ChitChat Q&A dengan Psikolog - Page 4
Page 4 of 11 FirstFirst ... 2 3 4 5 6 ... LastLast
Results 46 to 60 of 152
  1. #46

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Default Re: Q&A dengan Psikolog

    Dear mba irma...Salam kenal...saya mau menanyakan...anak saya laki umur 4,5 thn...anak saya kl ngomong suka terbata2x / gagap...nah..pernah saya ke rs peprkembangan anak dan bertemu dokter...anak saya disuruh test iq...hasilnya sih sudah keluar memang semua diatas rata2x hanya ada 1 yg border dikarenakan kita sebagai org tua yg tidak mengajarkan jd 6bln LG saya harus tes lagi( contohnya memakai kaos sendiri, baju sendiri) kemandiriannya kurang...dan setelah saya nanya ke dokternya anak saya menjurus dyslexia..(sulit untuk membaca) dokternya tdk bisa memastikan apa bener dyslexia karena..memang anak saya blm sepenuhnya belajar (calistung) krn disekolah anak saya tidaj disarankan calistung di usia dini nah yang saya mau tanyakan..apa dampak anak saya kl memang dyslexia...? bagaimana saya harus memperbaiki cara bicara anak saya? (karena secara sehari2x tdk ada masalah slain bicara nya terbata bata saja dan tidak setiap dia berbicara),, perlukah saya ke tempat peprkembangan anak yg lainnya tuk mencari second opinion...(mumpung saya pikir anak saya blm masuk SD yg sudah harus bisa membaca) mohon jawabannya mba irma trima kasih...

  2. #47
    Newcomer
    Join Date
    Jun 14, 2011
    Location
    Bekasi
    Posts
    74
    Mentioned
    10 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Q&A dengan Psikolog

    Dear mba Irma, anak saya Asa 5th sudah 3bulanan ini sy bawa konsul ke psikolog. Anak saya diduga ADHD, dan diresepkan obat-obatan oleh psikiatri nya. Tapi efek dari obat justru makin membuat anak saya hiperaktif dan mudah sekali cemas. Kalau boleh tau mba Irma praktek dimana/setiap hari apa dan jam berapa? Saya kyknya mau dateng langsung aja karna ceritanya akan panjang dan harus melihat anaknya secara langsung.
    Makasih untuk infonya mba Irma.

    Salam,

  3. #48

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Default Re: Q&A dengan Psikolog

    Hai mba Irma...
    Salam kenal...

    Saya, Narniya (26 th),, sdh menikah jalan 3 thn.
    Sembilan bulan menikah, akhirnya saya hamil anak pertama. Bahagia sekali wktu itu... Hidden Content Akan tetapi, 2 bln umur kehamilan saya.. Tuhan berkehendak lain. Saya kehilangan calon buah hati Ɣªήğ selama ini kami tunggu2. Pada wktu itu, saya memang kecewa dg sikap suami Ɣªήğ lbh memperhatikan keluarganya dibandingkan saya.
    Dear mba Irma,,,
    Sampai saat ini saya blm mulai hamil ℓ∂ƍï (sdh 1 tahun ∂ɑ̤̥̈̊řϊ kehamilan pertama saya)...
    Saya kdg suka nangis sndri kalau teringat kejadian dikuret & perlakuan suami Ɣªήğ tdk sesuai dg Ɣªήğ saya harapkan..
    Apakah ini berpengaruh terhadap saya sampai saat ini blm hamil ℓ∂ƍï Ɣªª ??
    Bgmna saya melepaskan rasa kehilangan itu Ɣªª ??

    Terimakasih Mb Irma,,
    Saya tunggu jawabannya.

  4. #49
    Newcomer
    Join Date
    Jan 15, 2012
    Posts
    29
    Mentioned
    0 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Q&A dengan Psikolog

    mba irma.. anak saya laki2 usia 22 bulan. hanya saja sampai sekarang blm bisa bicara, hanya bubling tdk jelas. untuk menyebut ma-ma atau pa-pa pun blm bisa. selama ini jika ingin sesuatu dia berkomunikasi dgn menjerit atau menunjuk sesuatu. misalnya mengambil sepatu jika ingin jalan2 keluar rmh. apakah saya hrs segera membawa anak saya ke klinik tumbuh kembang agar dpt diobservasi lbh jauh atau bagaimana ya mba? trimakasih sblmnya..

  5. #50

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Post Re: Q&A dengan Psikolog

    [QUOTE=fina83;3652667]

    Hai mba Fina, semoga sehat ya. Ada beberapa issue dalam masalah yang sedang dialami oleh mba Fina. Kita kupas yuk..
    1. Mba fina sepertinya masih mengalami baby blues syndrome, sehingga berpengaruh pada kondisi psikologis. Menjadi gampang lelah secara mental dan fisik, seperti sulit tidur dan menangis ketika akan menina bobokan anak-anak. Baby blues syndrom adalah kondisi yg terjadi pasca melahirkan, menyebabkan seseorang menjadi stress atau tidak berdaya dalam pengasuhan anak. Umumnya berlangsung 1-2 minggu namun ada juga yang mengalami 3-6 bulan, pasca melahirkan. Jika sampai 6 bulan masih mengalami masalah yang sama anda harus mendapatkan pertolongan dari profesional untuk pemulihan psikologis. Penyebabnya bisa karena hormon, kondisi fisik, lingkungan yang kurang kondusif, kurang ada support sosial dari keluarga terutama suami, merasa tidak bisa menjdi ibu yang baik dan masalah lainseperti financial. untuk masalah ini, anda harus berkomunikasi secara efektif dengan suami, membagi peran dan tugas sehingga anda dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal dan nyaman.Kemudian menumbuhkan keyakinan dalam diri, bahwa anda akan bisa menjadi Ibu yang baik untuk anak, tentunya aspek spiritual juga perlu ditingkatkan. Kemudian, anda juga harus memiliki waktu sendiri setiap hari 15-30 menit untuk relaksasi atau meditasi, manfaatkan waktu saat anak-anak sedang tidur.
    2. Issue kedua adalah masalah sibling rivalry, atau persaingan antara saudara..dalam masalah ini, Kaka merasa adik adalah saingannya dalam merebut perhatian orangtua sehingga Kaka cenderung akan melakukan tindakan-tindakan yang terlihat kurang menyenangkan misalnya lebih gampang rewel atau manja. Dalam psikologi, penurunan kemampuan mental disebut sebagai regreasi yaitu terjadi penurunan perilaku yang biasanya terjadi tampa disadari karena rasa yang kurang nyaman. Coba instropeksi diri, kemungkinan anda dan suami serta keluarga besar saat ini memang lebih fokus pada perkembangan adik Bayinya dan mengabaikan kebutuhan kaka. Cobalah untuk melibatkan kakak dalam aktivitas merawat adik, hal itu memberikan sugesti padanya bahwa adik adalah miliknya sehingga ia pun harus merawat dan memberikan kasih sayang. Mengajaknya untuk terlibat, misalnya mengambilkan mainan adik, membedaki bagian tubuh tertentu dsb, setelah ia menunjukkan perilaku tersebut segera berikan pujian baik berupa kata-kata atau pelukan/acungan jempol.
    3. memasukkan kakak ke Paud atau sekolah non formal, sebenarnya tidak masalah namun hal itu dilakukan setelah issue sibling rivalry nya tuntas, jangan sampai ia merasa dimasukkan ke Paud karena papa mamanya ingin lebih banyak waktu dengan adiknya. Jdi persiapkan mentalnya lebih baik, sehingga tidak berdampak buruk pada keadaan psikologisnya nanti. Jika dirumah berikan ia kesibukan yang membuatnya tidak terlalu memikirkan perasaan cemburunya, misalnya bermain masak-masakan, mainan boneka barbie, meronce, bermain clay dan lain sebagainya.
    Demikian ya Mba Fina, semoga membantu Hidden Content

  6. #51

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Post Re: Q&A dengan Psikolog

    kueputu

    Mba, sebaiknya segera check ya ke klinik tumbuh kembang. Anak usia 22 bulan seharusnya sudah bisa menyebutkan minimal 10 kata dengan cukup jelas, yang terkait dengan obyek disekitarnya terutama nama panggilan papa mamanya. Ketika usianya 2 tahun, minimal 30-50 kata yang ia kuasai. Nanti diklinik tumbuh kembang akan dilakukan pengecekan awal terhadap organ mulut (rahang, lidah, langit-langit), cek artikulasi dan cek kosakata dan bahkan sampai pada tahap cek fungsi pendengaran. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya keterlambatan wicara. Best regards..
    Last edited by sugarenspice; Dec 24, 2013 at 10:03 AM. Reason: remove quote

  7. #52

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Post Re: Q&A dengan Psikolog

    chikichikiboomz

    Hai mbaa..kalau dari cerita yang disampaikan, si Kaka saat ini sedang terserang yang namanya Baby blues sindrome. Biasanya gangguan psikologis ini muncul setelah 2 minggu pascamelahirkan dan bisa berkelanjutan sampai beberapa minggu. Gangguan ini seringkali dialami oleh hampir 50-57% para Ibu. Rasa lelah secara fisik dan tidak adanya support dari pihak suami, biasanya menjadi pemicu munculnya baby blues. Hal itu bisa sangat mempengaruhi kualitas hubungan Ibu dengan anak yang baru dilahirkan dan juga anak-anaknya yang lain. Jika tidak segera ditangani, maka dapat menyebabkan munculnya PPD atau Post Partum Depresi yang cenderung lebih berat dibandingkan baby blues sindrome. Jika Baby blues, bisa segera pulih sebaliknya PPD membutuhkan penanganan dari psikolog atau psikiater. PPD terjadi pada mereka yang memiliki riwayat mudah mengalami stress atau tertekan sehingga pasca melahirkan akan membuat kegoncangan jiwa yang lebih berat.
    Untuk membantu mengatasi keadaannya saat ini, sebaiknya kakak ipar anda memberikan perhatian yang lebih pada si kakak, dan bersedia untuk membagi peran atau tugas domestik. Selain itu, pastikan si kakak untuk tidak dibiarkan sendiri. Sebaiknya ada orang lain yang berada dirumah, dan memberikan bantuan kepadanya sehingga ia dapat istirahat sejenak. Yakinkan pula kepada si kaka bahwa ia adalah Ibu yang luar biasa karena sudah diberikan amanah yang luar biasa. Ia harus percaya diri agar mampu untuk menjalankan perannya. Jika keadaan tidak kondusif, sebaiknya konseling dengan psikolog atau psikiater akan sangat membantu proses stabilisasi emosinya.
    Demikian ya mba..Salam untuk kakak tercinta dan keluarganya
    Last edited by sugarenspice; Dec 24, 2013 at 10:04 AM. Reason: remove quote

  8. #53
    Citizen le miel's Avatar
    Join Date
    Jul 18, 2010
    Location
    Jakarta & Chicago
    Posts
    1,022
    Mentioned
    44 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Q&A dengan Psikolog

    Mbak irma, pertanyaan saya tolong dijawab ya. Sepertinya terlewat. Makasih Hidden Content

  9. #54
    Immigrant
    Join Date
    Feb 17, 2013
    Posts
    146
    Mentioned
    10 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Q&A dengan Psikolog

    Dear Mba Irma.... Salam kenal yah.. Hidden Content . Senangnya ada Thread ini! Hidden Content
    Begini Mba...Sy seorg single parent, mempunyai anak cowo berusia 13thn,SMP kls 2( mondok di sebuah pesantren ). Dari penjelasan Mba Irma, sepertinya anak saya tergolong agresif sulit, krn anaknya cepat marah, mudah tersinggung,keras kepala, suka memberontak & susah sekali di nasehatin&diajak bicara, kurang bisa mandiri,tertutup.Anak sy sblmnya kalo di sklh (SD) tdk terlalu nakal/wajar. Namun semenjak SMP klas 1 semester 2, dia ketahuan suka merokok (pengaruh teman& pergaulan disana). Sampai saat ini pun msh merokok, walaupun sblmnya dia sdh berjanji tdk akan merokok. Stlh sy coba tanya apa alasan dia merokok a.l: dia tdk mempunyai teman disana, teman2 yg lain jg merokok & katanya sy jg jarang menjengguk( tdk spt yg lain,sering di jengguk ortunya).Yang sy ingin tanyakan, bagaimana caranya menyuruh dia utk berhenti merokok tp benar2 dari keinginan dirinya memang tdk ingin merokok lagi(pegang janji)mba? Pendekatan seperti apa kira2 yg tepat untuk anak seusia & dgn kondisi spt tsb diatas Mba....? Mba...Anak nya setiap sy ajak bicara/ngobrol, seringnya marah2 & dgn nada ngotot/tinggi, pdhal sy ajak bicaranya baik2 loh Mba..Hidden Content . Mohon saran & masukkannya ya Mba... Thx a lot Mba Irma... ({})

  10. #55

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Default

    Mbak irma..
    Chiki lagi..tp mw konsul masalah sendiri. Heheheh

    Jadi ceritanya saya baru saja menjadi single parent dengan 3 anak (kk Usia 3 tahun, 2 tahun, dan 2 bulan). Yang ingin saya tanyakan, kalau tidur ke-2 anak saya, yang usia 3 dan 2 tahun, kalau tidur biasa kadang2 sambil menangis. Dan itu setiap hari.

    Apa karena pengaruh perceraian saya? aktivitas mereka? Oh iyaa..mereka dulu dekat sekali dengan ayahnya. dan juga sebelum bercerai, ada masa2 kami bertengkar di depan anak2. Sebenarnya saya tidak mau bertengkar di depan mereka, krn tahu akan membawa pengaruh buruk bg perkembangan anak. Tapi mau bagaimana lagi, mantan suami saya hanya bisa diajak ngomong saat ada anak2. Selebihnya dia menghindar. Pakai surat/bbm tidak dibaca. Apa karena itu anak2 saya stiap tidur selalu menangis ??

    Dan juga saya liat anak pertama saya mengalami penurunan prilaku seperti yang anda sebutkan di atas. Saya mencoba mengikutkannya dalam merawat adik2nya, tapi dia tidak mau bergerak kalau saya minta tolong.

    Mohon bantuannya ya mbak.
    Makasih.

  11. #56

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Post Re: Q&A dengan Psikolog

    le miel
    hai dear mba mel..maaf kelewat yaa pertanyaannya..Baik, kalau dari ceritanya memang issue sibling rivalry sedang dialami oleh si kakak sehingga membuatnya menjadi seringkali berubah emosinya, karena dipengaruhi situasi yang sedang terjadi. Sebenarnya karakternya mungkin bukan anak yang cengeng atau manja, tetapi karena situasi yang sedang terjadi, maka si kakak sedang beradaptasi dengan kehadiran adik. Kakak yang merasa kurang puas dengan kasih sayang mama papanya, menjadi moody dan menunjukkan emosi marah kesal atau kecewa.

    Sebetulnya untuk peran mamanya terhadap 2 anak yang sedang batita ini harus konsisten dan sama porsinya. Usul saya, sekalipun ada Baby Sitter yang membantu, sebaiknya untuk tidur dimalam hari saat ini kakak dan adik masih diperbolehkan untuk tidur bersama. Sehingga mamanya bisa melakukan kontrol terhadap kedua anak. Memang cape dan lelah, tetapi rasa cape itu hanya akan terjadi di 5 tahun pertama ini saja kok. Saat dimana mereka sedang dalam masa perkembangan growth spurt atau percepatan pertumbuhan sehingga golden momentnya jangan sampai terlewati. Cara-cara memarahi atau bahkan mencubit kakak karena mamanya dalam keadaan lelah dan tidak sabar, memang akan menghentikan perilaku negatif tetapi hanya sementara saja. Setelah itu, anak akan bisa berulah lagi bahkan akan lebih "keras" lagi ulahnya. Belum lagi efek trauma yang akan terbawa sampai ia besar nantinya.

    Coba deh mba, untuk mengajak kakak dan adik bermain bersama sekalipun adik belum banyak mengerti banyak hal namun interaksi yang terjadi akan membuat anak-anak lebih memahami makna bersaudara sejak dari kecil. Kondisikan situasi bermain, bisa dengan membuat play corner dirumah. Kakak juga harus lebih sering dilibatkan dalam aktivitas bersama adik, seperti saat mandi atau membubuhi bedak ditubuh adiknya. Namun demikian, pengawasan dari mamanya atau orang dewasa lain tetap harus diperhatikan. Bagaimana dengan Ayah? sebaiknya ayah pun punya peran penting dalam perkembangan emosi kakak. Usahakan membagi waktu dengan lebih bijaksana, karena dari berbagai penelitian menunjukkan ayah yang memiliki peran lebih pada perkembangan anak akan memberikan pengaruh pada keadaan emosi yang positif dan juga tingkat kemampuan analisa berpikir juga berbahasa. Jadi sempatkan waktu Ayah, dipagi hari untuk memberikan sugesti positif pada kakak sehingga akan mempengaruhi moodnya. Selain itu berikan pengertian secara terus menerus kepada kakak dan memberikan pujian terhadap setiap progress perilakunya yang positif, sehingga akan membuatnya menjadi lebih nyaman. Demikian ya mba..semoga bs memberikan insight....
    Last edited by sugarenspice; Jan 16, 2014 at 07:31 AM. Reason: remove quote

  12. #57

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Post Re: Q&A dengan Psikolog

    Ryen
    Hai mba Rien...memiliki anak yang sedang dalam fase kritis usia Remaja memang butuh kesabaran yang luar biasa. Di usia ini, mereka seperti Roller Coaster, emosinya naik dan turun tanpa sebab yang jelas. Mereka suka Galau, merasa orang lain gak mengerti kondisinya dan merasa yang lebih memahami dirinya ya hanya dia. Makanya seringkali terjadi argumentasi antara anak remaja dan orangtua, karena miskomunikasi. Di usia ini, selain karena perubahan hormon yang menyebabkan munculnya masalah emosional, secara sosial mereka lebih percaya apa kata teman dibandingkan kata Orangtua. Apalagi dengan sejarah masa lalunya yang sulit (orangtua divorce, sekarang Ibu Single parent), tentunya akan mempengaruhi kesehatan psikologisnya. Nah diusia ini, ketika anak sedang mencoba-coba sesuatu umumnya karena pengaruh dari lingkungan. Nggak hanya merokok, mereka juga lebih intens dalam mencari tahu masalah seksualitas. Kedua hal ini memang menjadi boomerang bagi pada orangtua.

    Jika ia beralasan merokok karena diajak teman, sebaiknya Mba berkomunikasi dengan guru-guru yang ada dipesantren. Seharusnya pihak pesantren akan lebih serius untuk melakukan kontrol dan pengawasan serta pendekatan dari sisi agama ataupun psikologis terhadap anak-anak tersebut. Anak-anak pasti mendapatkan akses atau kemudahan untuk mendapatkan rokok, sehingga hal itu harus diperhatikan oleh pihak pesantren. Yang kedua, jika ia menyebutkan karena Ibunya jarang menengok, berarti mba Rien harus melakukan evaluasi diri. Bisa jadi, ia menjadi kesal dan marah karena merasa "tidak sama" dengan teman-temannya yang orangtuanya lengkap dan seringkali ditengok oleh orangtua masing-masing. Kompensasinya adalah mencari kenyamanan dengan cara merokok. Selain itu, mba juga harus melakukan evaluasi, apakah dengan memasukkan anak ke pesantren adalah cara yang tepat untuknya? mungkin saja saat itu ia tidak siap secara mental atau mungkin prolog yang disampaikan kurang jelas, sehingga kemungkinan anak merasa "dikucilkan" dipesantren bisa terjadi. Akibatnya komunikasi menjadi semakin tidak berkualitas, ditambah lagi Mba jarang menengok anak.
    Yang bisa dilakukan adalah mengembangkan komunikasi yang efektif. Cari moment berdua yang tepat, minta maaf kepada anak karena bisa saja selama ini sebagai orangtua, kita bersikap arogan, yang tanpa disadari tidak memperhatikan kebutuhan anak. Kemudian, berikan kesempatan ia untuk lebih dahulu mencurahkan perasaannya, jangan memaksa dan jangan mendoktrin karena hal itu akan membuatnya semakin kesal. Katakan pula bahwa Mba mengerti keadaannya, masa remaja yang sulit dan keadaan keluarga yang tidak lengkap. Tawarkan padanya apa yang bisa Ibunya bantu untuk membantunya melewati hal yang tidak menyenangkan. Setelah komunikasi bisa lebih efektif, anak merasa nyaman untuk berdialog barulah sugesti mengenai buruknya efek merokok bisa dijelaskan, baik dari sisi agama, biologis dan juga psikologis. Dari sisi biologis tentunya merusak organ tubuh, sedangkan dari sisi psikologis bisa mengakibatkan kecanduan. Yang harus diingat adalah membuat anak menjadi nyaman kembali dan percaya pada orangtua, butuh waktu dan kesabaran. Jangan lekas putus asa ya mba....Semoga dimudahkan usahanya...Hidden Content

    aurellia
    Hai mba Aurelia, seharusnya memang usia 4,5 tahun sudah sangat lancar dalam bicara dan menguasai hampir 50 ribu kata dalam bentuk kalimat lengkap. Untuk bisa mengetahui anak dyslexia atau tidak memang harus dilakukan observasi yang lebih detil oleh psikolog anak/perkembangan anak. Anak dylexia memang memiliki IQ minimal rata-rata, namun mereka mengalami kesulitan untuk membaca kata dan pada akhirnya akan mengganggu aktivitas belajar sehingga butuh program belajar individual. Untuk mengetahui ada tidaknya kemungkinan kearah dyslexia, mba bisa menilai anak dari kegiatannya sehari-hari misalnya apakah anak seringkali terbalik menggunakan alas kaki (kiri kanan), memakai baju (depan belakang) atau saat ia diberikan arahan mengenai orientasi arah. Jika ia seringkali terbalik, maka dugaan dyslexia memang lebih kuat.
    Anak2 dyslexia biasanya juga mengalami hambatan fungsi konsentrasi, sehingga seringkali diduga mengalami ADD atau gangguan fungsi konsentrasi. Selain itu, memang yang paling signifikan adalah terbalik dalam merangkai kata dan juga membaca/menulis kata.
    Saran saya, sebaiknya cek ke klinik tumbuh kembang dengan psikolog anak. Kalaupun ia mengikuti terapi, kemungkinan yang akan diberikan adalah terapi sensory integrasi, okupasi, wicara (untuk bicaranya) dan terapi edukasi. Semua bentuk program dan terapi akan sangat efektif sebelum usia 8 tahun, sehingga semakin dini maka semakin cepat intervensi yang dapat diberikan. Demikian ya mba...
    Last edited by sugarenspice; Jan 16, 2014 at 07:28 AM. Reason: remove quote

  13. #58
    Immigrant
    Join Date
    Dec 7, 2012
    Posts
    200
    Mentioned
    3 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Q&A dengan Psikolog

    dear mba irma..
    mau nanya..klo tiba2 anak qt bicara yg tidak sopan gmn ya..?anak sy 5th 10bulan..kami yakin kami tidak pernah menggunakan bahasa ini ketika dirumah..misalnya gobl*k..baru kmrn sih sy kaget dengernya koq dia bisa bilang gt ke salah satu temen mainnya..bagaimana ya sikap kami yg seharusnya..ditunggu jawabannya..terimakasih..

  14. #59
    Immigrant
    Join Date
    Feb 17, 2013
    Posts
    146
    Mentioned
    10 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Q&A dengan Psikolog

    Dear Mba Irma..
    Happy New Year 2014 to all....Hidden Content
    Tq banyak untuk masukkan & penjelasannya yah Mba,sgt membantu sekali buat sy. Krn jujur saja sblm ini, sy bingung utk membenahinya, mesti start dari mana dan bagaimana harus bersikap... Hidden Content .
    Dan mengenai kasus merokok, itu sudah sy komunikasikan kpd pihak pesantren ( wali pdk&wali kelas ) tp jawaban mrk sangat tidaklah memuaskan dan tdk memberikan solusi apapun...
    1. Mereka mengembalikan lagi kpd anaknya,apapun bentuk godaannya, santri harus bisa membentengin dirinya dari godaan merokok dll. Mrk bilang niat itu harus datang dari dalam anak, mrk hanya bisa mengingatkan saja.
    2. Mereka tidak bisa menutup akses jalan, krn org kampung sekitar akan menyerbu pesantren dikrnkan akses mrk di tutup. Area pesantren kl tampak depan terpagar - tertembok tinggi & dijaga satpam tapi ternyata di samping & diblkg pesantren, akses jln terbuka... Hidden Content .
    Sy sangat menyesal sekali Mba, ternyata pesantren yg salah pilihkan ini, sangat2 jauh dari harapan sy ...;'(. Pelajaran buat sy & mgkn Bunda2 yg lain,jangan mudah percaya dengan penampilan/iming2 fasilitas yang ada. Tapi harus benar2 lebih selektif juga dgn lingkungan sekitar pstrn & tingkat keamanannya utk anak itu sendiri.
    Apakah menurut Mba Irma, lebih baik sy pindahkan sklh atau sy diskusikan ke anaknya terlebih dahulu( mau tetap lanjut atau pindah)ya Mba....?. Maaf ya Mba, kalo pertanyaannya borongan, sekalian numpang curhat jg Mba... Hidden Content . Makasih banyak Mba Irma.. Hidden Content
    Last edited by Ryen; Jan 2, 2014 at 07:53 PM.

  15. #60

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Post Re: Q&A dengan Psikolog

    raffirafa
    Halloo mommy...anak usia 5 tahun - 6 tahun sedang mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa yang lebih advance atau kompleks dibandingkan usia sebelumnya. Mereka banyak mencoba kata baru berdasarkan informasi yang pernah ia dengar atau lihat, tanpa sepenuhnya memahami arti kata tersebut. Terkadang memang orangtua merasa "kecolongan" karena tiba-tiba anak secara spontan mengucapkan kata yang cenderung dinilai kurang normatif. Dari mana ia tahu? nah, itulah pintarnya anak-anak mom...karena mereka dengan sangat cepat sekali menerima input apapun dan dari manapun..Tugas orangtualah untuk membantu anak melakukan screening atau filter terhadap kata dan perilaku anak. Yang pertama, jangan panik, jangan kaget atau menunjukkan ekspresi yang kuatir. Karena hal itu bisa memunculkan perasaan bersalah dalam diri anak, atau bisa membuat anak menjadi takut. Lakukan saja evaluasi terhadap perilakunya, dengan cara mengajaknya berbicara dan menggali informasi dari mana ia mengetahui kata-kata tersebut. Kemudikan, berikan penjelasan dan klarifikasi dengan bahasa sederhana. Minta ia untuk tidak mengucapkan kata-kata tersebut dan menggantinya dengan kata-kata lain...misalnya ketika ia kesal pada teman, dibandingkan mengatakan kata-kata kasar ajarkan ia kata-kata yang lebih positif seperti "sini saya ajarkan ya kalau kamu belum tau" atau "susah ya, sini aku bantu" atau jika ia memang kesal dan marah ya ajari ia untuk mengungkapkan emosi yang sebenarnya dengan kata "Saya marah" "Saya tidak suka"
    Selain itu dengan sistem point (pakai papan bintang) juga bisa mendorong anak untuk memunculkan perilaku yang positif. Dan yang terakhir, sebagai orangtua pastilah harus sangat hati-hati sekali dalam bertindak dan berucap, sehingga papa mamanya harus saling mengingatkan untuk menjaga perilaku serta menjadi role model yang positif...Hidden Content )
    Last edited by sugarenspice; Jan 16, 2014 at 07:28 AM. Reason: remove quote

Page 4 of 11 FirstFirst ... 2 3 4 5 6 ... LastLast