang lebih luas--bisnis. Entah itu ia melibatkan tycoons atau belajar sendiri (yang terakhir ini, banyak designer yang ogah-ogahan).

Dan, seperti kata Lila. Butuh business plan yang terperinci untuk berhasil. Jangan berharap berhasil dalam waktu dekat, dan terakhir, visi yang kuat memungkinkan para designer keluar dari masalahnya sendiri.

Yuk, sekarang kita pindah ke topik: "Menyusun Business Plan yang Baik untuk Fashion Products."

Ayo kawan-kawan, kalau ada yang punya tips:
1. Dari mana kita memulai
2. Apa yang harus disiapkan
3. Manajemen Modal
4. Manajemen Portfolio
5. Manajemen Pemasaran
6. Strategi jangka panjang & pendek
7. Manajemen SDM
8. etc

Mudah-mudahan bisa diaplikasikan di setiap jenis fashion products ya.

[Lila]

Gandarasta, gue antara mau ketawa-tawa ama terharu baca postinganmu...
Gini, karna gue lagi nulisnya pakai BB, layarnya kecil, jadi yang elo tulis sebenenya gie bisa tulis semua,
Akakkakakkakakkaa...
Tapi karna perangkat gue gak enak buat nulis panjang lebar, mendingan elo duluan yang mulai
Trus gue fill in the blanks deh, kekekee...
Yang pertama...
Barangnya dulu. Xample, paling gampang buat gue:
Ciciero bags.
Segmentnya dulu yang dipikirin.
Kalau gue, smart independent woman, yang mostly kerja di kantor, n punya akses internet.
Dah, ini dulu dari gue, silahkan menambahkan yaaa...
Atau ganda, kamu ada contoh brand lain?
Silahkan ditulis aja yah jeng Hidden Content

[Hanzky]

Asiik...ada bangko yang ikut meramaikan thread ini...hehehe...

Lila, kalo nggak salah, successornya Tom Ford sih dari Gucci juga tiga tiganya deh, salah satunya si Frida Gianini. Yang mana yang dari P&G ya say?

putri Isaac Mizrahi sekarang bikin Isaac Mizrahi for Target (udah lama sih), tapi bukan yang temporary kaya Anya Hindmarch, Hayden Harnett melainkan permanent line. Jadi dia cuma konsen disitu aja sama di Bridal deh kalo nggak salah, sama punya talk show juga. Lots of designers are shifting to the mass market, ya abis gimana yang mendatangi uang banyak memang yang di produksi secara masal dengan harga yang affordable kan.

Btw, Janeville bags menurut gue salah satu brand lokal yang ok dari segi desain dan manajemennya, udah dapet retailer di Malaysia segala. Tapi dia nggak di urusin sama designernya aja sih, ada teamnya jadi memang lebih termanage ya, dan juga teamnya ini punya network yang cukup kuat dikalangan media dan fashion.

[Lila]

Han, aku buka buku bacaanku bentar ya, nanti kukabri..
Kalau frida seinget gue dia head of design, aja seingetku...
Ini kepala gede-nya yang dari P&G...

Janeville bagus, dia main segmentnya jelas, plus dia punya link eksport mayan kenceng,
Gak cuma malaysia, tapi juga ke jepang kalau gak salah...
Han, kalau bisa wawancara mereka bagus deh..
Bisa masuk buat liputanmu soal brand indo tuh...

[Hanzky]

iyah lila, setaun yang lalu udah mau interview lewat email tapi dengan suksesnya gue kelupaan..hehehe...nanti gue hubungin lagi deh...

btw, sebenernya enaknya thread ini dibagi dua aja yah, local & international...

Guys.. (should i call girls?--no just guys).. Akhirnya per 5 Februari 2009 ini LVMH mengumumkan laporan finansialnya. Silakan disimak di Hidden Content

Dari laporan tahun lalu, organic 12%. sekarang 7%. walaupun total growth masih 4%, tapi akselerasinya menurun. Kita lihat nanti di laporan Q1 2009, apa yang terjadi.

Lila, noted ya masukannya. Nanti kita jabarkan kalau sudah lengkap. Ntarnya bisa jadi semacam guide untuk kita-kita dlm membangun bisnis.

Hani, hihihihhi... rempoong ajaa kita2 ini ya. Iya Han, boleh tuh dipecah dua: local & international. Mudah-mudahan lebih bermanfaat.

[cocomomo]

aku berusaha nyari thread ini lagi, tapi gak nemu2. lupa judulnya apa. payah.
Dear Dini, awalnya memang enggak terlalu serius. semuanya masih kacau dan kabur. tapi seiring dengan waktu aku merasa fit sama ini semua. tapi jalanku masih muter2. rabun. nggak ngerti ujung pangkalnya. kayak ditinggal sendirian di tengah laut tanpa kompas.
i just dunno how to start. dunno what to do. mana yang jadi prioritas. mana yang ada di urutan sekian. bener2 membingungkan.
buku2 sketsaku sudah penuh dini, yang bikin stres justru aku kebingungan gimana merealisasikannya.

Setuju Grandasta!!!!
ini wadah paling tepat buat manusia buta arah sepertiku. Aku sudah membayangkan pergi ke toko buku buat beli buku manajemen atau apalah yg bisa membantu secara darurat. Tapi dimana guide manajemen praktis yang hanya menulis rumus2 tepat sasaran yang praktis yang langsung bisa diaplikasikan sama aku yang komposisi otaknya jelas-jelas minus dengan soal beginian.

Mari diteruskan!

[cocomomo]

*** baru baca sampe halaman 9***
bener2 HARUS dibaca ilmunya mulai dari halaman pertama.
Nggg...i know The Sak & Rumindo. Ownernya juga kenal in person, kebetulan temen sekaligus kolektor lukisan emakku. Yang punya ini bener2 tangguh!!! Setelah berbagai macam drama, dia sekarang punya line lagi namanya Dowa (di Novotel Jogja), dan seluruh produksi dialihkan ke RRC. yes baby, RRC. Kayaknya sih persoalan SDM jadi alasan utamanya.
Oh..i should call her!

Wah baru nyadar ada thread ini, daritadi gw baca dan bener2 kasih insight buat gue soalnya emang gw lagi bikin draft project buat apply postgraduate dan major yang gue ambil adalah fashion marketing & communication. Sebenernya ada 2 pilihan topik yang kepikiran.

Pertama, gue pengen angkat brand local yang punya potensi bikin trend baru di kalangan anak muda (lebih ke youth fashion). Nah gue akan compare dengan mass product dengan segmen anak muda juga, terutama dari segi marketing dan komunikasi. Di bayangan gue, cara promosi brand local mungkin lebih kreatif dan out of the box, juga lebih intimate, dibandingkan mass product yang sudah well-established.

Kedua, brand local (esp.youth fashion) yang menembus pasar yang lebih eksklusif, misalnya brand yang ada di alun-alun. Gue pikir it's a new way to promote young designer dan mungkin bisa jadi trend di dunia fashion marketing Indonesia. Gue melihat alun-alun bisa jadi tempat baru buat desainer muda untuk berkarya, daripada bikin butik sendiri, karena koleksinya pun mungkin nggak sebanyak desainer yang udah mapan. Selama ini kita selalu disuguhi berbagai international brand yang menawarkan image eksklusif. Padahal sebenernya banyak brand lokal yang juga punya potensi, kualitas, dan image premium juga, cuma belum banyak dan mungkin kurang promosi atau belum menemukan cara marketing yang pas.

Jadi, sepertinya aku akan sering bertanya sama para FDers di thread ini deh... Mohon bimbingannya ya! hehehe

[cocomomo]

Nah la petite jolie, saatnya kamu unjuk gigi di thread ini ya. Dan kalau bisa limited product juga dibahas yah Hidden Content

Alun-alun oke, ada salah satu kenalan majang disitu. Dia bilang, konsinyasinya gede & down paymentnya susaaaaaah.

[Lila]

La petite jolis, bahasamu terlalu akademis, aku gak ngerti.. Kekekke...
Paham sih, tapi disini langsung aplikasi ke brand-nya, jadi kalau mau yah tulis aja soal brand yang kamu tertarik
Pengen ulas, gampang kan? Hidden Content

Cocomomo, kalau ngomongin shopping dept sih aduuuhhhh... Enggak deh. Udah konsinyasinya gede, bayarnya lama,
Brand kita gak di ekspose, untungnya kebanyakan buat dept store sendiri...
Enggak enggak enggak.
Kecuali punya modal gede ya...
Gue udah beberapa kali dikejar dept store buat masukkin barang, but enggak deh.
Mendingan gue sewa tempat di plaza indo, bikin store sendiri, daripada masukin dept store...

Cocomomo, kamu mau dibantu apanya dulu? Tulis aja, nanti kita liat yaaa...
Let's review it. Plus kasi foto product ya Hidden Content