fiction freak

Thread: fiction freak

Results 1 to 8 of 8
  1. #1
    Beryl ruthwijaya's Avatar
    Join Date
    May 29, 2007
    Location
    Jakarta
    Posts
    1,167
    Mentioned
    3 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default fiction freak

    Pasti banyak yang suka baca fiksi dan juga menulisnya.
    di thread ini, yuk kita share ttg tulisan-tulisan kita yuk....
    gw mulai yaaa... hm... tulisan di bawah ini udah pernah diposting di blog gw dan emang, katro bgt dah... Hidden Content gw bingung mau dijudulin apa... jd udahlah ya... gak usah ada judulnya....
    enjoy reading ya... & jgn lupa... share juga tulisan kalian yaaa.....
    ------------------------------------------------------------------

    “Jadi kamu suka musik jazz?”
    “Yup”
    “What kind of jazz? Swing? Funk? atau pop jazz?”
    “Oh… apa aja sih, emh, harus spesifik ya?”
    “Sebaiknya”
    “Kenapa?”
    “Ya sebaiknya spesifik sih… biar kamu bisa lebih detail belajar tentang musik itu, ya cari tahu sejarahnya, musisi-musisinya… dijamin deh, stelah itu pasti kamu akan lebih menikmanti musik yang kamu sukai”
    Ah, terlalu rumit, too complicated for a simple person like me. Tidak bisakah aku hanya mendengarkan musik, menikmatinya tanpa pengetahuan apapun? Maksudku, tanpa aku tahu sejarahnya, tanpa aku tahu musisinya? Aku hanya sebagai penikmat biasa, orang awam. Tapi bantahan itu tidak keluar dari mulutku, sudahlah biarkan saja bibir cantik itu yang menang, jadi aku diam saja. Ia terlalu cantik untuk diajak berdebat, sayang kalau bibirnya yang indah itu berkata-kata tentang hal-hal yang nggak penting , seperti misalnya perdebatan panjang tentang jenis-jenis muisk jazz, sebab aku lebih menginginkan bibir yang cantik itu berkata-kata tentang cinta, bahkan sejak aku bertemu pertama kali dengannya.
    Well, siapa yang tidak? Ia sangat mempesona. Jika saat itu kalian ada di posisiku dan melihatnya untuk pertama kali, pasti kalian juga akan seketika itu mengaguminya, mencintainya.
    Aku sedang duduk menunggu di sofa dekat jendela yang berembun karena hujan di luar sana, sambil menunggu pesanan makan siangku diantarkan. Tak banyak pengunjung waktu itu di restoran yang memiliki interior yang modern namun dengan menu yang tradisional ini. Jakarta yang tetap panas meski sedang hujan. Semua rasa hari itu adalah dualisme, termasuk juga mood-ku yang merasa bosan sekaligus bergairah, entah karena apa, yang jelas, aku seperti sedang ada di titik tengah sebuah persimpangan, dan belum memutuskan akan kemana. Modern. Tradisional. Panas. Hujan. Bosan. Bergairah. Dan di saat itulah aku melihatnya untuk pertama kali, saat ia bergegas masuk ke dalam restoran menghindari tempias air hujan yang menciprati tubuhnya. Mataku seperti tersedot magnet untuk melihatnya, ia yang indah dan berkilau seperti pelangi, cantik. Indah. Senyumnya mengembang ketika pelayan menyapanya, lalu ia mengedarkan matanya ke seluruh ruangan yang lenggang dan akulah satu-satunya pengunjung yang beruntung dari segelintir pengunujung yang ada, ketika ia memilih meja di samping mejaku dan duduk di kursi yang berseberangan denganku. Aku bisa melumat kecantikannya, keindahannya dengan mataku secara diam-diam. Semenit. Dua menit. Tiga menit. Empat menit. Lima menit. Mata cantik itu mengerjap-ngerjap indah saat ia mengungkapkan ketertarikannya atas menu yang direkoendasikan pelayan. Bibirnya bergerak-gerak indah saat ia mengatakan pesanannya. Jari-jarinya lentik menari ketika sembari menunggu pesanan ia mengeluarkan handphone dan menulis sms. Dan wajahnya berseri-seri cantik saat ia membaca balasannya. Dan mata kami kemudian bertemu, ia menatap langsung ke mataku yang sudah bermenit-menit menikmatinya diam-diam. Aku terhisap pesonanya, ke dalam matanya yang jernih, lalu seperti slow motion, ia mengembangkan bibirnya dengan keluwesan untuk tersenyum. Senyum tercantik yang pernah diberikan seorang gadis padaku. Aku gagu dalam sepersekian detik, namun akhirnya berhasil menarik kedua ujung bibirku dengan canggung. Senyum yang canggung yang bertemu dengan senyum yang luwes dan cantik. Seperti dalam mimpi, saat kemudian ia menyapaku, “hi…”
    “Eh… hi”
    Maka, hari itu adalah benar-benar hari keberuntunganku saat kami akhirnya berkenalan dan kemudian bertukar kartu nama. Saat membaca kartu namaku ia memekik antusias, “wow! Creative Director? Astaga, aku punya teman yang juga kerja sebagai CD, duh dia teman yang paling seru… kamu juga pasti seru ya… ya ampun… seneng banget aku bisa kenalan satu lagi dengan seorang ‘pencipta’ seperti kamu.
    Aku tersenyum, tentu saja senyum yang masih canggung.
    “Aduh… mana biro advertising kamu terkenal gini… wah kamu pasti kreatif banget ya…”
    “Emh… nggak juga”
    “Ah masa? Kartu namanya aja keren gini, apalagi iklan-iklan yang kamu buat ya?”
    “Emh… sebenernya aku cuma bikin kartu nama aja kok, nggak bikin iklan”
    Ia terbahak, “kamu lucu! Senang dapat teman baru yang lucu seperti kamu”
    Teman? Bisakah aku jadi teman yang dicintai dan mencintai? Aku sudah menginginkannya berkata cinta padaku saat itu. Tapi aku hanyalah teman baru yang lucu. Hanya teman yang cocok untuk diajak ngerumpi, belanja-belanja bukan tipe teman yang bisa berubah menjadi kekasih. Meski kami punya banyak kecocokan dan kesamaan.
    Kami sama-sama menyukai musik, yah… dia memang lebih spesifik, dia menyukai swing jazz yang easy listening sedangkan aku, hanya orang awam yang menikmati musik tanpa pernah tahu apa itu jenisnya.
    Dia pecinta buku. I am worm book.
    Aku pemimpi, dia juga.
    Soal makanan, kami sehati.
    Dan aku sedang mengharap cinta, dia juga.
    Aku mengharapkannya, sedang ia juga sedang berharap pada seseorang yang bukan aku. Seorang pujaan yang hanya kudengar lewat cerita, bahwa ia selalu membuatnya tertawa, selalu memberikan kejutan padanya, selalu menemani di saat-saat sulit dan selalu mengerti akan dirinya.
    Jika hanya itu yang jadi pertimbangannya menjadikan pria itu sebagai pujaannya, mengapa ia tak bisa menjadikanku sebagai pujaannya juga? Apalagi kami juga punya banyak kesamaan.
    Aku sering membuatnya tertawa. “Sebenernya, aku cuma bikin kartu nama…” kataku dan ia terbahak.
    Aku juga sering memberinya kejutan yang menyenangkan. “Ya ampun… ini benar-benar surprise, thanks a lot ya” katanya girang, saat aku memberikan setumpuk CD kompilasi berisi lagu-lagu kesukaannya.
    Aku jugalah yang pertama kali bergegas ke kos-nya ketika tahu ia sakit. Aku yang menjaganya sepanjang malam itu.
    Dan tidak ada orang lain yang ada di sampingnya ketika ia menangis tersedu, patah hati. Hanya ada aku yang memahami kesedihan dan sakit yang dirasakannya.
    Namun sayangnya, tak peduli bagaimanapun besarnya harapanku padadanya, sehingga aku aku sanggup melakukan apapun, merelakan apa saja untuk mendengarnya berkata cinta padaku, baginya, aku cuma seorang teman. Teman yang sama sekali tak punya keberanian untuk berkata, “aku hancur lebur” saat mendengar ia akan menikah.
    “Kamu orang pertama yang aku kasih tau, sebab kamu teman terbaikku, kamu pasti bahagia juga kan aku akhirnya menikah” katanya.
    Jadi, ia berharap aku bahagia mendengar ia akan menikah, “ya tentu saja… congrats ya…” ia ingin aku bahagia, baik, aku akan berbahagia tak perlu kuberitahukan padanya aku mulai hancur. Kehancuran pelan-pelan yang makin menyakitkan daripada aku hancur dalam sedetik.
    “Ah siapa yang mengira, akhirnya aku menikah juga ya”
    Aku tersenyum juga menangis, aku tak bisa menahannya. Berharap ia tak melihat airmataku, tapi ia melihatnya hanya saja ia melihat air mata kebahagiaan.
    “Ampun… jangan nagis dong… dasar, cewek sentimentil! ” Ia tertawa, “bentar lagi kamu pasti nyusul deh, kamu akan segera menemukan pria yang baik juga, kamu kan gadis yang baik, cantik…”
    “Ramah tamah serta rajin menabung” kataku melanjutkan ucapannya, kemudian ia terbahak.
    “Ah, Maysa… aku bahagia banget! Aku akan menikah!” serunya girang. Dia makin bertambah cantik karena kegairahan itu. Dengan mata yang berbinar dan paras muka yang berseri.
    Apalagi saat ini, ketika aku ada di barisan pengiring pengantin wanita, dengan gaun merah muda pilihannya, memandangi gadis tercantik, cintaku berjalan menuju altar dengan pangeran pujaannya. Aku sudah berkeping-keping, tak bisa merasa sakit sekaligus mencinta lagi.
    Kutinggalkan kemeriahan pesta pernikahan gadis tercantikku dan kekasih hatinya, tapi dengannya masih tersimpan harapanku. Jadi, aku pun masih menyimpan music itu untuk dia yang tercinta meski tak bisa kucinta.

    You give your hand to me
    Then you say hello
    I can hardly speak
    My heart us beating so
    And anyone can tell
    You think you know me well
    But you don’t know me
    No, you don’t know the once who dreams of you at night
    And longs to kiss your lips
    And longs to hold you tight
    Oh, I’m just a friend
    That’s all I’ve ever been
    ‘Cause you don’t know me
    I never knew
    The art of making love
    Though my heart aches
    with love for you
    Afraid and shy
    I’ve let my chance to go by
    the chance that you might love me too
    you give your hand to me
    And then you said good-bye
    I watch you walk away
    Beside a lucky guy
    You’ll never know
    the one who loves you so
    Well, you don’t know me

    (You don’t know me - Michael buble version - It’s time)

  2. #2
    Superstar in Training silvershore_lake's Avatar
    Join Date
    Nov 6, 2007
    Location
    Jakarta
    Posts
    6,488
    Mentioned
    3 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default RE: fiction freak

    Itu beneran fiksi apa curahan hati, tje2P? Hihihihihi.

    Lagu yg lo sebut itu, gw suka banget versinya Eva Cassidy & Chuck Brown. Keren banget lho, bok. Secara menurut gw mereka suaranya lebi mateng dibanding Michael Buble.....

  3. #3
    Emerald chielicious's Avatar
    Join Date
    May 28, 2007
    Location
    Bogor, Indonesia
    Posts
    836
    Mentioned
    0 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default RE: fiction freak

    Tjep....tulisan lo kerennnn lohhhh...mana katanya mo disebarin itu novel lo yang belom diterbitin teaa :P

  4. #4
    Citizen ijoli's Avatar
    Join Date
    Jun 10, 2007
    Location
    Pontianak
    Posts
    2,392
    Mentioned
    13 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default RE: fiction freak

    gw jadi pengamat aja deh tjep Hidden Content

  5. #5
    MarketPlaza Certified Seller Superstar feLice's Avatar
    Join Date
    Jan 14, 2008
    Location
    Jakarta
    Posts
    10,918
    Mentioned
    339 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default RE: fiction freak

    huks2.. gw deg2an bacanya..
    OPEN PO Aussie|Antipodes|Kanebo Suisai|Frank Body|Hello Hair|
    Lucas Papaw|Neutrogena|SKII Disc 30%++
    | click here
    ~ Because after all, your best makeup is a healthy glow skin ~

  6. #6
    Beryl ruthwijaya's Avatar
    Join Date
    May 29, 2007
    Location
    Jakarta
    Posts
    1,167
    Mentioned
    3 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default RE: fiction freak

    lake, coba lu jomblo dan ngedengerin michael buble pas sabtu sore, ujan2 pulak! Hidden Content lu pasti langsung berimajinasi juga de kayak gw Hidden Content
    ngomong2... gw lagi jatuh cinta sama david villa, jadi lu aman... kita bisa temenan Hidden Content
    chiel, tx. gw gr neh dibilang keren.... :P dan ityu... pr gw... belum pede.... nanti deh, di thread ini gw kasih dikit2 bocorannya....
    Jo, ayoooo... ayoooo... mana tulisan lu?
    felice, deg2an kenapa? nick gw emang tje2p seh... tapi gw beneran kok... lagi cinta sama david villa Hidden Content

  7. #7

    Join Date
    Jan 1, 1970
    Posts
    0
    Mentioned
    Post(s)
    Tagged
    Thread(s)

    Default RE: fiction freak

    KEREN...ga ketebak endingnya alhasoy merinding gw bacanya!!

  8. #8
    Elite Citizen candrakirana's Avatar
    Join Date
    Dec 12, 2007
    Location
    Jakarta
    Posts
    3,009
    Mentioned
    14 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default RE: fiction freak

    waaah... gue suka ending-nya....

    penuh perasaan dan gak terduga.

    gue juga pengen sharing deh. ceritanya gue mau bikin kayak novel gitu. tapi baru satu bagian cerita, udah males. bosenan. makanya belum ada jalan cerita jelas.

    ---------------------

    ia punya mata setajam elang

    ia menaruh jagad raya dalam kepalanya


    dan aku menyayanginya. setiap jengkal hatiku terisi olehnya dan hari-hariku tak pernah tanpa dirinya.


    ia kekasihku dan impianku.


    hampir setiap akhir minggu, aku ke rumahnya. menanggalkan topengku, menyingkap diriku seutuhnya, berbaring di sebelahnya, dan sekian detik memandang wajahnya. kadang saling menatap, dan setelahnya menebak ia akan melengos. kadang benar kadang salah. kadang ia hanya akan diam, memelukku, kemudian memejamkan matanya lagi. namun sering ia membuka lagi matanya. membuka pembicaraan. saling bertukar cerita. saling memberi pendapat. biasanya bernada omelan, ejekan, sindiran, atau hanya menggoda. tapi aku menikmatinya.


    "Aku baru baca chicklit lho."

    "Chicklit? OMG. Cewek yang se-intelek elu baca chicklit?"

    "Tapi gaya penulisannya bagus. Ceritanya gak narasi. Pake gaya email. Seluruh cerita dipaparin pake e-mail."

    "Yah tetep aja kan.."

    Kemudian aku menceritakan isinya. Seorang perempuan muda lajang berumur 30 tahunan berkenalan dengan seorang laki-laki, keponakan tetangganya. Laki-laki itu menempati rumah bibinya yang sedang koma. Tapi ternyata laki-laki itu bukan keponakan tetangganya. Ia orang yang diminta keponakan sebenarnya untuk berpura-pura jadi dirinya.

    "Pasti happy ending kan? Chicklit emang begitu. Cewek ketemu prince charming, pangeran berkuda putih. Makanya disebut chick. Kayak anak-anak kan?"


    Biasanya aku berpura-pura menutup telinga. Membalikkan badan. Dan ia tertawa. Aku senang karena aku bisa membuatnya tertawa walaupun aku tampak seperti anak kecil. Selain itu, aku memang tidak bisa membantahnya lagi karena ia begitu keras kepala. Padahal yang kutekankan gaya penulisannya. Aku tahu ia pura-pura. Bagi kami, ini adalah permainan. Permainan yang mengantar pada ketenangan, berlanjut ekstasi.

    Saat ini ia tertawa. Kemudian ia diam. Aku tak mengerti. Ia bersembunyi. Ia menjerit. Ia menangis. Ternyata ia terluka.


    ia menanam jarum-jarum di punggungnya

    ia membawa pecahan kaca di mulutnya

    ia menyimpan pisau di hatinya


    saat ia terluka, makin ia menahan perih, makin cakarnya merobek kulitku, aku semakin tidak bisa lepas darinya. dan aku sungguh menyayanginya. ia sahabatku, kekasihku, belahan jiwaku.

    ---
    ada satu lagi. inspired by my best friend's love story
    ---

    titik hati. titik nadi. titik hidup.

    kemarin saya ngobrol-ngobrol dengan salah seorang sahabat saya. sahabat yang dekat sekali dengan saya, sampai-sampai saya dikira pacaran dengan dia waktu semester dua lalu. padahal, kenyataannya, dia juga sudah punya pacar. seorang perempuan mungil yang manis. pertama-tama obrolan kami ringan. soal informasi baru, soal mobil keren yang ia kagumi di jalan. seorang perempuan naik ferrari menantang dia balapan dan dia kalah (mobilnya kijang). kemudian obrolan berlanjut ke zona yang lebih personal.

    sebulan yang lalu dia bertemu dengan mantan pacarnya sewaktu sedang makan malam sendirian di sebuah daerah bilangan Jakarta. mereka bertatapan untuk sekian lama. dari jarak yang tidak terlalu jauh, tapi juga tidak dekat. perasaan teman saya langsung kacau balau. memori masa lalu mulai bermain lagi di kepalanya. perasaan yang ia pendam. sampai-sampai ia tak kuat meneteskan air mata. kemudian teman saya langsung ke mobilnya, melaju mobil sekencang-kencangnya. tapi dia masih sempat mendengar mantan pacarnya berteriak memanggil namanya.

    teman saya punya kisah cinta yang mengagumkan. yang membuat saya sedikit iri. yang membuat saya mengata-ngatai perempuan itu bodoh bila perempuan itu menyia-nyiakan cintanya. teman saya mencintai perempuan itu dengan sepenuh hati. sepenuh jiwa. sepenuh yang mungkin tidak bisa saya bayangkan besarnya. dia menolak memeluk ataupun mencium mantannya (sewaktu berpacaran). agar ia bisa benar-benar merasakan perasaan yang murni, bukan fisik. kontak fisik yang paling jauh, hanya mengecup kening ataupun rambutnya. perempuan itu butuh. tapi teman saya mengatakan, "lebih dari yang kamu tahu, perasaanku lebih dalam."

    dan saya salah mengira perempuan itu bodoh. hanya keadaan yang memisahkan mereka. agama mereka berbeda. dan orangtua perempuan itu tidak bisa menerimanya. teman saya ingin memperjuangkan cinta mereka. tapi langkah teman saya terhenti, menyadari harapan orangtua perempuan itu yang sangat besar terhadap anaknya. ia tidak mau menghancurkan hubungan orangtua-anak yang sudah terjalin sekian puluh tahun. ia yang mengenal perempuan itu baru beberapa tahun yang lalu. dan perempuan itu, menurut kabar temannya, masih mencari pengganti yang seperti teman saya. mendengar kabar itu, teman saya hanya bisa tersenyum pahit.

    sampai sekarang, teman saya masih mengirim kado untuknya setiap ulangtahun. dan memang perempuan itu menungguinya dengan gelisah setiap kali dirinya ulang tahun. menunggu hadiah dan perjumpaan dengan teman saya. pernah suatu kali, teman saya pergi ke rumah mantan pacarnya untuk memberi kado ulang tahun dan menemukan mantan pacarnya sedang berdiri gelisah di depan pintu rumah sambil memegang foto teman saya. teman saya langsung pergi. ia meminta tukang sate yang ia temui di jalan untuk meminjaminya baju dan topi tukang sate berikut gerobaknya. sebagai jaminannya, ia memberi uang Rp 50.000,00 dan menitipkan kunci mobil. teman saya mendorong gerobak tukang sate melewati rumah mantan pacarnya. perempuan itu sesaat menatapnya, namun kemudian mengalihkan pandangan. mungkin ia mengira itu teman saya tapi ragu karena orang itu mengenakan baju dan topi tukang sate. kemudian teman saya melemparkan bunga ke depan perempuan itu. "Neng, bunga neng." perempuan itu tersentak dan memanggil-manggil nama teman saya. tapi teman saya sudah kabur mendorong gerobak itu (yang katanya, sebenarnya sangat berat).

    teman saya sampai sekarang mau bertemu dengannya. tapi ia tidak kuat menahan perasaan yang muncul setiap kali bertemu, ataupun hanya mendengar suara perempuan itu. bahkan ketika ia menceritakan kisah ini pada saya, saya melihat ada genangan air di pelupuk matanya. ia ingin menangis, menumpahkan perasaaannya di depan perempuan itu tapi ia mengurungkan niatnya karena tidak mau membebani perempuan itu. sebagaimana hatinya hancur dulu ketika melihat perempuan itu menangis di depannya. sejak saat itu, ia tidak pernah bisa melihat perempuan manapun menangis.

    saat ini teman saya sudah menjalin hubungan yang baru. pacarnya yang sekarang tahu kisah teman saya dan mantannya, termasuk perasaan teman saya terhadap mantannya. dan ia mengerti perasaan teman saya. teman saya memang orang yang selalu menaruh seluruh perasaannya bila ia mencintai seorang perempuan. ia bangga dengan perasaan yang ia alami dengan mantannya meskipun demikianlah akhirnya. ia bangga karena ia telah mengalami titik hidup yang terindah. titik hidup yang menjadikan seorang manusia, manusia. perasaan kasih sayang yang tulus.