Entrepreneurship Q&A with Hanzky

[RocketB]

Halo mau tanya dong untuk pembukuan itu penting ga sih ?

Terus kalo mau ngajuin kredit tuh yang penting apa aja ya ?

[vety24]

Halo slam kenal semua.. Hidden Content
Saya mau tanya dong, ada bbrp hal yg agak mengganjal, hhe..
saya rencana mau buka butik muslim dengan design interior sebaik mungkin agar para calon konsumen nyaman berbelanja di butik kami, tapi produknya saya ambil dari beberapa designer di Indonesia, karena msih prlu byk wktu utk mmbuat brand sndiri (rencana kedepannya insya Allah dapat saya realisasikan utk mmbuat brand sendiri).
Yg jadi prtanyaan saya disini ialah..
- Bagaimana menentukan harga barang yg saya jual di butik kami, apakah sama dengan harga retail?
Karena ada beberapa butik yg mnjual kembali barang dari para designer dengan harga sama seperti hrga retail.
Namun, itu berarti kita mndapatkan profit yg kecil. (Biasanya kt yg mmbeli barang dlm jmlh banyak hanya mndptkan potongan 20% atau 25%)
Sya brpikir apakah dengan menjual kembali barang dengan hrga yg sama dengan retail, mndapatkan keuntungan yg cukup? Sedangkan kami harus membayar sewa tempat, listrik, karyawan setiap bulannya (menyewa tmpat pd saat ini, tdk murah)
Klo jualan online tntunya lbh mndpt untung banyak, wlpun mnjual sama dgn hrga retail, karena tdk prlu mengeluarkan biaya utk sewa tmpat, karyawan, dsb. Hhee..
Tolong pendapatnya ya buat mbak2 sekalian.. Hidden Content
Terima kasih banyak..

[sophiamega]

Baru aja tadi pagi ikut seminar Women in Business di Widyaloka UB, seminar tuh gitu ya nggak bisa leluasa nanya. Dan setelah satu tahun gabung di sini yang cuma daftar doang... terus kembali.... entah kenapa jadi 'female banget' hehehehe. Karena selama ini ngikutin Female Daily di webnya aja dan di artikel-artikel yang membahas tentang perusahaannya. Tiap liat 'About Us' Female Daily, "Widih keren amat yaampun!" Mungkin dari sekian page yang sering saya lihat... ya bagian about us-nya hehehe.

Dan ada thread ini... whoa seneng banget!

@Hidden Content jadi tadi mau nanya ini nih, cuma nggak dapet kesempatan nanya. Kebetulan sekarang lagi bikin website gitu. Dan ini dimulai dari awal banget, sendirian dulu, mengerjakan apa yang bisa dulu. Yang mau ditanyain... Dulu kan Female Daily dari awal banget juga, suka susah nggak sih ngajak temen kerja sama, berkontribusi gitu? Hire penulis, dsb di saat awal banget? Semacam yang easy come, easy go, karena kan awal-awal berjuang banget tuh, kadang gak gajian juga.

Soalnya saya sendiri kebetulan pernah kerja juga di media, belum digaji, karena saya yakin media ini bakal bagus, eh enam bulan resign. Karena job desk yang banyak banget dan pengin fokus di media yang mau dibangun ini. Dan saya lihat beberapa teman saya juga banyak yang datang, kemudian resign. Kalau timnya ganti terus.... menurut saya kok bakal susah untuk solid ya? Harus ganti ini itu. Ms Hanzky pernah di posisi itu nggak? Yang sering ditinggal tim kerja?

Pertanyaan kedua,
Saya kan baru lulus SMA nih, ide membangun media itu ada di pertengahan kelas 3 SMA sih. Karena nggak fokus, yang UN lah, yang ikut kerja di media lah, akhirnya khilaf dan fokus ke cita-cita awal deh.

Meskipun personal blogger juga.... Tapi sering yang nggak paham tentang media, apalagi soal revenue. Apa sih bedanya revenue, profit dan income, pertanyaan itu hampir seminggu saya pelajari enggak paham-paham hahaha. Banyak banget yang gak dipahami yang kadang ada momen, "Apaan sih ini yaampun, rempong amat." Tapi saya percaya aja, selama mau belajar pasti bisa pelan-pelan. Meskipun nggak tau apa-apa awalnya.

Tapi Ms... satu tahun lagi bisa jadi saya punya tim di media ini nih, sedangkan statusnya saya maba gitu, masih unyu-unyu, ada tips nggak buat jadi leader yang oke di usia yang muda agar media yang saya cita-citakan ini bisa berjalan konsisten, timnya solid, dan nantinya bisa berkembang terus?

Terima kasih banyak Ms Hanzky!

[Hanzky]

Hi @Hidden Content ,

Untuk harga sepertinya harus sama ya. Soalnya biasanya para designer udah memasang harga retail mereka dan mereka mau harganya konsisten di antara toko-toko yang ada. Jadi yang kamu bisa negosiasi adalah supaya kamu bisa mendapat harga distributor yang jauh lebih lebih murah. Misalnya 60% dari harga retail. Setau aku seperti Metro & Sogo itu kurang lebih mengambil margin 45% dari harga retail. Tapi kan mereka trafficnya sudah tinggi sekali ya, jadi biasanya untuk butik-butik lebih kecil, marginnya lebih rendah. Unless kamu bisa kasih value proposition yang lain, misalnya memang traffic yang masuk ke butik kamu tinggi sekali, atau tempatnya bagus banget sehingga akan menaikkan image brand tersebut.

Kalo mau liat dari strateginya e-commerce seperti Zalora dan Berrybenka sih awalnya mereka memang berjualan multi-brand, tapi dengan berjualan itu kan mereka mempelajari datanya ya, mereka tau kisaran harga yang disukai customer, model dan warna. Setelah mereka pelajari itu, baru deh mereka bikin label sendiri. Karena bikin label sendiri pasti untungnya akan jauh lebih lebih banyak.

Jadi untuk memutuskan apakah akan memulai online vs offline, silakan dipelajari dulu
- dari desainer yang akan diajak kerjasama, mereka akan kasih potongan berapa?
- hitung harga sewa butik, bayar karyawan, listrik, dll
- untuk online pun pasti tetep harus ada space untuk gudang kan dan karyawan
- biaya marketing
- packaging dll
- website

Semoga ketemu yaa mana yang paling baik Hidden Content

- - - Updated - - -

@Hidden Content

Pembukuan penting dong biar kita tau pemasukannya berapa dan uangnya dipakai kemana aja, mana pos-pos yang menjadi pemborosan dan harus dikurangin. Apalagi kalo udah berbentuk PT, pemerintah lagi menggalakkan kita untuk tertib pembukuannya dan mulai tahun ini wajib di audit.

Kreditnya kredit apa nih? KTA atau apa? Ada beberapa yang memang minta bukti kepemilikan aset sebagai agunan, tapi ada juga yang enggak, sih. Untuk perusahaan malah bisa menjadikan invoice mereka sebagai agunan.

[Hanzky]

Hi @Hidden Content

- Untuk cari supplier yang ok pastinya kita mesti coba beberapa ya. Sebaiknya didatengin aja satu-satu yang barangnya lengkap, dan tanya mereka bisa kasih diskon berapa, minimum pembelian berapa dan apakah mereka bisa cariin barang yang kamu minta. Coba juga ambil d Tanah Abang, jangan takut mahal di ongkos karena kan belum dijalanin dan benar-benar dihitung. Siapa tau malah lebih murah kan.

- Untuk ukuran itu pastinya nanti kamu akan mempelajari dengan sendirinya sih, warna apa yang laku, ukuran apa yang laku. Makanya setiap barang itu harus ada datanya, yang terjual size apa aja dan warna apa aja. Mungkin bisa lihat dari teman-teman, keluarga atau tetangga kali ya. Kebanyakan anaknya umur berapa? Soalnya mereka kan target pertama kamu..hahaha.

- Cara mematok harga yaah? Yang penting harus tau sih costnya berapa.
— Harga barang tersebut
— Ongkos untuk ambil barangnya dari pusat grosir
— Ongkos untuk pengiriman
— Ongkos untuk packaging
— Ongkos untuk beriklan
Nah kalo semua costnya udah ketauan, baru bisa kira-kira untuk balik modal itu berarti harus dijual dengan harga berapa. Tapi kan maunya nggak cuma balik modal ya, maunya ada untungnya. Nah kalo ini terserah kita sendiri yang nentuin mau untung berapa Hidden Content . Bisa cek juga harga toko sebelah atau kompetitor berapa to make sure harga kita bersaing.

- Promonya lewat online atau offline nih? Kalo offline bisa kasih brosur, ikutan bazaar, beriklan di koran/majalah lokal. Kalo offline manfaatin social media kita sendiri dulu dan juga teman-teman. Make sure fotonya bagus-bagus yaa supaya menarik.

[Hanzky]

Hi @Hidden Content

Instagramnya apa kah? Dan PP itu apa?

Kalo model bajunya hanya 4 memang baru sedikit sih ya. Tapi sebenernya untuk postingan Instagram sih banyak banget bisa dibikin variasinya. Misalnya:
- Foto produknya sendiri
- Foto outfit, produk dengan mix and match (ini aja endless kan yaa secara bisa di mix and match macem-macem)
- Foto seleb atau fashion bloggers yang pake produk mirip dengan produk yang kamu punya
- Quote-quote tentang style
- Foto proses dibikinnya baju tersebut, bisa ngebahas bahannya, kwalitas jahitannya, dll
- Foto teman-teman kamu pake baju tersebut
- Regram dari orang-orang yang udah beli dan memakai baju kamu.

Nah untuk PO sendiri memang harus ada sistem kepercayaan yaa dan nggak semua mau beli PO. Kaya aku nih termasuk yang males beli PO karena maunya yang cepet aja Hidden Content . Jadi mungkin bisa dibikin dulu beberapa yang ready supaya kalo orang mau langsung beli ada barangnya. Tapi kamu juga at the same time tetep buka PO terutama untuk yang mau di customize ukurannya.

Yang namanya building trust itu pasti nggak bisa cepat sih, harus dengan testimonial dan orang harus percaya bahwa pemilik online shop ini memang kredibel. Jadi salah satu yang kamu harus lakukan juga ngebangun image kamu sebagai pemilik brand. Harus ada story dari ownernya dan juga foto-foto dirimu memakai baju-baju kamu.

Hope that helps ya.

- - - Updated - - -

@Hidden Content

Untuk event kan biasanya diadain di mall ya. Jadi bisa hubungi tuh semua management mall dan tanya kalender mereka untuk beberapa bulan ke depan. Biasanya mereka bahkan dari setaun sebelumnya udah ada kok daftar acaranya. Selain Mall bisa coba Hotel juga.

Setiap majalah juga biasanya ada cover hunt atau cover girl kontes kan, mungkin bisa dicoba? Tanya juga penyelenggara evetn Jakarta Fashion Week, Indonesia Fashion Week, Jakarta Food and Fashion Festival..mungkin salah satu rangkaian acaranya ada lomba modelling.

Trus beberapa brand juga punya modeling hunt eventnya sendiri kaya misalnya Wardah.

Untuk undang media ngeliput juga bisa, tinggal dikirim aja undangannya walaupun bukan jaminan mereka akan liput yaa. Tapi selama acara tersebut memang sesuai dengan audiencenya mereka nggak ada salahnya dicoba. Kalo memang mau pasti diliput berarti harus dijadikan media partner. Di event tersebut harus ada logo-logo media yang kita mau ajak kerjasama dan si media juga bisa pasang banner serta benefit lainnya.

[Hanzky]

Hi @Hidden Content ,

Pastinya tiga-tiganya bisa dijalanin ya, tapi tentunya harus satu-satu dulu kan. Nah menurut aku untuk tentuin yang mana bisa dipikirin beberapa hal ini:

Yang paling sesuai passion yang mana? Menurut kamu dari 3 hal itu, mana yang kira-kira memang kamu paling pengen banget jalanin karena memang yang paling disuka?
Kalo misalnya di antara 3 hal ini nggak ada yang menguntungkan, mana yang akan tetap dijalanin (assuming you don’t need the money)?
Dari 3 hal ini, mana sih yang menurut kamu memang belum ada solusinya. Business needs to solve a problem kan. Nah menurut kamu yang paling susah dicari itu tas dengan dengan traditional + western style atau baju untuk kerja?
Which one is the easiest to start? Selain lebih gampang juga yang mana yang membutuhkan modal lebih kecil (assuming capital is scarce)?
Liat juga yang kira-kira menjadi kompetitor kamu, can you make something better than them?
Liat juga orang-orang yang kamu kenal, kira-kira ada nggak yang bisa diajak kerjasama? MUngkin ada teman yang ngertiii banget soal tas, atau mungkin ada teman yang punya konveksi atau memang desainer? Dengan ini kan nanti bisa partneran dan timnya jadi lebih solid.

Menurut aku sih kalo memang mau ngerti tentang desain, mau serius bikin brand sendiri dan membesarkan brand tersebut, lebih baik kamu ambil short course tentang…hmm apa yaa..design kek atau membuat pola atau pattern making, apapun lah yang bisa membantu kamu lebih mengerti lagi tentang proses pembuatan produk tersebut.

Untuk gambar/design bisa ajak kerjasama fashion design student sih atau yang sekolah SMK yang memang belajar jahit untuk bantuin kamu secara part time. Mengenai modelnya sendiri sih nggak ada salahnya untuk melihat inspirasi dari baju-baju yang udah ada, tapi tentunya dimodifikasi dong sesuai kebutuhan, jadi modelnya ATM; Amati, Tiru, Modifikasi Hidden Content

Aku nggak tau sih yang lebih profitable yang mana antara tas dan baju karena semuanya itu tergantung material dan costnya dan harga yang mau kita jual. Kalo lihat dari kebutuhan sih pastinya kita lebih sering beli baju ya daripada beli tas. Tapi ya itu harga baju relatif lebih murah daripada harga tas.

Untuk buat startup sih nggak mesti bisa bikin website sendiri sih tapi kalo mau bikin online media ya harus passionate di dunia tulis menulis dan juga udah tau mau ngebahas apa aja di media tersebut, ditujukan untuk audience sepert apa.

Kalo belum ada keinginan kuat untuk ngewujudin emang susah yaa, jadinya nggak mulai-mulai. Tapi kalo menurut kita ide kita itu ok banget, you better start now because somewhere outthere someone is probably thinking about the same think too. Yang bedain adalah mana yang mau mulai dan execute and start living their dream dan mana yang masih nanti-nanti aja mikirnya. It depends on which person do you want to become Hidden Content

Hope that helps ya.

[Hanzky]

@Hidden Content boleh dikirimin ke aku aja ya nanti aku sampaikan ke tim editorial Hidden Content

@Hidden Content harus sih enggak tapi kalo kita mau melindungi brand kita dan supaya brand kita nggak bisa dipakai orang lain lebih baik memang didaftarkan aja copyrightnya.


@Hidden Content

Maaf yaaa lama banget baru dibalas..I’m always happy to share, tapi yaa itu kadang nggak sempet, huhu.

ARTmu bisa diajarin nyetir nggak? Haha..siapa tau it will solve the problem, toh nanti sekolahnya walaupun naik mobil tapi bukan yang jauh-jauh banget kan? Supirku yang sebelum ini juga tadinya jaga rumah aja kok, akhirnya aku les-in nyetir dan ternyata bisa. Dengan kita kasih skill baru ke mereka harapannya kan mereka juga jadi loyal ke kita Hidden Content .

Semakin sekarang memang waktu yang habis di jalan semakin panjang yaa. Aku aja yang sebenernya jarak dari kantor nggak nyampe 3 kilo aja tetep lama perjalanannya. Kadang di lampu merah tuh bisa 30 menit sendiri Hidden Content . Untuk masalah ini sih mungkin yang bisa dipertimbangkan:
Nego dengan atasan untuk dikasih fleksibilitas dalam waktu. Misalnya boleh dateng lebih siang atau pulang lebih awal, yang penting semua kerjaan beres. Kalo performance kita selama ini bagus-bagus aja pasti akan lebih gampang sih negonya.
Atau mungkin nego kerja dari rumah seminggu sekali atau 2 minggu sekali. Lumayan banget loh ada 1 hari di rumah sama anak dan nggak perlu melintasi kemacetan, lumayan membayar hari-hari yang dihabiskan di jalan.
Dalam negosiasi itu kalo memang nggak boleh, mungkin kamu bisa menawarkan kompensasi yang lebih kecil? Misalnya dikurangin gajinya yang pentinng kamu bisa mendapatkan fleksibilitas yang kamu cari itu. Kebanyakan mommies yang aku tau mau-mau aja nurunin gaji demi bisa punya waktu lebih untuk keluarga. Lagipula kan walaupun gaji lebih kecil tapi harusnya costnya juga lebih kecil karena nggak perlu ngeluarin ongkos dan makan siang.

Kalo memang hal-hal tersebut nggak bisa didapatkan ya mau nggak mau harus mulai mikirin solusi untuk nanti ya. Mungkin cari sekolah yang ada antar jemput? Atau ya cari kerja di daerah yang lebih dekat dan mulai bisnis kecil-kecilan dari sekarang. Kalo nggak ada kepikiran bisnis? Tertarik untuk coba MLM nggak? Baca deh artikelnya Nadia Meutia di Mommies Daily yang penghasilannya udah sampe 3 digit!

Hidden Content

[Hanzky]

@Hidden Content

Duh maaf yaa ini baru dibalas. Semoga udah nggak stress lagi ya Hidden Content . Jadi gimana keputusannya?

Kalo memang belum ada keinginan atau keberanian untuk bisnis sendiri, kenapa nggak embrace the new challenge aja? Siapa tau dengan belajar hal-hal baru tentang akuntansi, ada proyek baru itu bikin kamu ngerasa tertantang dan justru suka dengan akuntansi. Dan siapa tau aja dengan adanya proyek baru itu berarti ada bonus atau naik gaji Hidden Content .

I think you should take it as a compliment sih kalo atasan kamu mau meng-upgrade skill kamu. It means he/she cares about you and want you to advance your skill, dan juga pasti karena dia nganggap kamu mampu untuk itu. Kadang orang kan memang ada yang nggak punya passion atau bisa ngikutin passionnya ya tapi pasti orang itu punya strength/skillnya sendiri-sendiri. Dan mungkin strength kamu itu di akuntansi, buktinya belajarnya nggak semangat aja bisa lulus dan kerjanya baik-baik aja selama 5 tahun ini.

Anyway, kalo menurut aku sih kalo kamu nggak bisa mencintai pekerjaan yang sekarnag sayang yah, at the very best you are just maintaining your life aja, tapi perkembangannya nggak akan exponential. Kalo memang belum berani untuk usaha sendiri kenapa nggak coba cari kerja lain? Mungkin untuk posisi yang sama tapi di industri lain atau untuk posisi yang berbeda?

Kamu kan masih muda yaa, I’m assuming you don’t have kids, yet? Nah menurut aku untuk keluar dari comfort zone itu jauh lebih gampang banget ketika kita belum punya anak, belum ada tanggungan ini itu, apalagi kan masih muda. If all else fails toh bisa balik kerja lagi. Tapi yang paling penting kan you’ve tried and don’t have to live in the ‘what if’ scenario.

Apalagi sebenernya kalo mau bisnis juga udah ada idenya dan keahliannya, so all you gotta do is start and execute Hidden Content

- - - Updated - - -

@Hidden Content

Tipsnya, you have to work harder..Hidden Content . Ya pasti lah yaa, namanya juga udah kerja kantoran, urus keluarga di tambah lagi ada bisnis yang harus dijalanin. Pastinya harus ada yang dikorbanin kan. Misalnya:
- Less sleep
- Nggak ada me-time (dinner atau weekend sama teman-teman harus dikurangin)
- Pinter-pinter cari momen untuk nyelesain kerjaan, baik kerjaan kantor atau online shop. Misalnya lunch di kantor aja.
- Invest in gadget supaya bisa tetep kerja dari jalan. Misalnyaa paket data supaya bisa tethering, atau beli bolt atau beli tablet dan hal-hal yang memudahkan
- Terus harus bisa susun prioritas sih dan apa yang bisa didelegasikan ya nggak usah dikerjain sendiri. Lakukan apa-apa online, misalnya untuk cari kado, belanja grocery dan lain-lain.
- Take care of yourself. Olahraga dan makan sehat biar nggak gampang ambruk.
- Surround yourself with ambitious people supaya lebih semangat.

Berat sih pasti berat yaa, tapi nggak usah dipikirin, dijalanin aja. Focus on what you are going TO (misalnya mau ada extra income supaya bisa jalan-jalan sekeluarga taun depan, mau beli mobil baru, mau supaya bisa berhenti kerja dan fokus di bisnis) not what you are going THROUGH.

Good luck yaa, kalo mau dan niat pasti bisa kok, banyak-banyak berdoa supaya dimudahkan jalannya Hidden Content .

- - - Updated - - -

@Hidden Content

Ya ampun maaf banget, I can't believe I haven't replied the one that was posted in January Hidden Content . Hope you have solved the problem ya. Tapi menurut aku sih, business is business sih jadi harus tetap professional. Tapi memang kadang aku juga ngerasa sih sebagai orang yang mungkin lebih berpengalaman, memang sebaiknya bisa bantu keluarga juga kan. Mungkin ini aku aja yaa tapi aku ngerasa kadang memang punya kewajiban untuk bantu saudara sendiri. Kita dikasih kelebihan kan juga sebagai titipan yaa, dengan harapan bisa bantu orang-orang sekitar juga.

Jadi mungkin sih nggak ada salahnya kamu coba terima si sepupu ini dan kasih job descriptionnya sendiri. Tapi tetap professional ya, dalam arti ada KPInya, dia tau apa yang diharapkan dari dia/deliverablesnya apa dan konsekwensinya apa kalo dia nggak bisa melakukan itu semua. Selama dalam proses probation, ya kita bantu aja selayaknya karyawan yang lain. We want to see him succeed kan supaya bisa membantu perusahaan ini.

Nah ketika dia nggak achieve, ya udah apa boleh buat, we have to let him go sih. Ini juga akan lebih enak ke nyokap dan sodara yang lain karena memang terbukti dia nggak bisa bantu apa-apa di situ. Jadi alasannya solid. Yang penting dari awal semuanya tertulis aja dan bukti-buktinya kalo memang dia nggak achieve. Kalo quantitative akan lebih gampang sih daripada qualitative.

Hope that helps ya.

- - - Updated - - -

Iya nih @Hidden Content , beberapa bulan ini parah banget ya. Ke depannya janji deh akan lebih sering nengokin thread ini. Kalo ada ide yang berhubungan dengan Female Daily feel free untuk email aku di Hidden Content ya, siapa tau aja bisa kerjasama Hidden Content

[Hanzky]

@Hidden Content

Thank youuu udah dateng hari seminggu kemaren Hidden Content Mudah-mudahan bermanfaat ya. Iya bener memang nggak bisa leluasa nanya karena waktunya terbatas kemaren. Itu aja kemaren udah diingetin berkali-kali kalo waktunya udah abis..hihi. Apalagi kalo jelasin di panggung kan yaa kadang emang ada yang kelewatan aja. Gue juga seneng tuh ABOUT US nya, it really describes what Female Daily is all about Hidden Content .

Dulu di awal, aku ajak beberapa temen jadi kontributor sih, dan itu nggak dibayar. Kuncinya ya memang ngajak temen yang suka nulis dan bilang ke mereka kalo they have a lot to share, sayang banget kalo ilmunya cuma disimpen sendiri aja, kalo bisa kasih manfaat ke yang lain kenapa enggak kan. Jadi ya mereka seneng-seneng aja dikasih wadah untuk menulis, apalagi pembacanya memang lebih banyak daripada mereka nulis di blog sendiri. Trus karena dulu memang blognya belum menghasilkan apa-apa ya mereka sih nggak papa nggak dibayar.

Iya bener memang susah sih bentuk tim yang solid kalo orangnya keluar masuk terus, walaupun kalo orangnya itu-itu juga sampai lama menurut aku nggak bagus ya. Yang namanya bisnis perlu ada regenerasi, di beberapa tahap bisnis kadang kita memang membutuhkan orang dan skillset yang berbeda. Jadi nggak selamanya pergantian team itu berarti sesuatu yang negatif sih. Bisa jadi penggantinya jauh lebih keren Hidden Content . Tapi ya yang namanya ada pergantian biasanya di masa transisi itu agak slow. yang perlu diminimize adalah:
- Transisi dari orang lama ke orang barunya harus se-smooth mungkin. Orang lamanya nggak usah dikasih kerjaan baru supaya dia bisa kerjain yang masih gantung aja.
- Bentuk sistem yang bagus, SOP, dokumentasi dan lain-lain itu harus rapi, supaya kalo ada penggantinya dia bisa ngerti dan nerusin dengan baca SOP dan dokumentasi tersebut.

Di FD sendiri rata-rata kerjanya lama sih ya..mungkin rata-rata antara 2 tahun, which is a good range lah ya for a digital company. Dulu waktu ada yang resign sih sedih banget..hahaha..and I take it personal, tapi kalo sekarang udah lebih mengerti sih karena ya memang gitu, people come and go. Dan walaupun gue sangat berterima kasih atas kontribusi semuanya dan merasa bahwa gabungan dari kerja keras mereka lah yang bisa membawa FD ke titik ini tapi gue juga ngerasa bahwa no one is irreplacable, unless you are a truly brilliant person with outstanding attitude and work ethic who deliver A+++ performance. Not many people can fall into that category. Gue sendiri ngelihat orang-orang di kantor sebagai teman dan keluarga juga, nggak semuanya dilihat dari professional aja, so if they accept a better offer from somewhere with better opportunity, of course I’m happy for them too Hidden Content .

Revenue = Sales, uang yang dihasilkan dari penjualan. Misalnya nih, berhasil jual 2 lusin baju dengan harga 5 juta.

Nah kalo profit = income, which is untung dari penjualan. Dari 5 juta itu, berapa harga belinya? Misalnya harga beli 2 lusin baju tersebut adalah 4 juta. Berarti profit atau untungnya kita 1 juta.

Untuk jadi leader yang ok, menurut aku sih you have to LOVE what you do and you have to be CONSISTENT and show PROGRESS, that way people will believe what you are doing kalo udah bisa melihat kamu progressing dari point A ke point B Hidden Content . Of course, you have to care for their development too, harus tau mimpi-mimpinya mereka dan mengusahakan supaya mereka bisa belajar banyak dan progressing juga dengan bekerja sama kamu.

Let me know if you have more questions ya Hidden Content

[oioin]

Mba @Hidden Content , kalo kurir kira2 gaji nya brp ya? better dibayar per bulan, atau kalo ada pengiriman aja ? Aku ada plan pgn bikin delivery order makanan gitu. Cm masih ngambang utk di pengirimannya.
Thank you sblmnya ya mba Hidden Content

[sophiamega]

Aaaaaa thank you so much @Hidden Content :''D

Terjawab banget pertanyaannya. Kalau nanti ada pertanyaan lagi, pasti bakal nanya Hidden Content

[Baby k]

aaah baru tau ada thread ini , kmana ajaa gw Hidden Content
hai Hidden Content salam kenal yaa, gw sekarang lagi bercita2 banget jadi reseller ukm, yes UKM
gw punya mimpi banget untuk kita itu bisa export barang, jangan kita terus impor barang, dollar/pounds tambah tinggi kalo kita import terus
gw sudah ke smesco cuma memang belum memuaskan ya, apa pernah tau semacam komunitas ukm yang jual fashion
beberapa sudah ketemu local brand yang gw pengen banget ajakin kerjasama, sepertri kaos batik cap etc, cuma berasa kurang aja leverageya, kalo pendekatannya 1 by 1 di bazaar ( selama ini gw cari pendekatan ke bazaar ke bazaar )
sekarang gw juga lagi mencari cara supaya bisa masuk pasar us dan uk, krn memang pernah ketahan juga eksport barang ke 2 negara tsb, ternyata memang surat2nya agak ribet, lain cerita kalau penjualannya masih hitungan item
nah mungkin pernah ada masukan , atau info ,hihi
karena barang kita juga bagus2 dan harus dibanggain Hidden Content

[jolie-b]

@ Hanzky ,salam kenal yaa aku sekarang sedang proses utk jadi reseller produk superfood dan harus ganti kemasan plus private label ..kira kira profit margin yg normal berapa yah ?? 100% or less ?? Any advice ?? Thank you !!!!!

Maaf numpang posting dan tanya, apakah prosedur import itu bukannya hrs punya 'channel' di bea dan cukai? Atau via forwarder/ekspedisi yg kenal dgn pejabat bea dan cukai? Jika tidak, kemungkinan besar barang kita di ekspor balik ke negara asal. Saya baca forum di web tetangga, byk kasus demikian sehingga saya tdk berani belanja online di luar negeri utk import barang. Mohon tanggapan. Terima kasih.