Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya - Page 4
Page 4 of 11 FirstFirst ... 2 3 4 5 6 ... LastLast
Results 46 to 60 of 152
  1. #46
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    Rangkuman Reksadana by @kokiduit

    1. Hai tweeps. Kita lanjut share minggu lalu tentang reksadana (RD). Yuk simak bareng-bareng. #finfriday @ngaturduit
    2.RD selanjutnya yang kita bahas adalah RD pendapatan tetap (RDPT). #finfriday @ngaturduit
    3.Dari namanya banyak yang mengira RD ini sangat aman karena memberi hasil tetap (sama dengan deposito bank). #finfriday @ngaturduit
    4.Termasuk penjual yang tidak mengerti juga akan menjelaskan hal yang sama. #finfriday @ngaturduit
    5.Padahal RDPT artinya manajer investasi (MI) menginvest uang kita ke produk yang memberi hasil tetap, #finfriday @ngaturduit
    6.misal deposito, obligasi pemerintah atau swasta dll. #finfriday @ngaturduit
    7.Terus, kok tidak bisa memberi hasil tetap? #finfriday @ngaturduit
    8.Krn obligasi walau memberi hasil tetap, dia jg diperjual belikan sehingga ada harga yang membuatnya berubah nilai. #finfriday @ngaturduit
    9.Contoh mudah, obligasi memberi hasil (kupon) 10%, dia memang memberi hasil pasti 10% per tahun. #finfriday @ngaturduit
    10.Tapi harganya bisa jadi dibawah harga beli awal, sehingga nilainya juga menjadi turun. #finfriday @ngaturduit
    11. Nah di RDPT, hrg jual beli nab diperoleh dari nilai tadi, atau gampangnya, hrg pasar saat ini bkn perolehan awal. #finfriday @ngaturduit
    12.Semoga sudah cukup mengerti kenapa RDPT walau disebut ‘tetap’ tapi bisa membuat investasi kita turun nilainya. #finfriday @ngaturduit
    13.Nilai obligasi biasanya naik atau turun dipengaruhi oleh bunga perbankan. #finfriday @ngaturduit
    14.Bila bunga bank naik maka nilai obligasi akan turun. Ingat, nilai ya, bukan hasil obligasi. #finfriday @ngaturduit
    15.Artinya nilai turun adlh nilai obligasi tadi dibawah nilai saat awal dikeluarkan; #finfriday @ngaturduit
    16.kalau awal 100% maka dia dibawah 100%. #finfriday @ngaturduit
    17.Otomatis bila obligasi nilainya turun maka RDPT jg akan turun nilai(nab)nya sehingga kepemilikan kita berkurang. #finfriday @ngaturduit
    18.Sebaliknya bila bunga bank turun, obligasi nilainya naik dan nab RDPT naik, otomatis kepemilikan kita bertambah. #finfriday @ngaturduit
    19.RDPT biasanya digunakan untuk tujuan keuangan jangka waktu menengah yaitu di atas 1-5 tahun. #finfriday @ngaturduit
    20.Sebab biasanya obligasi juga berjangka waktu sekitar itu. #finfriday @ngaturduit
    21.Bila ingin invest di RDPT, pertimbangkan tingkat bunga ke depan. #finfriday @ngaturduit
    22.Bila bunga bank Anda perkirakan akan naik ke depannya, maka jangan beli. #finfriday @ngaturduit
    23.Sebaliknya bila kita mengasumsikan bunga akan turun ke depannya, maka saatnya masuk ke RDPT. #finfriday @ngaturduit
    24.RD selanjutnya adalah RD Saham (RDS). #finfriday @ngaturduit
    25.Dari namanya sudah jelas bahwa RDS adalah RD yang mana MI menginvest dana kita di saham. #finfriday @ngaturduit
    26.Sama seperti RDPT, RDS juga bisa meningkat atau menurun nilainya. #finfriday @ngaturduit
    27.Penyebabnya sama karena ada harga pasar yang berlaku. #finfriday @ngaturduit
    28.Walaupun perusahaan untung tapi nilai pasarnya turun, maka nilai sahamnya juga turun #finfriday @ngaturduit
    29.dan otomatis RDS juga turun nilainya. #finfriday @ngaturduit
    30.Saya termasuk yg sangat menyaranan klien utk investasi di RDS bagi yang memiliki tujuan lebih dari 10th ke depan. #finfriday @ngaturduit
    31.Sebab secara logika saja nilai perusahaan pasti selalu akan naik, minimal karena adanya inflasi. #finfriday @ngaturduit
    32.Misalnya perusahaan perkebunan, kalau meraka tidak melakukan kegiatan apapun, #finfriday @ngaturduit
    33.secara logika nilai asset tanahnya pasti akan naik karena inflasi. #finfriday @ngaturduit
    34.Bila ditambah dengan internal perusahaan yang memberi target laba, maka nilai suatu perusahaan pasti akan naik. #finfriday @ngaturduit
    35.RDS memang memberikan hasil yang cukup besar. #finfriday @ngaturduit
    36.Biasanya digunakan untuk tujuan yang tiap tahun mematok hasil investasi 20%. #finfriday @ngaturduit
    37.Beberapa reksadana sudah berkebang sangat tinggi. Misalnya RDS panin sudah naik 75x lipat. #finfriday @ngaturduit
    38.Atau harganya dari 1000 saat dikeluarkan sekarang jadi 75000. #finfriday @ngaturduit
    39.Kalau saat pembukaan kita beli 1000 unit atau 1jt maka saat ini uang kita menjadi 75juta. #finfriday @ngaturduit
    40.Jauh melewati inflasi yang menjadi musuh kita. #finfriday @ngaturduit
    41.Beberapa produk RDS lain juga memberi hasil yang menggembirakan bila kita bicara jangka panjang. #finfriday @ngaturduit
    42.Perkembangan nab RDS dan RDPT sangat bergantung bagaimana MI bisa mengelola dana nasabahnya. #finfriday @ngaturduit
    43.Semakin ahli MI maka perkembangan nab juga bagus. #finfriday @ngaturduit
    44.Sehingga salah satu keberhasilan investasi di RD adalah pemilihan yang tepat di produk, artinya MI pemilik produk. #finfriday...
    45.Kita bisa menilai kinerja MI dari saham apa yang mereka pilih, dan juga perkembangan nab-nya. #finfriday @ngaturduit
    46.Itulah kenapa saya sangat sarankan, bahwa dalam memilih RD setiap orang harus punya target. #finfriday @ngaturduit
    47.Target yang nantinya di bandingkan dengan kinerja yang dihasilkan MI. #finfriday @ngaturduit
    48.Jadi investasi bukan sekedar meletakkan dana, #finfriday @ngaturduit
    49.tapi juga memiliki target yang harus dibandingkan dengan kenyataan yang dicapai. #finfriday @ngaturduit


    Yg lebih lengkap dilink ini : ShareTwit Jumat @kokiduit - Basic Reksadana #2 has been chirpified! Hidden Content

  2. #47
    Elite Citizen
    Join Date
    Jun 30, 2010
    Location
    none of your business
    Posts
    3,106
    Mentioned
    443 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    Kecenderungan Kinerja RD Saham
    (based on my observation)

    1. RDS dengan fokus saham bluechip
    Cenderung stabil karena saham2 BC sendiri memang pergerakannya tidak fluktuatif, dan paling cepat naik lg setelah adanya koreksi.
    Saham2 BC juga rata rata perushaan yang sudah mature, kenaikan harga tidak secepat perush yang sedang tumbuh, maka pertambahan harga NAB RDS yang memegangnya juga mengikuti.
    Contoh saham BC: UNVR, SMGR, PGAS, TLKM, BMRI, BBRI, CPIN, ICBP, INDF, dsb

    2. RDS dengan fokus saham small-mid cap (SMC)
    Cenderung fluktuatif karena saham2 SMC sendiri memang pergerakannya lebih fluktuatif dbanding saham BC.
    Saham2 SMC rata rata adalah saham dari perusahaan yang bertumbuh, kenaikan harga bisa naik atau turun signifikan (tergantg perkembangan fundamentalnya).
    Contoh saham SMC: ASRI,MAIN,dsb

    3. RDS dengan fokus saham di sektor konsumer
    Cenderung defensif (kebal krisis) karena saham2 konsumer merupakan saham dr perush yg akan selalu dbutuhkan untuk hidup yaitu kebutuhan pangan, sanitary, dan obat obatan.
    Contoh saham sektor konsumer: UNVR, CPIN, MAIN, KLBF, KAEF, AISA, dsb

    4. RDS dengan fokus saham di sektor infrastruktur
    Infrastruktur meliputi jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, jaringan dstribusi energi, dan segala yg menyangkut hajat hdup rakyat.
    Contoh saham sektor konsumer: JSMR, TLKM, PGAS, dsb


    Pengaruh AUM (jumlah aset kelolaan) dan kinerja RDS

    Pernah dbahas lengkap di blog Pak Rudiyanto, intinya semakin besar AUM semakin tidak lincah RDSnya.


    Special mention:
    RDS dengan strategi value investing:
    Panin Dana Maxima
    Ini RDS dahsyat bener kinerjanya walaupun taun lalu melempem kaya kerupuk kena air.
    PDM usianya kalo ga salah sudah 15tahun sejak terbit. Sekarang @50-60ribuan/unit. Dulu terbit @1000.
    Dahsyat kan?
    Ini cuma my thought aja si. Dengan value investing strategy nya, RDS ini mungkin mengalami multiplying stock count dimana saham2 yg dipegangnya (hold) melakukan beberapa kali stock split, belum lg devidennya, wow.
    Maybe? I don't know for sure Hidden Content


    Sekian

  3. #48
    Elite Citizen
    Join Date
    Jun 30, 2010
    Location
    none of your business
    Posts
    3,106
    Mentioned
    443 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    Reksadana Apa yang Cocok untuk Saya?
    (ringkasan dari saya pribadi,smoga memudahkan)


    Cocok atau tidaknya sesuatu, berdasarkan masing2 orang, "bagaimana profilnya?" dan "apa tujuannya"

    Misal membeli pakaian, profil badan akan berpengaruh, dan untuk event apa (tujuan) nanti akan dipakai. Begitu kira kira analoginya. Hidden Content

    Lalu untk reksadana, memilihnya juga harus didasarkan profil risiko dan tujuan investasinya.

    Sbb adalah 4 profil resiko berdasar yang biasanya ada di kuesioner sewaktu membeli RD untuk pertama kali:
    1. Konservatif (sangat menghindari resiko)
    2. Moderat (cenderung menghindari resiko)
    3. Moderat-Agresif (bisa menerima resiko asal hasil sepadan)
    4. Agresif (cenderung spekulatif, siap akan resiko apapun dan mendapat hasil sepadan resiko)


    Biasanya kalau masih muda profilnya agresif, makin tua makin knservatif. Tapi kondisi seseorang juga mempengaruhi profil risikonya ya IMHO. Misal sudah pensiun tapi tdk punya tanggungan - anak sudah mandiri - dan uang pensiun sudah cukup, tidak kemudian jadi seorang konservatif. Sebaliknya mash muda tapi menanggung hidup ayah ibu dan adik adik, bisa saja menjadi konservatif.


    Maka dr itu ada kuesionernya agar hasil mendekati akurat.



    Dalam kuesioner itu sndiri ada pertanyaan mengenai dalam jangka waktu berapa tahun kita mau berinvestasi. Dalam kata lain, kapan kita mau mengambil hasil dari investasi?

    Misal mau DP rumah tahun depan, sekiranya jangan pilih RD yang returnnya bisa naik turun drastis,bahkan sebaiknya tidak turun sama sekali walau naiknya juga sedikit.

    Bgmana jika mau dgunakan untuk uang masuk SD 3tahun lagi? Masih bisa lah ya menghadapi hasil yang naik turun sedikit Hidden Content

    Lalu kalau untk bekal pensiun? Sangat bisa dong menghadapi fluktuasi return Hidden Content . Karena pada dasarnya neg kita adalah neg berkembang shg potensi pertmbuhannya tinggi (hubungannya apa silakan di gugling yak)




    Lalu RD apa yg cocok?

    Jenis RD brdasar aset yg mjd investasi ada 4:
    A. RD pasar uang (mainly pada dposito n obligasi jangka pendek)
    B. RD pendapatan tetap (mainly pada obligasi)
    C. RD campuran (mix obligasi dan saham)
    D. RD saham (mainly saham)


    Oke,berdasarkan isi RD nya, seseorang bs menentukan mana yg cocok.

    Contoh,
    RDPU, uang investor mainly ke deposito,otomatis RDPU menjadi aman karena hampir tdk ada fluktuasi harga. Namun juga return nya rendah.
    Maka cocok untk profil konservatif atau tujuan jangka < 1tahun.


    Lalu RDPT, obligasi bisa naik turun harganya tapi tidak trlalu fluktuatif. Maka tidak terlalu beresiko juga.
    Jadi cocok untk profil moderat atau tujuan jangka 3-5tahun.



    Sedangkan RDC dan RDS isinya adalah saham. Saham sendiri tiap hari bahkan dalam hitungan menit bisa naik turun dari 0,sekian % sampai di atas 10%. Maka resikonya tinggi. Namun klbhn reksadana adalah dikelola oleh pihak yg berpengalaman, maka kemungknan RDS merugi hingga bertahun tahun cenderung kecil walaupun bukan berarti tidak mungkin.
    Maka cocok untk profil mod-agresif dan agresif dan tujuan jangka waktu d atas 5 tahun (RDC) dan minimal 10 tahun (RDS)


    Maka, intinya adalah kenali diri dan kbthn/tujuan kita, lalu pilh yang sesuai dg keduanya, dan jangan lupa untk tetap evaluasi investasi kita.


    Sekian
    Last edited by ladyprimadewi; Jul 17, 2013 at 03:04 PM.

  4. #49
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    memilih reksadana sesuai dengan tujuan keuangan



    Investor pemula kebanyakan masih terbilang agak takut mengambil risiko. Hal itu terlihat dari profil risikonya. Rata-rata pemula lebih memilih risiko yang kecil meski dengan keuntungan yang kecil juga. Jarang ada investor pemula jika dilihat dari profil risikonya menunjukkan mereka berani untuk berinvestasi di reksadana Saham.
    Meski mereka juga tahu bahwa keuntungan yang diraih bakal lebih besar. Hal ini bisa dimaklumi karena jika seseorang belum mengenal reksadana atau saham, dan baru terbiasa dengan deposito, tentunya karakteristik deposito yang sangat konvensional begitu melekat pada mereka.
    Dalam anggapan mereka, dengan hanya menaruh sejumlah uang kemudian setiap bulan mendapatkan hasil keuntungan yang otomatis masuk ke dalam rekening tabungan, merupakan hal yang sudah nyaman. Padahal sesungguhnya nilai pokok simpanan mereka dalam deposito itu terus tergerus inflasi tanpa disadari.
    Nah, karenanya mari mengenal macam-macam reksadana yang mana yang sesuai dengan tujuan keuangan kita.
    Reksadana PASAR UANG
    Bagi pemula yang sudah terbiasa dengan melakukan investasi pada deposito ada baiknya untuk mencoba mulai berinvestasi di reksadana pasar uang. Dibandingkan dengan reksadana lainnya, risiko pada reksadana pasar uang paling kecil. Keuntungannya sedikit lebih bagus daripada deposito dengan fleksibilitas penarikan dananya yang kapan saja tanpa harus menunggu waktu jatuh tempo – berbeda dengan deposito.
    Return reksadana pasar uang sekitar 0,5% per bulan, hampir mirip dengan deposito ya… Dan pada reksadana pasar uang tidak ada fee untuk masuk dan keluar. Catatan bagi yang ingin melakukan redemption atau menarik sejumlah dana dari reksadana pasar uang, sebaiknya lakukan 3-4 hari kerja sebelum dana tersebut dibutuhkan, karena rata-rata pencairan unit pada reksadana adalah T3 untuk sampai ke rekening investor.
    Untuk jangka waktu investasi kurang dari 1 tahun, reksadana pasar uang merupakan instrumen investasi yang bisa dipilih. Contohnya, kita tahu bahwa 6 bulan ke depan ada kebutuhan untuk membayar uang pangkal sekolah anak sejumlah Rp 10 juta. Idealnya sih dana ini sudah dipersiapkan sejak lama, tapi karena memang kita baru tahu hal ini … ya sudahlah, mulai investasinya dari sekarang saja. Nah, dengan jangka waktu yang pendek ini sebaiknya investasi di reksadana pasar uang, misalnya Rp 2 juta per bulan.
    Contoh kasus lainnya adalah apabila seseorang mempunyai dana yang cukup besar tapi dana tersebut baru akan digunakan 3 minggu ke depan, maka bisa saja dana tersebut di simpan dulu di reksadana pasar uang untuk jangka waktu 2 minggu. Misal ada dana sejumlah Rp 125 juta, jika disimpan di reksadana pasar uang dengan asumsi return 0,38% per bulan, maka jika dititipkan selama 2 minggu di reksadana pasar uang akan memperoleh keuntungan sekitar Rp 237.500. Lumayan kan… karena untuk didepositokan dalam jangka waktu kurang dari 1 bulan tidak bisa.
    Reksadana PENDAPATAN TETAP
    Reksadana selanjutnya adalah reksadana pendapatan tetap, sedikit lebih tinggi imbal hasilnya. Cocok untuk investasi yang jangka waktunya antara 1-3 tahun. Pemula biasanya juga memilih reksadana ini untuk perkenalan dengan reksadana. Keuntungan yang didapat antara 7% – 12% per tahun. Tapi ada juga yang kinerjanya bisa memberikan return sampai di atas 20% per tahun.
    Jika di reksadana pasar uang tidak ada ketentuan biaya pembelian (top up) dan biaya penjualan kembali (redemption), maka pada reksadana di jenis ini ada yang memberlakukan biaya-biaya tersebut. Biasanya biaya yang dibebankan sekitar 0,5% – 3% dari besarnya nominal yang diinvestasikan untuk setiap transaksi.
    Dengan adanya biaya-biaya tersebut, tentunya kita juga harus lebih berhitung untuk menentukan kapan bisa menarik dana yang diinvestasikan. Paling tidak jika dananya akan ditarik, maka setidaknya harus dilihat dulu apakah investasinya sudah berkembang sehingga dana meski sudah dipotong biaya tetapi masih bisa memberikan keuntungan.
    Misal investasi Rp 1.000.000 pada reksadana pendapatan tetap dengan biaya pembelian adalah 1%, maka dana yang diinvestasikan adalah Rp 990.000. Dengan NAB/unit pada saat itu Rp 1.018,22 akan diperoleh 972,28 unit. Di tahun berikutnya NAB/unit menjadi Rp 1.191,32 atau nilai investasi tersebut menjadi Rp 1.158.294. Terlihat jelas adanya keuntungan atas investasi ini sebesar Rp 158.294 (±15,8%). Hanya perlu diingat, bahwa nilai NAB/unit – atau gampangnya harga – dari reksadana tersebut bisa berfluktuatif setiap harinya. Saat sedang naik, maka keuntungan akan lebih tampak lagi, tapi saat NAB turun, maka serasa tidak ada keuntungan atau malah merugi. Meski begitu tidak perlu takut … fluktuasi di reksadana pendapatan tetap tidaklah terlalu besar.
    Reksadana CAMPURAN
    Nah.. reksadana yang ini risikonya lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, yang tentunya juga akan memberi imbal hasil yang lebih tinggi dibanding kedua reksadana tersebut. Berapa sih kisaran return dari reksadana campuran ? Saya lebih suka mengasumsikan 9% – 18% untuk rata-rata return per tahun bagi reksadana campuran, meski tidak menutup kemungkinan bisa lebih besar dari itu.
    Investasi di reksadana campuran cocok untuk investasi dengan jangka menengah sampai jangka panjang, yaitu di atas 3 tahun. Misalnya untuk menyiapkan Dana Pendidikan, yaitu apabila direncanakan 5 tahun ke depan nanti dibutuhkan dana untuk masuk Perguruan Tinggi sejumlah Rp100 juta, maka sebaiknya kita melakukan investasi mulai dari sekarang. Dengan perkiraan imbal hasilnya adalah 17% per tahun, investasi yang dilakukan untuk mencapai Dana Pendidikan yang direncanakan tersebut adalah sebesar Rp 1.070.000 setiap bulan selama 5 tahun.
    Kenapa kok jangka waktunya untuk investasi di reksadana ini disarankan di atas 3 tahun? Jawabnya adalah fluktuasinya yang cenderung lebih besar dibandingkan reksadana pendapatan tetap. Bisa dicontohkan di sini :
    Reksadana campuran – Schroder Dana Terpadu II mempunyai pertumbuhan return 8,64% untuk 1 tahun dan 80,53% untuk 3 tahun (Infovesta, 30 April 2012)
    Kalau berpikiran dibagi rata, tentunya untuk return 3 tahun = 80,53%, maka return untuk 1 tahun = 26,84% …. Tapi faktanya tidak demikian. Hal ini bisa terjadi begitu karena naik-turun dari return reksadana tersebut.
    Pada reksadana campuran ada beberapa yang mensyaratkan biaya pembelian dan biaya penjualan kembali atas unitnya, seperti halnya yang berlaku pada reksadana pendapatan tetap. Namun ada juga yang tidak memotong untuk biaya pembelian atau penjualan kembali.
    Reksadana SAHAM
    Fluktuasi reksadana yang satu ini cukuplah besar. Bisa memberikan return yang besar, tapi bisa pula merosot lebih tajam dibanding reksadana lainnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar isinya adalah saham, yang memang sifatnya sangat berfluktuasi. Reksadana saham cocok untuk investasi jangka panjang dengan periode waktu di atas 5 tahun. Meski berfluktuasi, tapi kecenderungannya akan naik terus.
    Di reksadana ini ada yang memberlakukan biaya pembelian dan atau biaya pada saat penjualan kembali.
    Itu adalah beberapa jenis reksadana. Untuk mengetahui nama-nama Reksadana yang sesuai dengan jenisnya, bisa dilihat di Hidden Content atau Hidden Content . Dari link tersebut bisa diperoleh info tentang berbagai macam reksadana dan update NAB (Nilai Aktiva Bersih)
    Untuk tahu bagaimana cara pembeliannya, bisa langsung ke manager investasi yang bersangkutan atau bisa juga ke Bank yang bisa memberikan layanan membeli reksadana. Contoh : Bank Commonwealth , Bank Mandiri (hanya Kantor Cabang tertentu), Bank Syariah Mandiri dan lain-lain. Tanya saja ke Customer Service dari Manager Investasi atau Bank tersebut.
    Dari kedua pilihan tempat untuk membeli Reksadana, pastinya masing-masing punya plus dan minusnya. Tinggal disesuaikan mana yang nyaman buat kita.


    Hidden Content

  5. #50
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    Investasi Menurut Siklus Ekonomi




    Seiring dengan kejatuhan pasar saham dan semakin kuatnya tanda?tanda bahwa perekonomian global akan segera memasuki resesi, mungkin terbersit pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan terhadap portofolio investasi kita.
    Kinerja instrumen investasi bervariasi mengikuti pergerakan siklus ekonomi. Sebelum kita membahas hal ini lebih lanjut, mari kita bahas dulu mengenai siklus ekonomi. Siklus ekonomi didefinisikan dengan mengacu pada output gap dan kegiatan ekonomi. Secara garis besar, siklus ekonomi terbagi atas 4 fase: (1) slowdown atau perlambatan ekonomi, (2) recession atau resesi, (3) recovery atau perbaikan ekonomi dan (4) expansion/boom atau ekspansi ekonomi. Setiap fase memiliki karakteristik tingkat suku bunga, inflasi dan kegiatan ekonomi yang berbeda.
    Output gap merupakan faktor penentu inflasi dan siklus moneter, serta menjadi faktor penentu pula bagi siklus laba perusahaan (corporate earnings cycle). Output gap merupakan selisih antara output ekonomi aktual dengan output potential. Output potensial adalah output maksimum yang dihasilkan ekonomi tanpa menimbulkan inflasi. Output potensial bergantung pada ketersediaan tenaga kerja dan modal dan meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan pertumbuhan kedua sumber daya tersebut serta tingkat produktivitas.
    Output gap mempengaruhi laju inflasi, pergerakan suku bunga dan kegiatan ekonomi karena output gap mengukur tekanan terhadap sumber daya, tenaga kerja dan modal pada suatu periode. Jadi jika aktivitas ekonomi berada di bawah trend, maka tercipta ada slack dalam pasar tenaga kerja (di mana tingkat pengangguran lebih tinggi dari normal) maka perusahaan akan beroperasi dengan kapasitas ekstra. Hal ini cenderung mengakibatkan penurunan harga barang dan inflasi gaji karena tenaga kerja bersaing mendapatkan pekerjaan dan perusahaan berusaha memanfaatkan kapasitas ekstra yang dimilikinya dengan menawarkan barang produksinya dengan harga yang lebih kompetitif.
    Kebijakan bank sentral juga dipengaruhi oleh tingkat aktivitas ekonomi. Pada masa resesi, pertumbuhan ekonomi akan berada di bawah trend dan output gap akan melebar. Pada situasi ini bank sentral hampir dapat dipastikan akan menurunkan suku bunga dan memperlonggar kebijakan moneter seiring dengan penurunan inflasi. Pada saat pemulihan (recovery) di mana ekonomi mulai menguat, inflasi mungkin masih menurun, tapi bank sentral cenderung untuk tidak melonggarkan kebijakan moneternya karena output gap sudah mengecil. Kebijakan moneter yang diberlakukan akan tetap longgar tapi stabil.
    Sebaliknya jika ekonomi beroperasi di atas trend, maka faktor?faktor tersebut akan berbalik sehingga tekanan inflasi dan suku bunga akan naik; pada gilirannya kebijakn moneter menjadi lebih ketat. Pertumbuhan ekonomi akan menentukan apakah output gap akan melebar atau mengecil.
    Tabel 1: Ringkasan karakteristik 4 fase dalam siklus ekonomi
    Hidden Content
    Untuk mengoptimalkan kinerja portofolio investasi anda, pilihan asset class sebaiknya disesuaikan dengan fase dalam siklus ekonomi:
    Slowdown: cash is king
    Fase slowdown adalah fase terburuk bagi saham dan obligasi, sedangkan kas adalah asset class dengan kinerja terbaik. Pada fase ini biasanya saham dan obligasi mencatat kinerja negatif karena pada fase ini inflasi dan suku bunga naik sedangkan pertumbuhan ekonomi dan laba perusahaan melemah.
    Recession: memilih antara obligasi dan saham
    Pada fase resesi kinerja saham dan obligasi biasanya bervariasi, meskipun data historis mengenai 11 fase resesi sejak tahun 1950 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kinerja saham sedikit lebih unggul dibandingkan kinerja obligasi. Kinerja yang bervariasi ini mencerminkan fakta bahwa fase resesi ditandai dengan turunnya tingkat suku bunga dan melemahnya laba perusahaan – kedua faktor ini membuat obligasi menjadi lebih menarik, sementara kinerja saham mencerminkan antisipasi dari titik balik seiring dengan melonggarnya kebijakan moneter. Analisa lebih mendalam menunjukkan bahwa pada paruh pertama resesi kinerja obligasi mengungguli saham sementara pada paruh kedua saham berbalik mengungguli obligasi. Perlu dicatat pula bahwa pasar saham biasanya bergerak 6?9 bulan lebih cepat dari sektor riil, sehingga begitu mulai ada tanda?tanda perbaikan ekonomi maka pasar saham akan segera mengalami rally, dan ini biasanya dimulai pada paruh kedua resesi.
    Recovery: baik untuk saham
    Pada fase pemulihan (recovery), kebijakan moneter biasanya tetap longgar meskipun pertumbuhan ekonomi mulai menguat. Selain itu inflasi juga terkendali, sehingga kedua hal ini membuat kinerja saham unggul. Hal ini bahkan juga berlaku untuk volatilitas saham yang tinggi. Karena itu fase recovery sering disebut sweet spot bagi saham.
    Expansion: melanjutkan pilihan di saham
    Pada fase ekspansi, saham kembali mengungguli obligasi dan kas. Ini disebabkan karena pada fase ini potensi laba perusahaan tetap tinggi, ditopang oleh tingginya permintaan dan kuatnya daya beli konsumen.
    Kesimpulannya, investor sebaiknya menitikberatkan porsi portofolionya di saham pada fase recovery dan ekspansi, di mana pada kedua fase tersebut pertumbuhan ekonomi berada di atas trend. Sebaliknya, saat pertumbuhan ekonomi berada di bawah trend, investor sebaiknya memilih kas pada fase slowdown kemudian beralih ke obligasi begitu memasuki fase resesi sebelum akhirnya kembali ke saham pada paruh kedua resesi.
    Diagram 1: Titik berat pilihan asset class menurut fase dalam siklus ekonomi
    Hidden Content
    Lebih lanjut, Merrill Lynch menciptakan pedoman yang disebut Asset Allocation Clock untuk memetakan pilihan asset class sesuai dengan fase dalam siklus ekonomi.
    Diagram 2: Siklus investasi menurut fase dalam siklus ekonomi
    Hidden Content
    Hidden Content
    Mungkin sebagian pembaca kemudian bertanya?tanya apakah strategi investasi ini kemudian menjadi bertolak belakang dengan strategi rebalancing yang pernah dibahas penulis beberapa waktu lalu. Memang investasi menurut siklus ekonomi menyebabkan alokasi aset berubah?ubah menurut siklus ekonomi sehingga eksposur investor terhadap berbagai asset class juga menjadi berubah?ubah. Penulis tidak mengatakan bahwa strategi ini jelek lho, tapi strategi ini mungkin lebih pas untuk investor yang punya waktu dan resources (terutama informasi pasar) yang lengkap karena strategi ini menyiratkan timing the market dan pengelolaan portofolio secara aktif (active portfolio management). Menurut hemat penulis, strategi ini lebih cocok bagi sophisticated investor seperti manajer investasi atau mereka yang memang punya akses ke informasi pasar secara lengkap.
    Di sisi lain, strategi rebalancing dengan mengembalikan komposisi portofolio ke rasio tertentu setiap tahun lebih praktis dan mudah bagi investor perorangan karena dengan strategi tersebut investor bisa mengelola resikonya (yaitu dengan membatasi eksposur terhadap setiap asset class dalam portofolionya). Selain itu, investor perorangan rata?rata tidak punya cukup waktu dan jarang yang memiliki akses untuk mendapatkan informasi pasar secara lengkap (berbeda dengan manajer investasi, misalnya) sehingga sulit baginya untuk timing the market. Jadi pada strategi rebalancing, alokasi assetnya bertumpu pada profil resiko sang investor, bukan pada siklus ekonomi.
    Jadi mana strategi mana yang bagus? Dua?duanya sama?sama bagus, tinggal anda sebagai investor yang menimbang dan memilih mana yang pas. Yang paling penting adalah, pilihlah strategi yang bisa memenuhi kebutuhan investasi anda dan sesuai dengan profil resiko anda. Selamat berinvestasi! Hidden Content





    Hidden Content

  6. #51
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    Menjaga Uang Anda Dengan Reksa Dana Pasar Uang
    Terbit Rabu, 30-May-2012 di Koran Seputar Indonesia
    Jangka waktu dan tujuan investasi dari setiap investor tentu beragam. Ada yang berinvestasi dalam jangka panjang untuk menjaga dana agar tidak tergerus inflasi, namun ada juga yang berinvestasi dalam waktu yang lebih pendek karena kebutuhan likuiditas. Berawal dari pernyataan tersebut, reksa dana tampil sebagai instrumen investasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan investor dengan beragam tujuan investasi.

    Agar kebutuhan investasi dalam jangka pendek terpenuhi, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) merupakan salah satu jenis Reksa Dana yang bisa alternatif bagi investor. Pada umumnya, pasar uang mungkin sering dianggap sebagai pasar valuta asing (valas) yang terlihat berisiko tinggi. Namun, kenyataannya justru tidak demikian.

    Definisi Reksa Dana Pasar Uang adalah reksa dana yang 100% isi portfolionya berupa efek Pasar Uang, termasuk instrumen hutang yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Contohnya, Deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi baik korporasi maupun pemerintah yang waktu jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
    Sesuai dengan isi portfolio, imbal hasil pada reksa dana pasar uang pada umumnya mirip dengan suku bunga deposito. Apa yang membedakan RDPU dengan deposito? Yang pertama dari sisi penerbit. Deposito diterbitkan oleh bank dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Sementara RDPU merupakan produk investasi yang dikelola oleh Manajer Investasi sehingga tidak ada jaminan apapun terhadap dana investor.

    Yang kedua kedua terletak pada fleksibilitas. RDPU menawarkan likuiditas yang tinggi karena investor dapat melakukan pembelian (subscription) dan penjualan kembali (redemption) kapanpun tanpa biaya. Sedangkan deposito umumnya mengharuskan dana nasabah mengendap, minimal 1 bulan. Yang ketiga, bunga deposito dikenakan pajak final 20% sedangkan imbal hasil RDPU bukan objek pajak.
    Reksa dana Pasar Uang bertujuan untuk menjaga nilai investasi awal sekaligus tetap menawarkan likuiditas tinggi. Dengan karakteristik tersebut, RDPU biasa digunakan sebagai alternatif investasi jangka pendek, terutama oleh investor institusi maupun lembaga. Jadi, dana investor yang masih “menganggur” dan ditempatkan ke Giro, tabungan, maupun Deposito On Call dapat dipindahkan ke RDPU dengan harapan imbal hasil yang lebih baik.

    Uniknya, mekanisme Reksa Dana Pasar Uang berbeda dengan reksa dana jenis lainnya. Perbedaan utama terletak pada penilaian harga reksa dana yang dikenal dengan Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP). Pada jenis reksa dana lain, keuntungan dan kerugian dari hasil investasi reksa dana akan direinvestasikan ke dalam portfolio reksa dana tersebut sehingga NAB/UP-nya dapat naik atau turun sesuai pergerakan harga pasar dari instrumen investasi dalam portfolionya.

    Harga NAB/UP selalu ditetapkan sebesar Rp 1000,00. Hal ini bukan berarti investor tidak memperoleh keuntungan atau merugi. Namun, setiap keuntungan RDPU akan dibagikan secara harian kepada investornya dalam bentuk penambahan unit penyertaan. Jadi, selama RDPU mencetak keuntungan, unit penyertaan yang dipegang investor akan bertambah. Sebaliknya, bila reksa dana ini merugi, maka unit penyertaan yang dimiliki investor dapat berkurang.

    Meskipun menawarkan likuditas tinggi, namun perkembangan industri RDPU dibilang relatif tertinggal. Hal ini terlihat dari data per April 2012, total dana kelolaan jenis reksa dana ini hanya sebesar Rp 12,673 triliun lebih rendah dibandingkan total dana kelolaan Reksa Dana Saham, Campuran, dan Pendapatan Tetap di periode yang sama, masing-masing sebesar Rp62,832 triliun, Rp19,602 triliun, dan Rp31,408 triliun.

    Saat ini, terdapat 24 dari 29 Reksa Dana Pasar Uang di Indonesia yang mempunyai rata-rata kinerja 1 tahun terakhir per April 2012 sebesar 5,15% dengan return tertinggi diraih oleh AAA Money Market Fund (6,39%). Angka ini lebih tinggi dari deposito bank setelah pajak di periode yang sama sebesar 4.4%. Sementara dari sisi dana kelolaan, 3 RDPU dengan dana kelolaan terbesar per April 2012 adalah Mandiri Investa Pasar Uang (Rp6,35 triliun), Batavia Dana Kas Maxima (Rp1,97 triliun), dan MNC Dana Lancar (Rp870,5 miliar).

    Di samping cocok untuk penempatan dana investasi jangka pendek, namun investor tetap harus memperhatikan resiko di Reksa Dana Pasar Uang meskipun relatif sangat kecil, seperti jika terdapat instrumen investasi pada portofolio Reksa Dana tersebut yang bermasalah. Di antaranya, emiten dari obligasi yang dipegang mengalami gagal bayar atau bank yang menerbitkan deposito terpaksa harus dilikuidasi.
    Dengan memahami karakter dari RDPU, investor diharapkan mampu memanfaatkannya sesuai dengan tujuan investasi sekaligus menjadi alternatif penempatan dana di instrumen pasar uang. Selama berinvestasi!
    [ Selvi Wilhelmina ]
    Hidden Content

  7. #52
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    Mengantisipasi Dampak Gejolak IHSG pada Reksa Dana Saham
    Terbit Senin, 01-Jul-2013 di Majalah Investor
    Setelah terus-menerus menorehkan rekor tertinggi serta membukukan kinerja year to date (ytd) yang cukup fantastis sebesar 17,42% di 5 bulan pertama tahun 2013, tampaknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu meneruskan laju kenaikannya di bulan Juni 2013. Semenjak awal bulan Juni, IHSG tampak mulai kehabisan tenaga. Selama bulan Juni pun, IHSG berkali-kali ditutup di zona merah.
    Per 21 Juni 2013, kinerja month to date (mtd) IHSG anjlok hingga 10,92%. Akibatnya, kinerja ytd-nya pun tergerus hanya tersisa 4,60%. Keluarnya dana asing dari bursa saham Indonesia ditenggarai menjadi penyebab salah satu penyebab koreksi yang cukup signifikan tersebut. Semenjak 23 Mei 2013, investor asing terpantau melakukan penjualan bersih (net sell) berturut-turut hingga Juni. Sepanjang Juni saja, dana investor asing yang keluar dari bursa saham sudah mencapai Rp18,77 trilliun.
    Selain karena aksi ambil untung (profit taking) memanfaatkan valuasi IHSG yang sudah relatif tinggi terhadap rata-rata Price Earnings Ratio (PER) selama 5 tahun terakhir, diduga maraknya aksi jual investor asing juga diakibatkan oleh kekhawatiran investor pada potensi penurunan likuiditas di negara-negara berkembang (emerging markets) akibat isu rencana pengurangan stimulus moneter oleh bank sentral AS, The Federal Reserve dan rencana bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) untuk tidak menambah stimulus moneternya. Sementara itu, sentimen negatif dari dalam negeri yang turut menambah tekanan di bursa saham, yakni kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berpotensi memicu lonjakan inflasi, tren pelemahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS ke level terendah selama 3 tahun terakhir, hingga masalah defisit neraca perdagangan di tengah ketidakpastian prospek pemulihan ekonomi global.
    Meskipun ditopang oleh fundamental ekonomi yang cukup solid serta proyeksi kinerja bursa saham yang masih prospektif, tingginya fluktuasi pergerakan bursa, menjadi salah satu hal yang perlu dicermati oleh investor. Nah, sebagai investor reksa dana khususnya reksa dana saham, ada satu cara yang dapat digunakan oleh investor untuk mengantisipasi gejolak yang terjadi di pasar saham tersebut. Cara tersebut yaitu dengan memilih reksa dana yang lebih defensif. Reksa dana defensif yang dimaksud adalah reksa dana yang memiliki nilai beta yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar.
    Beta sendiri merupakan ukuran yang mendefinisikan volatilitas suatu aset dibandingkan dengan volatilitas benchmark, di mana beta pasar bernilai 1. Reksa dana dengan beta yang relatif defensif dianggap lebih cocok dipilih di tengah pergerakan pasar yang cenderung fluktuatif dengan harapan pada saat terjadi koreksi bursa, penurunan yang dialami reksa dana tersebut tidak sedalam IHSG. Namun, yang perlu dicermati oleh investor adalah akibat kinerjanya yang tidak seagresif IHSG, kinerja reksa dana saham defensif umumnya relatif tertinggal dari reksa dana yang lebih agresif pada saat tren naik.
    Lalu, secara historis, bagaimana kinerja reksa dana defensif tersebut? Untuk itu, penulis melakukan penelitian terhadap kinerja reksa dana saham selama periode 2008 hingga 21 Juni 2013. Periode tersebut dipilih dengan alasan dianggap cukup mewakili berbagai kondisi pasar.
    Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. Pertama, mengumpulkan data reksa dana saham beserta Nilai Aktiva Bersih / Unit Penyertaan (NAB/UP)-nya dari 30 Juni 2007 hingga 21 Juni 2013. Kedua, menghitung return harian dari masing-masing reksa dana . Ketiga, mengelompokkan dan menghitung beta dari reksa dana tersebut per periode 6 bulanan sejak 30 Juni 2007 hingga 28 Desember 2012. Maka, dengan langkah tersebut, terbentuklah 11 kelompok. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian adalah reksa dana yang masih aktif hingga akhir periode tiap kelompok pengamatan. Perhitungan beta menggunakan rumus sebagai berikut:

    Cov (Ra , Rb)
    βa = --------------------
    Var(Rb)
    Di mana:
    βa = Beta reksa dana
    Cov (Ra , Rb) =Covariance dari return reksa dana terhadap benchmark (IHSG)
    Var(Rb) = Variance dari return benchmark (IHSG)
    Keempat, menghitung return reksa dana selama periode 6 bulan berikutnya. Kelima, mengelompokkan reksa dana berdasarkan nilai beta di atas 1 dan di bawah 1 untuk tiap kelompok pengamatan. Terakhir, menghitung nilai rata-rata kinerja masing-masing kelompok reksa dana dan menghitung kinerja IHSG serta standar deviasi dari return harian IHSG.
    Dengan tahapan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
    (tabel lihat di link)
    Dari tabel tersebut, terlihat bahwa pada saat bursa fluktuatif yang ditunjukkan oleh nilai standar deviasi yang berada di atas returnnya, kinerja reksa dana defensif lebih unggul. Sementara pada saat bursa bullish dan standar deviasi IHSG tidak setinggi returnnya, kinerja reksa dana yang lebih agresif mampu mencetak kinerja yang lebih unggul. Maka, dapat disimpulkan bahwa reksa dana saham yang defensif dapat menjadi pilihan investasi di kala bursa cenderung volatile. Sementara, pada saat bursa bergerak naik, reksa dana agresif menjadi pilihan yang lebih tepat. Siap berburu reksa dana defensif? Happy Investing!
    [ Viliawaty ]
    Hidden Content

  8. #53
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    Hidden Content


    Menghitung Return Reksa Dana

    Total Return Reksa Dana
    Bagi seorang investor, faktor return dari investasinya merupakan faktor yang paling menarik untuk diamati. Hal yang sama juga berlaku bagi investor reksa dana. Anda mungkin ingin tahu bagaimana return dari investasi reksa dana anda, bahkan mungkin return reksa dana anda dari hari ke hari. Oleh karena itu anda perlu tahu bagaimana caranya untuk menghitung return reksa dana anda.

    Untuk menghitung return reksa dana, ada 2 data penting yang perlu anda ketahui. Yang pertama adalah data NAB/UP ketika anda melakukan pembelian reksa dana, dan yang kedua adalah data NAB/UP pada tanggal ketika anda ingin menghitung return reksa dana.

    Sebagai contoh, seorang investor membeli reksa dana A ketika NAB/UP-nya bernilai Rp 1.000,- dan tidak bermaksud untuk menjualnya sampai dua tahun kemudian. Setelah dua tahun, nilai NAB/UP reksa dana A naik menjadi Rp 2.000,-. Dengan demikian, maka tingkat return yang diperoleh investor tersebut adalah:

    Return = (NAB/UP akhir - NAB/UP pembelian) : NAB/UP pembelian x 100%
    = (Rp 2.000 - Rp 1.000) : Rp 1.000 x 100%
    = 100%

    Cara diatas adalah cara untuk menghitung total return dari suatu produk reksa dana. Cara tersebut adalah cara yang paling sederhana untuk mengetahui kinerja reksa dana. Namun cara tersebut memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan yang utama adalah investor sulit untuk membandingkannya dengan return dari produk-produk investasi lainnya. Oleh karena itu, selain mengerti bagaimana menghitung total return, kita juga perlu memahami konsep annualized return.


    Konsep Annualized Return

    Mengapa menghitung annualized return penting untuk kita pahami? Bukankah cukup dengan perhitungan return sederhana saja kita sudah bisa memilih reksa dana yang menguntungkan?

    Kalau kita lihat di pasar investasi, hasil investasi biasanya dinyatakan dalam return 1 tahun. Ambil contoh deposito. Bunga deposito selalu dinyatakan dalam bunga sepanjang 1 tahun meskipun periode deposito bervariasi mulai dari 1 bulan hingga 1 tahun. Bila investor medepositokan uangnya sebesar Rp 100 juta dengan bunga 7% untuk periode 1 bulan, maka investor akan mendapatkan return kurang lebih sebesar 7% / 12 bulan dari Rp 100 juta, atau sebesar Rp 583 ribu. Bukan hanya deposito, kupon obligasi juga dinyatakan dalam persentase per tahun.

    Karena kebanyakan hasil investasi dinyatakan dalam bentuk persentase per tahun, agar investor bisa membandingkan return yang didapatkannya dari reksa dana dengan investasi lain, maka return dari reksa dana harus dihitung dengan basis persentase per tahun.

    Mari kita berandai-andai. Seorang investor melihat bahwa return reksa dana A dalam 3 tahun adalah sebesar 24%. Karena rata-rata return 1 tahun sebesar 8% sedangkan bunga deposito saat itu hanya sebesar 7% (asumsi setelah pajak), investor biasanya akan memilih untuk berinvestasi di reksa dana karena dapat memperoleh return yang sedikit lebih tinggi daripada deposito. Namun apakah keputusan tersebut sudah benar? Mari kita lihat sama-sama.

    Seandainya uang yang diinvestasikan adalah sebesar Rp 1 juta, maka setelah tiga tahun dengan bunga 8% setahun uang tersebut akan berkembang menjadi:

    Tahun-->Jumlah Investasi
    0------->1,000,000
    1------->1,080,000
    2------->1,166,400
    3------->1,259,712
    Dengan demikian, ketika total returnnya dihitung maka hasilnya 25.97%



    Dengan return tahunan sebesar 8%, ternyata return setelah 3 tahun adalah sebesar 25.97%, lebih besar daripada return aktual reksa dana yang hanya sebesar 24%. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

    Hal tersebut disebabkan karena dalam perhitungan rata-rata return tahunan yang telah dilakukan diatas, kita menggunakan rata-rata return sederhana, atau bahasa akademisnya rata-rata return aritmatik. Cara perhitungan tersebut memiliki kelemahan yaitu tidak memasukkan faktor bunga berbunga. Faktor bunga berbunga adalah perhitungan dimana bunga yang didapatkan pada tahun sebelumnya juga ikut dibungakan (perhitungan bunga investasi anda bukan hanya dilakukan berdasarkan modal yang anda investasikan saja, melainkan juga dari bunga investasi yang sebelumnya telah anda dapatkan).

    Cara perhitungan yang benar adalah dengan menggunakan metode perhitungan rata-rata geometric atau yang sering disebut dengan mensetahunkan return (annualized return). Dengan menggunakan metode annualized return, rata-rata return 1 tahun reksa dana tersebut adalah sebesar 7.43% dengan menggunakan rumus berikut ini:

    Annualized return = {(1 + Total return reksa dana) ^ (1/jumlah periode)} -1
    = {(1 + 24%)^(1/3)} -1
    = 7.43%

    Benarkah demikian? Mari kita periksa bersama.

    Tahun-->Jumlah Investasi
    0------->1,000,000
    1-------->1,074,337
    2-------->1,154,200
    3------->1,240,000
    Dengan demikian, ketika total return dihitung, maka hasilnya adalah 24.00%



    Ternyata memang benar bahwa angka 7.43% merupakan angka yang tepat. Dengan tingkat return yang hanya terpaut sedikit sekali dari deposito yang notabene bebas risiko, tentu saja reksa dana tersebut menjadi kurang menarik karena investor masih harus menanggung berbagai risiko ketika berinvestasi di reksa dana.

    Hidden Content

  9. #54
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    Karena kemarin2 sempat ad gonjang ganjing invest usd vs rds, ini ad pencerahannya dari kaskus
    Original Posted By kresnark ?


    gini deh ... bandingin history performa USD vs IHSG untuk jk waktu 5 tahun deh (dari tahun 2008 - 2013) ... mana yg lebih menguntungkan apakah pegang duit USD ato RDS

    ini chart IHSG
    http://finance.yahoo.com/echarts?s=^...rce=undefined;

    ini chart USD/IDR
    Hidden Content

    Kurs USD tahun 2008 : 9 ribuan
    Kurs USD skarang sept 2013 : 12ribu
    naik : (12ribu - 9ribu) / 9ribu = 30%

    IHSG tahun 2008 : 2500 (note: gw ambil puncaknya sebelum krisis)
    IHSG skarang sept 2013 : 4000
    naik : (4000-2500) /2500 = 60%

    tuhhhkan investasi di bursa saham untuk jangka panjang lebih menguntungkan daripada USdollar ... ?

    masih ga percaya ??? ya kita ambil data historis 10 tahun ...

    Kurs USD tahun 2003 : kurang lebih 8 ribuan
    kurs USD skarang sept 2013 : 12000
    naik : (12ribu - 8 ribu) / 8 ribu = 50%

    IHSG tahun 2003 : 400
    IHSG skarang sept 2013 : 4000
    naik : (4000-400) / 400 = 900%

    makanya sering di bilang saham maupun RDS adalah salah satu jenis investasi yg bisa mengalahkan investasi ... paling tidak menjaga kekayaan kita seiring dgn waktu ... tapi INGAT JANGKA PANJANG ... :d

    jadi apakah kondisi pasar saham lagi turun gini apakah kita takut dan boro2 keluar ??? jgn dong ... ? tetap konsisten investasi top up DCA jgn terlalu market timming harapan untung jk pendek ... sabar aja jk panjang RDS pasti untung kok ... ? minimal 5 tahun lah ...

  10. #55
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    contoh ilustrasi pemilihan dan penggunaan Reksadana untuk dana sekolah anak dari the urban mama forum

    Alya baru umur 9bln, maka kita pisah2 reksadana nya based on jangka waktu :
    # buat dana playgroup, 1thn lagi -- bisa di tabungan / deposito / RD pasar uang
    # dana TK -- 3thn lagi, RD pasar uang
    # dana SD -- 5thn lagi, RD pendapatan tetap / campuran konservatif
    # dana SMP -- 11 thn lagi, RD campuran moderat / agresif
    # dana SMA & S1 nya bisa dikejar pake RD saham

    TK s/d SMP = pake tabungan rencana pendidikan
    untuk TK mungkin masih ok ya
    untuk s/d SMP please di cek lagi, bakalan nyampe ga. kalau memang cukup, it's ok. tp klo ga nyampe, konsekuensi nya harus nambah jumlah setoran per bulan nya.
    untuk dana pendidikan anak, kita cek lagi jangka waktu nya, baru dipisah2 sesuai jenis reksa dana. karena kita harus membagi resiko. untuk gampangnya, sy kasi contoh kasus anak sendiri ya (Zaira, skrg umur 4thn, mau masuk TK bulan Juli ini)
    1. untuk SD nya, 2 thn lagi, sy pake RD pasar uang (resiko rendah, return jg rendah)
    2. untuk SMP, 8thn lgi, sy pake RD campuran moderat
    3. untuk SMA, 11thn lagi, sy pake RD campuran agresif
    5. untuk S1, 14thn lagi, sy pake RD saham (yg paling tinggi resikonya, tinggi juga return nya)
    6. untuk S2, 16thn lagi, sy pake RD saham juga jadi memang untuk siapin dana pendidikan, kita harus pecah2, tergantung sama jangka waktu.
    hope helps


    investasi apa yg menguntungkan? yg namanya investasi, ada resiko untung, ada resiko rugi. harus siapkan diri untuk ini
    untuk kalkulasi nya, ada beberapa asumsi yg kita pakai :
    1. asumsi inflasi biaya pendidikan playgroup s/d SMA di jakarta dan kota besar lainnya adalah 20% per tahun
    2. untuk investasi di produk apa, yg penting cari produk yg bisa kalahkan inflasi pendidikan itu
    3. kalau misal mau pake reksa dana, rule of thumb nya begini :
    # untuk tujuan jangka pendek (1-5thn)misal untuk Devan masuk TK & SD pakai RD pasar uang
    # untuk tujuan jangka menengah (5-10thn) bisa pakai RD pendapatan tetap/ campuran konservatif
    # untuk tujuan jangka panjang (10-15thn) pakai RD campuran moderat atau agresif
    # untuk tujuan jangka panjang sekalia (>15thn) pakai RD saham
    hope helps

  11. #56
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    Membedah Fund Fact Sheet Reksa Dana

    part 1


    Untuk memasarkan maupun mengelola reksa dana, manajer investasi secara berkala menerbitkan berbagai macam dokumen, seperti prospektus, product card, dan fund fact sheet.
    Apa saja informasi yang disajikan dalam suatu fund fact sheet dan bagaimana nasabah menyikapi informasi yang disaiikan dalam dokumen tersebut? Dalam artikel ini penulis mencoba membedah isi fund fact sheet dan memberikan ulasan mengenai informasi yang terkandung di dalamnya.
    Secara garis besar, suatu fund fact sheet memuat informasi yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

    • Informasi mengenai manajer investasi
    • Tujuan investasi reksa dana
    • Informasi mengenai reksa dana
    • Alokasi aset/batasan investasi
    • Komposisi portofolio
    • Lima besar efek dalam portofolio
    • Kinerja historis
    • Ulasan manajer investasi
    • Disclaimer atau pernyataan peringatan

    Mari kita bahas kelompok-kelompok di atas satu per satu.
    Informasi mengenai manajer investasi
    Dalam bagian ini biasanya dimuat informasi ringkas mengenai manajer investasi yang mengelola reksa dana yang dimaksud. Pada umumnya informasi yang disampaikan adalah profil ringkas perusahaan, seperti misalnya tanggal pendirian, izin manajer investasi, lingkup usaha dan total dana kelolaan terkini.
    Tujuan investasi reksa dana
    Bagian ini memuat tujuan reksa dana yang dimaksud sebagaimana dimuat dalam prospektus reksa dana tersebut. Dari uraian tujuan investasi reksa dana ini nasabah dapat mengetahui jenis reksa dana serta strategi investasi yang dipakai manajer investasi dalam mengelola reksa dana tersebut. Sebagai contoh, reksa dana dengan tujuan investasi ”menghasilkan peningkatan modal yang lebih agresif dengan berinvestasi pada saham-saham yang dikeluarkan oleh berbagai perusahaan terbaik dalam sektor-sektor tertentu di bursa saham tanah air” [1] mengindikasikan bahwa reksa dana yang dimaksud adalah reksa dana saham dengan strategi investasi agresif di mana manajer investasi mengedepankan pemilihan saham dan sektor unggulan untuk menghasilkan pertumbuhan atas pokok investasi. Contoh lain, reksa dana dengan tujuan investasi ”to give a maximum return and to provide investors with high liquidity in cash through 100% money market instruments and bonds with maturity less than 1 year” [2] mengindikasikan bahwa reksa dana yang dimaksud adalah reksa dana pasar uang yang bertujuan memberikan imbal hasil maksimal dan memberikan tingkat likuiditas yang tinggi kepada investornya melalui investasi di instrumen pasar uang dan obligasi pasar uang (obligasi pasar uang adalah obligasi dengan waktu jatuh tempo kurang dari 1 tahun).
    Informasi mengenai reksa dana
    Isi dari bagian ini bisa bervariasi, tergantung dari manajer investasi pengelola reksa dana, namun pada umumnya memuat informasi mengenai tanggal penawaran reksa dana (tanggal di mana reksa dana mulai dipasarkan), jumlah dana kelolaan (per tanggal yang tertera di fund fact sheet, biasanya hari terakhir bursa pada bulan tersebut), jenis reksa dana (pasar uang, pendapatan tetap, campuran, saham, terproteksi atau lainnya), denominasi (mata uang di mana reksa dana ini diterbitkan), frekuensi valuasi atau publikasi NAB (biasanya harian untuk reksa dana terbuka/open-end, dan bulanan untuk reksa dana tertutup/close-end), bank kustodian (selaku penyimpan kekayaan reksa dana) dan nilai NAB/unit per tanggal yang tertera di fund fact sheet (biasanya hari terakhir bursa pada bulan tersebut). Beberapa manajer investasi juga mencantumkan informasi mengenai biaya-biaya yang dibebankan kepada pemegang unit penyertaan berkaitan dengan transaksi reksa dana, yaitu terdiri dari biaya pembelian (subscription fee), biaya penjualan kembali (redemption fee) dan biaya pengalihan (switching fee) jika memang manajer investasi menyediakan fasilitas switching antar reksa dana yang dikelolanya.
    Alokasi aset/batasan investasi
    Bagian ini memuat rincian mengenai alokasi aset atau batasan investasi reksa dana yang dimaksud. Dalam bagian ini seringkali dapat ditemui pula informasi mengenai tolok ukur (besaran acuan yang digunakan sebagai pembanding terhadap kinerja reksa dana). Rumusan alokasi aset atau batasan investasi ini juga dapat ditemukan dalam prospektus reksa dana yang dimaksud. Batasan investasi adalah rentang persentase dari total dana kelolaan untuk setiap asset class yang merupakan efek dasar (underlying asset) reksa dana.
    Berikut adalah contoh alokasi aset suatu reksa dana saham syariah [3]:

    • Pasar uang: 5-75%
    • Saham: 5-75%
    • Efek syariah lainnya: 5-75%
    • Tolok ukur: 5% Jakarta Islamic Index + 95% Deposito Syariah

    Dalam hal ini, reksa dana ini memiliki 3 asset class, yaitu pasar uang, saham dan efek syariah lainnya, masing-masing dengan rentang persentase sebesar 5-75% dari total dana kelolaan.
    Komposisi portofolio
    Komposisi portofolio yang dimuat merupakan komposisi portofolio reksa dana per tanggal yang tertera di fund fact sheet, biasanya hari terakhir bursa pada bulan yang bersangkutan. Komposisi portofolio ini harus sesuai dengan batasan investasi reksa dana. Sebagai contoh, per tanggal 30 September 2010 suatu reksa dana pendapatan tetap dengan batasan investasi 0-90% efek pasar uang dan 10-100% efek pendapatan tetap memiliki komposisi portofolio 14% efek pasar uang dan 86% efek pendapatan tetap – komposisi portofolio ini sesuai dengan batasan investasi reksa dana karena berada dalam rentang persentase yang telah ditentukan untuk setiap asset class.
    Untuk reksa dana saham yang menggunakan strategi pemilihan sektor unggulan, manajer investasi biasanya menyampaikan uraian komposisi berdasarkan sektor untuk porsi saham dalam portofolio reksa dana. Lebih lanjut biasanya manajer investasi juga menyertakan keterangan mengenai pendefinisian sektor sebagai catatan kaki (footnote) di fund fact sheet.
    Lima besar penempatan portofolio
    Bagian ini memuat efek-efek mana saja yang per tanggal fund fact sheet merupakan efek yang ditempatkan dengan porsi 5 terbesar dalam portofolio reksa dana. Dengan informasi ini investor dapat mengetahui strategi investasi serta tingkat risiko dari reksa dana. Investor juga dapat mengetahui seberapa baik manajer investasi mengelola reksa dananya dari segi penyebaran risiko. Jika misalnya 5 besar penempatan diisi oleh saham-saham yang berisiko tinggi sementara strategi investasi reksa dana sebagaimana disebutkan dalam tujuan investasi tidaklah demikian, maka investor sebaiknya mempertanyakan penempatan pada saham-saham tersebut kepada pihak manajer investasi.
    Untuk reksa dana campuran, di mana alokasi aset merupakan kunci dari strategi investasi, lima besar penempatan bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai aset alokasi terkini yang diambil oleh manajer investasi, di mana informasi dasarnya bisa didapatkan di bagian Komposisi Portofolio. Sebagai contoh, per tanggal 30 September 2010, Reksa Dana Schroder Dana Kombinasi memiliki komposisi portofolio dan lima besar penempatan sebagai berikut:
    Komposisi portofolio

    • Pasar uang: 17,45%
    • Obligasi: 57,60%
    • Saham: 24,95%
      • Lima besar penempatan
        • Surat Utang Negara: 50,12%
        • Time deposit – HSBC: 9,60%
        • Obligasi korporasi: 7,48%
        • Time deposit – CIMB Niaga: 7,47%
        • Saham – Astra Internasional: 3,05%


    Last edited by waterblow; Sep 21, 2013 at 08:17 PM.

  12. #57
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    part 2

    Dari komposisi portofolio terlihat bahwa komponen terbesar adalah obligasi (57,60%) dan ini tercermin dalam lima besar penempatan yaitu dalam bentuk Surat Utang Negara (50,12%) dan obligasi korporasi (7,48%).
    Kinerja historis
    Dalam bagian ini umumnya manajer investasi menyajikan data kinerja historis reksa dana dalam bentuk grafik dan tabel. Grafik yang disajikan menampilkan pergerakan nilai NAB/unit dari sejak penawaran reksa dana (di mana NAB/unit = Rp. 1.000) dibandingkan dengan tolok ukurnya. Selain grafik ini, beberapa manajer investasi juga menyajikan grafik yang menunjukkan imbal hasil reksa dana per bulan sejak tanggal penawaran.
    Di lain pihak tabel data kinerja historis menampilkan data imbal hasil reksa dana untuk periode 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, sejak awal tahun (YTD- Year To Date), 1 tahun, 3 tahun, dan sejak penawaran (SI – Since Inception), di mana masing-masing periode dihitung mundur sejak tanggal yang tertera di fund fact sheet. Dengan demikian, jika tanggal di fund fact sheet adalah 30 September 2010, maka periode 1 bulan mencakup 1-30 September 2010, 3 bulan berarti 1 Juli-30 September 2010, sampai sejak penawaran berarti mulai dari tanggal peluncuran hingga 30 September 2010. Beberapa manajer investasi menyajikan data imbal hasil yang disetahunkan (annualized) untuk imbal hasil reksa dana dengan periode lebih dari 1 tahun. Dengan mencantumkan imbal hasil yang disetahunkan, investor dapat mengetahui berapa besar imbal hasil yang diperolehnya secara rata-rata per tahun selama periode yang bersangkutan. Sebagai contoh, jika fund fact sheet per 30 September 2010 untuk reksa dana yang diluncurkan pada tanggal 30 September 2005 memberkan imbal hasil yang disetahunkan (annualized return) untuk periode sejak awal penawaran sebesar 20% maka ini berarti selama kurun 5 tahun reksa dana ini memberikan imbal hasil rata-rata 20% per tahun.
    Ulasan manajer investasi
    Bagian ini memuat ulasan serta tinjauan pasar. Ulasan pasar merupakan kajian terhadap kondisi dan kinerja pasar pada bulan di mana fund fact sheet diterbitkan sementara tinjauan pasar memuat pandangan manajer investasi terhadap kondisi pasar dan potensi pencapaian imbal hasil di bulan mendatang. Mengingat fund fact sheet umumnya disajikan dalam 1 halaman saja, maka tidak semua manajer investasi menyajikan bagian ini karena keterbatasan ruang dalam dokumen. Kalaupun ada, maka seringkali keseluruhan informasi dalam fund fact sheet ditampilkan dengan ukuran tulisan (font size) yang kecil.
    Berikut adalah contoh ulasan manajer investasi [4]:

    Di bulan September, kemungkinan terjadinya kebijakan keuangan longgar ronde kedua oleh negara maju memicu minat beli yang kuat di pasar modal global. The Fed sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan program pembelian kembali obligasi pemerintah dan menurunkan discount rate bagi sektor perbankan bila pertumbuhan ekonomi melambat dan tingkat pengangguran naik kembali. Bank sentral Eropa juga memperpanjang program pinjaman darurat ke perbankan regional hingga awal 2011. Di sisi regional, bank sentral Jepang selama satu bulan dilaporkan melakukan aksi intervensi senilai JPY2,12tn di pasar uang demi menghalau penguatan Yen; aksi pertama sejak 2004. akibatnya, bursa saham global bereaksi dengan menunjukkan momentum pembelian yang kuat, khususnya di pasar Emerging. AS kembali menekan Cina agar membiarkan apresiasi CNY/USD sesuai mekanisme pasar, ke nilai yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi dan surplus neraca perdagangannya yang tinggi. Kinerja bursa global pun mencatat penguatan tajam; S&P500 (+8,8%), DJ Euro Stoxx 50 (+4,4%), FTSE 100 (+6,2%), Nikkei 225 (+6,2%), KOSPI (+7,5%), Straits Times (+5%), Sensex (+11,7%), Hang Seng (+8,9%).

    Meski bursa libur sepekan karena Idul Fitri, IHSG kembali naik menembus level tertinggi di 3501,3 (+13,6%MoM); kinerja terbaik di Asia Pasifik selama 9 bulan terakhir (+38,2%) mengalahkan kinerja MSCI Asia Pacific ex Japan (+8,6%). Kinerja indeks lebih tinggi dalam USD, karena IDR menguat 1,5%MoM menjadi 8908/USD. Reli indeks didukung oleh kuatnya arus masuk dana asing sehingga mendorong turun imbal hasil obligasi jangka panjang, dan mengangkat momentum beli di bursa saham. Secara bersamaan, berkembang ekspektasi bahwa pendapatan emiten 3Q10’s berpotensi menguat seiring kenaikan pertumbuhan kredit, ekspor dan konsumsi domestik. Keyakinan investor makin bertambah setelah Asian Development Bank menaikkan estimasi PDB Indonesia menjadi 6,1% di 2010 dan 6,5% di 2011. Di tambah lagi, rasio investasi terhadap PDB Indonesia telah mencapai 32% di 1H10, level tertinggi sejak 1996, periode sebelum krisis Asia. Kuatnya investasi riil berpotensi menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat ke depan. Yang sangat menarik, tiga BUMN Cina dilaporkan mengajukan proposal relokasi pabrik baja dan semen dari negaranya ke Indonesia karena mempertimbangkan prospek apresiasi CNY dan naiknya upah buruh di China. Semua sektor indeks naik dipimpin oleh sektor Aneka Industri (+20,3%), Perdagangan-Jasa (+17,8%), Konsumer (+17%), dan Industri Dasar (+15%). Rata-rata nilai perdagangan harian BEI melonjak ke Rp5,9tn (+39,6%MoM). Arus dana asing masih mencatat pembelian bersih Rp6tn, naik 196%MoM dari Rp2tn di bulan Juli.
    Bila data makro AS kembali melemah, hal ini akan menambah tekanan bagi the Fed untuk melakukan kembali program pembelian aset; yang berpotensi mendongkrak likuiditas global. Prospek makin banyaknya USD beredar dalam sistem perdagangan dunia telah mendorong bursa saham di seluruh dunia, tapi bisa membuat nilai USD melemah. Ditambah lagi, keputusan Bank of Japan memotong suku bunga menjadi nyaris 0% dan membentuk dana JPY 5tn (USD 60bn) untuk membeli kembali obligasi pemerintah juga meningkatkan likuiditas dan arus dana asing yang masuk ke Emerging Asia termasuk Indonesia. Di sisi domestik, mulai berkembang ekspektasi bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih pesat pada tiga bulan terakhir 2010 seiring pertumbuhan kredit yang berpeluang naik dari 21% di 3Q10 menjadi 24% at 4Q10. Apalagi, angka inflasi diumumkan lebih rendah dari perkiraan di bulan September (5,88%YoY) memberi peluang bagi BI rate untuk bertahan di 6,5% hingga akhir tahun. Sementara itu, konsumsi domestik sebagai mesin utama perekonomian berpotensi menguat di 4Q10 didorong belanja pemerintah atas proyek infrastruktur yang biasanya melonjak di triwulan akhir. Di sisi pasar, nilai kapitalisasi pasar IHSG dan dana kelolaan industri reksadana domestik telah mencapai rekor tertinggi yaitu sekitar Rp3000tn dan Rp220tn di bulan September 2010, Hal ini mengindikasikan dukungan kuat dari likuiditas domestik dan arus dana asing dalam mendongkrak aktivitas merger-akuisisi, IPO dan right issue; sehingga mendorong volume perdagangan di BEI. Potensi kenaikan harga komoditas dan apresiasi IDR juga dapat mendorong revisi valuasi indeks.

  13. #58
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    part 3

    Disclaimer/pernyataan peringatan
    Terlepas dari seberapa rinci isi disclaimer, peraturan Bapepam No. IV.D.1 mewajibkan pencantuman kalimat berikut dalam semua bentuk iklan reksa dana:
    INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON INVESTOR WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG.
    Mengingat fund fact sheet merupakan salah satu dokumen yang digunakan dalam pemasaran reksa dana, maka isi disclaimer umumnya dibuat sedemikian rupa demi memenuhi ketentuan dalam peraturan Bapepam No. IV.D.1 mengenai Pedoman Iklan Reksa Dana, ditambah (jika ada) pernyataan tambahan berdasarkan peraturan internal perusahaaan manajer investasi (biasanya demi memenuhi standar kepatuhan/compliance). Berikut adalah contoh dari pernyataan tambahan yang diikutsertakan ke dalam disclaimer [5]:

    • Dokumen ini dibuat hanya untuk memberikan informasi dan bukan merupakan suatu bentuk penawaran untuk membeli atau permintaan untuk menjual atau dijadikan dasar dari atau yang dapat dijadikan pedoman sehubungan dengan suatu perjanjian atau komitmen apapun atau suatu nasehat investasi.
    • Dokumen ini merupakan referensi untuk instrumen keuangan tertentu (‘’Instrumen Keuangan’’) yang disahkan dan diatur dalam yuridiksi dimana Instrumen Keuangan tersebut dibentuk. Tidak ada tindakan yang perlu diambil dalam melakukan penawaran umum dari Instrumen Keuangan tersebut di wilayah yuridiksi lainnya, kecuali disebutkan di dalam prospektus terbaru, dokumen penawaran atau materi informasi lainnya, sebagaimana telah tersedia, dari Instrumen Keuangan tersebut yang relevan apabila tindakan tersebut perlu diambil, khususnya, di Amerika Serikat, bagi warga negara Amerika Serikat (dimana ketentuan tersebut diatur di dalam Peraturan huruf S Pasar Modal Amerika Serikat tahun 1933). Sebelum melakukan suatu pembelian di dalam suatu negara dimana Instrumen keuangan tersebut terdaftar, investor wajib memeriksa seluruh kendala atau larangan yang mungkin ada dalam kaitannya dengan pembelian, kepemilikan atau penjualan Instrumen Keuangan tersebut.
    • Investor yang mempertimbangkan untuk membeli Instrumen Keuangan tersebut wajib membaca dengan seksama di dalam prospektus terbaru, dokumen penawaran atau materi informasi lainnya dan memahami laporan keuangan terbaru dari Instrumen Keuangan tersebut.
    • Investor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum dan pajak mereka sehubungan dengan nasehat-nasehat hukum, akuntansi, domisili dan perpajakan sebelum melakukan investasi ke dalam Instrumen Keuangan tersebut sehubungan dengan pengambilan keputusan yang independen atas kesesuaian dan relevansi dari investasi tersebut, jika diperbolehkan untuk melakukan transaksi. Mohon diperhatikan bahwa berbagai jenis investasi, apabila ada dalam dokumen ini, melibatkan berbagai tingkatan risiko dan tidak terdapat jaminan bahwa investasi tertentu cocok, sesuai atau menguntungkan bagi investor atau calon investor dari investasi portofolio ini.
    • Dengan memperhitungkan risiko ekonomi dan risiko pasar, tidak ada jaminan bahwa Instrumen Keuangan ini akan mencapai tujuan investasinya. Imbal hasil dapat dipengaruhi oleh, antara lainnya, strategi atau tujuan investasi dari Instrumen Keuangan ini dan juga kondisi pasar dan kondisi ekonomi, termasuk kondisi tingkat suku bunga, periode pasar dan kondisi pasar secara umum. Perbedaan strategi yang diterapkan ke dalam Produk Investasi ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap gambaran hasil dalam dokumen ini.
    • Kinerja masa lalu bukan suatu pedoman untuk kinerja masa datang dan nilai investasi dalam Instrumen Keuangan dapat menurun atau meningkat. Investor mungkin tidak mendapatkan kembali nilai nominal atas investasi awal.
    • Data Kinerja, sebagaimana berlaku, tercermin dalam dokumen ini, tanpa memperhitungkan biaya komisi, atau biaya lainnya yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan kembali dan perhitungan pajak.

    Footnote:
    [1] Reksa Dana Manulife Saham Andalan
    [2] Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang
    [3] Reksa Dana BNP Paribas Equitra Amanah
    [4] Fund fact sheet Reksa Dana BNP Paribas Equitra Amanah per 30 September 2010
    [5] Disclaimer BNP Paribas Investment Partners.




    Hidden Content

  14. #59
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    Memetakan Reksadana


    Hidden Content

    Mungkin di antara pembaca ada yang bertanya-tanya. Apa maksud pemetaan reksadana?
    Yang saya maksud dengan pemetaan reksadana adalah penggolongan reksadana berdasarkan kriteria tertentu. Pemetaan ini akan berguna bagi kita untuk memilih reksadana mana yang akan kita masuki. Pertanyaan selanjutnya, kriteria apa saja yang menjadi dasar pemetaan reksadana?
    Sebagai seorang investor, tentu salah satu hal yang penting yang ingin diketahui tentu berapa return suatu investasi. Bergandengan dengan return, tentu kita juga ingin mengetahui seberapa besar risiko jika kita berinvestasi di sana? Kedua kriteria tersebut (return dan risiko) merupakan kriteria dasar dalam memilih sebuah instrumen investasi.
    Jika kita memutuskan untuk berinvestasi di reksadana, tentu ada kriteria tambahan yang ingin kita ketahui. Kriteria ini spesifik untuk reksadana. Yang pertama adalah seberapa besar NAB suatu reksadana? Jangan tertukar lho pengertian NAB dengan NAB/Unit. Kriteria kedua adalah sudah berapa lama suatu produk reksadana diterbitkan? Umur suatu produk reksadana ini penting karena semakin panjang umur suatu reksadana, maka kita akan semakin bisa melihat perkembangannya saat melalui berbagai macam gelombang pasar.
    Berdasarkan penjelasan singkat di atas, kita telah memiliki empat kriteria yang kita perlukan sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam reksadana tertentu. Kriteria-kriteria tersebut adalah:
    1. Return
    2. Risiko (biasanya risiko tergambar dari seberapa besar fluktuasi pergerakan NAB/unit suatu reksadana, bahasa statistiknya standar deviasi)
    3. NAB
    4. Umur reksadana
    Kurang enak rasanya kalau kita hanya membicarakan teori tanpa praktek dan analisa ?
    So, here we go!
    Studi Kasus : Pemetaan reksadana saham selama 2 tahun ke belakang
    Kasus yang saya pilih kebetulan adalah reksadana saham, namun tidak menutup kemungkinan analisa ini digunakan untuk reksadana jenis lain.
    Kalau melihat angka-angka mungkin akan membuat kita agak bingung. Lebih enak kalau angka-angka tersebut dikonversikan menjadi kata-kata ?
    Penggolongan yang akan saya gunakan adalah sebagai berikut:

    1. Return (dari yang terendah sampai tertinggi) : LOW --> MED-LOW --> MED-HIGH --> HIGH
    2. Risiko : LOW --> MED-LOW --> MED-HIGH --> HIGH
    3. NAB : SMALL --> MED-SMALL --> MED-BIG --> BIG
    4. Umur : VERY YOUNG --> YOUNG --> OLD --> VERY OLD

    Pemetaan di atas saya buat berdasarkan kuartil(dibagi menjadi 4 bagian). Sebagai contoh, untuk return:

    • LOW : return bulanan rata-rata suatu reksadana berada di kelompok peringkat terbawah (return < 2.08%)
    • MED-LOW : return bulanan rata-rata suatu reksadana berada di kelompok peringkat tertinggi nomor 3 (2.08% <= return < 2.93%)
    • MED-HIGH : return bulanan rata-rata suatu reksadana berada di kelompok peringkat tertinggi nomor 2 (2.93% <= return < 3.25%)
    • HIGH : return bulanan rata-rata suatu reksadana berada di kelompok peringkat tertinggi (return >= 3.25%)


    Cara penggolongan yang sama juga saya terapkan untuk ketiga kriteria yang lain.
    Hasilnya adalah sebagai berikut:
    Jika kita menginginkan reksadana dengan karakter sebagai berikut:
    Return --> tinggi
    Risiko --> rendah
    NAB --> besar
    Umur --> tua
    Hidden Content
    Berdasarkan pemetaan reksadana saham tersebut mungkin pilihan kita bisa jatuh pada reksadana Phinisi Dana Saham. Ini bukan anjuran lho, hanya misalnya.
    Selamat berinvestasi!

    ---------- Post added at 06:06 PM ---------- Previous post was at 06:05 PM ----------

    Analisa Sederhana Daya Tahan RD


    Hidden Content

    Latar Belakang
    Berdasarkan data Bapepam LK (lihat Table Komposisi Produk Reksadana), jumlah produk RD Syariah jauh lebih kecil dari produk RD Non Syariah. Entahlah… mungkin karena lahirnya belum lama atau MI kurang agresif atau minat terhadap produk RD Syariah yang masih rendah (monggo bertanya pada diri masing-masing).
    Tabel – Komposisi Produk Reksadana

    Hidden Content


    Tapi kondisi di atas tidak membuat cinta ane pada RD Syariah luntur, bahkan gejolak bursa belakangan ini bikin ane penasaran untuk membuat analisa sederhana (mudah2an gak salah) dengan tujuan untuk mengetahui apakah RD Syariah tahan banting dalam kondisi bursa yang ajrut-ajrutan. Tadinya kolom Total NAV Analysis dan Maturity tidak ada, setelah baca postingan Hidden Content oleh bro Dunkz ane pikir ada baiknya ditambahin.
    Harapan
    Mudah-mudahan analisa sederhana ini bisa melengkapi analisa yang sudah ada di Portal RD dan tentunya bermanfaat. Mohon masukan Bro n Sis agar analisa ini bisa lebih dipertajam lagi.
    Hasil Analisa
    Hasil analisa bisa dilihat pada Tabel Perbandingan #1 sd #4 di file Excel.
    Catatan:

    1. Data yang disajikan berupa sampling aja dan tdk ada maksud promo dsb atau mendiskreditkan suatu produk.
    2. Untuk mempermudah analisis periode +/-3,5 bulanan, maka periode awal disamakan yaitu tgl 2 Jan 2008 (kecuali RD Mandiri Investa Atraktif Syariah, periode awalnya 28 Jan 08), dan periode akhir untuk semua produk adalah 11 April 2008.
    3. Untuk analisis dgn periode 1 tahun, hanya untuk RD yang umurnya sudah mencapai 1 tahun atau lebih, dengan periode awal 11 April 2007 dan periode akhir 11 April 2008.
    4. Umur RD dihitung dengan cara tanggal akhir periode analisis (11 April 2008) dikurangi tanggal tertua RD ybs pada table NAB dari sumber data, dibagi 30hari kemudian dibagi 12bulan.
    5. Sumber Data: Hidden Content

    Opini Personal
    Silahkan dinilai sendiri, tapi kalau buat ane hasil analisis tersebut menggambarkan:

    1. RD Syariah ternyata tahan banting dalam gejolak bursa (Periode 3,5bulan)
    2. MI mana yang kompeten mengelola produknya
    3. RD mana yang memberikan return yang sesuai harapan
    4. Usia RD tidak selalu menjamin kinerja dan daya tahannya (lihat RD Trim Kapital, Danareksa Syariah Berimbang, Schroder Dana Mantap Plus, Samuel Dana Pasti, dll)

    Buat ane Kriteria Reksadana Ideal adalah:

    1. Sesuai Syariah Islam (lebih menenteramkan dunia akherat) dan terbukti tahan banting,
    2. NAB/UP kalau bisa yang naik terus (return positif), boleh turun tp dikiiit aja… hehe..
    3. Total NAB relatif stabil bahkan terus naik (indikasi kapabilitas MI dan kepercayaan investor pada produknya),
    4. Memiliki Daya Tahan yang baik dalam berselancar di gelombang bursa (Kapabilitas MI dalam mengelola portofolio),
    5. Fee murah (potential high gain),
    6. MI handal dgn prosedur mudah, CS-nya mengerti betul ttg RD dan servicenya baik, ada online transaction, dan syarat minimal untuk bisa invest relatif kecil (terjangkau semua kalangan),
    7. Maka kalau ke 6 kriteria di atas dah terpenuhi, mau syarat apa lagi ?

    Kesimpulan
    Menurut ane berikut ini beberapa alasan kenapa memilih RD Syariah:

    1. Produk RD Syariah sudah diseleksi dengan ketat sesuai dengan Ketentuan-ketentuan Syariah Islam.
    2. Sebagai muslim tentu (wajib) lebih mengutamakan produk yang sesuai syariah Islam.
    3. Lebih menenteramkan karena bebas BUNGA yang HARAM (ada proses cleansing).
    4. Return/keuntungan yang di dapat tidak hanya di dunia tapi juga akherat.
    5. Tahan banting terhadap gejolak bursa (lihat lagi table analisis).
    6. Silahkan ditambahin…

    Disamping itu, salah satu keuntungan memilih RD Syariah karena ada ketentuan DER (Debt to Equity Ratio) yang max 82% (45% Hutang 55%Modal), sehingga secara FA perusahaan2 yang masuk dalam portofolio RS Syariah dah oke, apalagi kalau DERnya < 82%. Artinya perusahaan tsb modalnya sangat kuat dan gak perlu ngutang…
    Pertanyaan Tersisa
    1. KONTRADIKTIF
    a. Indikasi apa jika disatu sisi NAB/UP turun tapi disisi lain Total NAB nya meningkat (eg: PNM Ekuitas Syariah, dll), atau bisa dikatakan performa jelek tapi kepercayaan investor meningkat? Apakah RD dengan performance spt ini layak dipegang?
    b. Kebalikan dari nomor 1.a., NAB/UP naik tapi Total NAB nya turun (eg: Mega Dana Obligasi Syariah,dll). Apakah RD dengan performance spt ini layak dipegang?
    c.Ada RD yang sudah berumur tapi Total NAB nya relatif kecil. Sebaliknya ada RD yang masih muda tapi Total NAB nya relatif besar, koq bisa ya?
    2. SEJALAN
    a. NAB/UP naik, Total NAB naik (eg: BNI Dana Syariah, Batasa Syariah)
    b. NAB/UP turun, Total NAB turun (eg: Danareksa Syariah Berimbang, dll)
    c. Mengapa ini bisa terjadi dan kenapa bisa berbeda dengan nomor 1?
    3. Beberapa RD mengalami kenaikan dan penurunan Total NAB secara fantastis (diatas 500% bahkan ribuan persen), mengapa hal ini bisa terjadi, apakah kenaikan Total NAB fantastis karena RD tsb popular/dipercaya, apakah penurunan Total NAB fantastis karena RD tsb sudah tua dan mau dilikuidasi (bisa ya?), atau ada penyebab lain?
    4. Bagaimana investor mengantisipasi kejadian nomor 3 di atas, dan apa yang harus dilakukan?
    Semoga bermanfaat dan ditunggu masukan dan koreksinya.
    I LOVE RD SYARIAH FOREVER
    Syiar Syariah dengan RD Syariah

  15. #60
    Citizen waterblow's Avatar
    Join Date
    Jul 9, 2012
    Posts
    2,148
    Mentioned
    781 Post(s)
    Tagged
    0 Thread(s)

    Default Re: Info tentang reksadana - info only- no chitchat - chitchat di thread satunya

    strategy investasi reksadana by shopalwayshubby dari thread investment and savings tips

    Rencana Agresif
    10-20% RD Pasar Uang
    30% RD Pendapatan Tetap
    10 — 20% RD Campuran
    30 — 40% RD Saham

    Rencana ini sesuai untuk:
    - investor yang berada dipuncak usia kerja produktif dan berani untuk mengambil risiko.
    - Investor yang mencari pertumbuhan di masa yang akan datang


    Rencana Moderat
    10 — 20% RD Pasar Uang
    40 — 50% RD Pendapatan Tetap
    10 - 20% RD Campuran
    20 — 30% RD Saharn

    Rencana ini cocok untuk:
    - investor yang mengharapkan pendapatan dan pertumbuhan yang moderat.
    - Investor yang mencari pertumbuhan dan stabilitas dengan risiko yang moderat.


    Rencana Konservatif
    10 — 20% RD Pasar Uang
    50 — 70% RD Pendapatan Tetap
    10— 20% RD Campuran
    10% RD Saham

    Rencana ini cocok untuk :
    - investor yang mengharapkan pendapatan dan periumbuhan yang moderat.
    - Investor yang mengharapkan pertumbuhan dan stabilitas dengan risiko yang kecil.

Page 4 of 11 FirstFirst ... 2 3 4 5 6 ... LastLast